Jakarta, BEREDUKASI.Com — AGAR bisa bersaing tidak hanya sesama TV free to air, juga YouTube dan media sosial lainnya.
TVRI yang semula tidak dilirik kaum milenial, kini jadi TV Alternatif. Semua itu karena ragam acaranya sudah kompetitif dengan Stasiun TV Swasta.
“Padahal anggaran kami seperempat dari Stasiun TV Swasta. Kalau anggaran kita sama dengan TV Swasta, kami akan membuat program yang lebih berkualitas dari yang ada selama ini,” ujar Helmi Yahya Direktur Utama TVRI, saat peluncuran Studio Star di Paparon Piza di komplek TVRI pusat Senayan Jumat (26/10/18).
TVRI kembali membuat gebrakan baru untuk meraih hati para milenial dan pemirsa setianya. Televisi milik pemerintah ini, membuat program yang dikemas dalam ajang pencarian bakat bagi para musisi.
Menurut Helmi, musisi yang boleh tampil adalah pemula, bisa solo, duet, trio hingga grup band.
Program ini diadakan untuk memberikan kesempatan kepada para musisi baru yang selama ini sulit mendapatkan tempat untuk konser di Televisi Swasta.
“Jangankan musisi baru, musisi lama juga susah. Karena itu, TVRI selaku TV Publik yang memiliki acara budaya dan hiburan, mereka kami berikan tempat,” ujar Helmi
Helmi menjelaskan, konsep kompetisi yang setiap malamnya akan menghadirkan para komentator dan memberikan masukan kepada Finalis. Serta setiap malamnya akan ada selalu pemenang di setiap episodenya.
Selain itu, para musisi berkesempatan diundang di Program Unggulan TVRI lainnya. Program ini hadir setiap Senin hingga Jumat dan tayang sejak pukul 21.30 WIB dengan nama program “Studio of Stars”. Dengan menggandeng Paparons dan Amigos.
“Ini merupakan sumbangsih TVRI kepada dunia musik Indonesia. Musisi siapa saja dan dari mana saja boleh ikut, termasuk penyanyi jalanan, penyanyi kafe, band kampus, band SMA sampai sekolah-sekolah musik,” ungkapnya.
Untuk pemenang dari ajang pencarian bakat ini, Helmi tak menjanjikan muluk-muluk. Sebab, TVRI hanya menyediakan wadah bagi musisi yang ingin perform.
“Karena anak-anak itu tidak punya tempat untuk perform. Kami tidak menjanjikan dan me-manage mereka. Sekarang kan banyak orang butuh tempat untuk tampil dilihat masyarakat dan di sini tempatnya,” pungkas Helmi Yahya. (Boeyil)