Bandung, BEREDUKASI.Com — Perkembangan zaman selalu ditandai dengan kemajuan teknologi yang memaksa segala aspek di dunia turut berbuah mengikuti arus. Tujuannya sangat sederhana agar tetap bertahan di setiap generasinya.
Jurnalistik menjadi salasatu bidang yang turut terkena imbas akan kepesatan perubahan teknologi. Peran Jurnalistik sendiri dalam lingkup masyarakat ialah sebagai sumber dimana berbagai informasi dapat diperoleh secara aktual dan faktual.
Saluran penyampain informasi sangat beragam, diantaranya Media cetak (Koran, Majalah dan Tabloid), Media Elektonik (Televisi, Radio) dan Media Hyper (Internet dengan media sosial dan lain sebagainya).
Kegiatan Jurnalistik dapat dilakukan oleh siapa saja, termasuk Mahasiswa dalam ranah Pers Kampus. Begitu juga yang dilakukan Pers Mahasiswa Birama Universitas Komputer Indonesia. Yang berusaha meningkatkan kesadaran bahwa menghadapi Era Digital memerlukan ilmu, pemahaman dan praktik yang matang.
Melalui Seminar Jurnalistik yang dilaksanakan pada hari Senin, (22/10/18) bertempat di Auditorium Miracle UNIKOM Jl. Dipatiukur Bandung. Dengan mengangkat tema “Broken News” yang menekankan pada sulitnya menyaring atau memilah berita dan informasi terpercaya di Era Digital ini.
Pemateri dalam acara bertajuk “Broken News” ini, diantaranya Redaktur Radar Bandung, Ferry Prakosa, News Anchor liputan 6 SCTV, Reza Ramadhansyah dan Wakil Ketua PWI kota Bandung, Asep Budianto.
Ditengah kemajuan teknologi dan informasi sekarang ini, banyak masyarakat yang melakukan kegiatan jurnalistik menyerupai wartawan dengan mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, dan mengolah. Serta menyampaikan informasi ini dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.
Selama informasi atau berita yang disampaikan masyarakat, melalui media sosial itu benar. Dan dapat dipertanggung jawabkan. Serta tidak menimbulkan kerugian seseorang atau pihak lain, itu tidak masalah. Namun jika informasi itu merugikan, maka cara penyelesaian hukumnya berbeda dengan wartawan.
Masyarakat umum dapat saja dilaporkan oleh pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan itu ke kepolisian. Sementara jika ada pihak yang dirugikan atas pemberitaan oleh wartawan, penyelesaiannya dapat melalui hak jawab atau di mediasi oleh Dewan Pers terlebih dahulu.
“Untuk itu dihimbau bagi masyarakat, agar lebih berhati-hati dalam menyampaikan informasi atau berita. Sebaiknya masyarakat tidak asal memberitakan dan setiap informasi hendaknya dicek terlebih dahulu kebenarannya,” jelas Asep Budianto, salasatu Pemateri yang juga seorang lawyer ini.
Pers Mahasiswa Birama menggandeng Praktisi-praktisi yang berpengalaman di bidangnya untuk menginformasi, mengedukasi dan memberikan bekal pemahaman ilmu Jurnalistik yang bermanfaat bagi calon-calon Jurnalis di masa mendatang.
Dalam pemaparannya Amalia Kaskita, selaku Ketua Pelaksana mengatakan bahwa, “Aku ingin memberi wadah untuk generasi masa kini. Terutama kepada remaja yang memang mudah terpicu terhadap pemberitaan dan informasi yang kebenarannya belum diketahui. Untuk menjadikan kita semua menjadi pembaca yang teliti dan cerdas”.
Sementara Pemimpin Umum Pers Mahasiswa Birama, Aprina Br Sembiring, mengutarakan harapannya mengenai Seminar Junalistik “Broken News” ini.
“Harapannya bisa menjadi permulaan yang baik untuk para panitia maupun peserta yang menghadiri acara ini. Dimana dengan diadakannya acara ini, setiap orang bisa lebih bijak lagi dalam menyaring pemberitaan pemberitaan yang mereka lihat/dengar. Tidak hanya menjadi konsumen tetapi juga jadi pengamat yang baik,” jelas Aprina Br Sembiring.
Guna menciptakan keselerasan antar kemajuan dengan zaman. Maka kriteria tenaga yang dibutuhkan dalam bidang Jurnalistik, harus mampu menyesuaikan. Dengan begini maka setiap Jurnalis akan mampu bersaing dan bertahan dalam perkembangan Teknologi dan Era yang terjadi. (Anur)