MOROTAI, BEREDUKASI.Com — MENTERI Kominfo, Rudiantara baru saja melakukan kunjungan kerja ke Ternate dan dilanjutkan ke Morotai pada hari Rabu (2/1/19).
“Ini menunjukkan saling komplimen (melengkapi) antara operator dengan BAKTI (Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi). Operator kebanyakan fokus pada daerah yang feasible secara bisnis. Sedangkan BAKTI fokus pada daerah yang tidak feasible secara bisnis,” ujar Rudiantara, sesaat setelah menjajal “video call” di Morotai.
Ia menjelaskan bahwa BAKTI memiliki otoritas untuk membangun infrastruktur telekomunikasi di 122 Kabupaten yang tidak fisibel secara bisnis. Agar kebutuhan masyarakat tetap terlayani.
Fase pembangunan proyek Palapa Ring Paket Tengah. Telah rampung dan telah beroperasi secara Komersial atau COD (Commercial Operation Date) per tanggal 21 Desember 2018. Hal ini ditandai dengan penerimaan Fasilitas Proyek Palaparing Paket Tengah oleh Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI), Anang Latif yang dilakukan di Kantor Pusat BAKTI Jakarta, Jumat (21/12/18).
Direktur Utama PT Len Telekomunikasi Indonesia, R.W. Pantja Gelora mengatakan, “Dengan beroperasinya Palapa Ring Paket Tengah, 17 Kota dan Kabupaten di Indonesia Bagian Tengah. Dapat segera menikmati jaringan pita lebar. Ini merupakan upaya pemerintah dalam mewujudkan Nawacita ke-3”.
Hadir dalam acara kunjungan kerja di Morotai, Bupati Pulau Morotai Benny Laos, Asdep PISM KBUMN Yuni Suryanto, Direktur Operasi II Len Industri Adi Sufiadi Yusuf, Direktur Keuangan dan SDM Len Industri Priadi Ekatama Sahari, serta Komisaris Len Industri WA Nugroho. Serta hadir pula dalam acara COD sebelumnya yaitu Aswan Hamonangan, Direktur Teknik & Operasi PT LTI, Ilham Nugraha, Kepala Divisi Operasi & Pemeliharaan PT LTI, serta Feriandi Mirza, Kepala Divisi Infrastruktur Backbone BAKTI. PT Len Telekomunikasi Indonesia (PT LTI) adalah Badan Usaha Pelaksana (BUP) pembangunan dan pengelola Palapa Ring Paket Tengah. Berdasarkan Perjanjian Kerjasama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI tahun 2016. PT LTI merupakan salasatu anak perusahaan plat merah asal Bandung, PT Len Industri (Persero).
“Proyek ini menggunakan skema availability payment yaitu Pemerintah atau Kominfo baru memulai pembayaran penggantian modal milik investor dalam proyek itu setelah proyek beroperasi. Terimakasih juga kepada PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero), PT Surveyor Indonesia (Persero). Serta BNI, IIF dan SMI selaku “landers” yang selalu mendukung kita selama ini,” imbuh Pantja.
Bulan Oktober 2018 lalu, BAKTI menyatakan Palapa Ring Paket Tengah diminati 23 Perusahaan Operator Telekomunikasi. Diantaranya oleh Telkom, Telkomsel dan Moratelindo. Terdapat lima ruas dengan dua di antaranya yang tidak terhubung dengan kabel laut. Sebelumnya, uji coba telah dilakukan per bagian ruas maupun secara keseluruhan ruas.
Proyek Palapa Ring Paket Tengah senilai sekitar Rp.1,38 triliun. Saat ini telah menghubungkan 1.326,22 Km kabel darat dan 1.787,06 Km lebih panjang dari rencana pembangunan, melalui 17 Kabupaten di Indonesia Bagian Tengah yakni di Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Maluku Utara.
Palapa Ring merupakan proyek infrastruktur tulang punggung jaringan telekomunikasi broadband (pita lebar). Berupa pembangunan serat optik yang membentang ke seluruh Indonesia yang dibangun oleh operator telekomunikasi dan sebagian dibangun oleh pemerintah. (Red)