Bandung, BEREDUKASI.Com — DEMI membangun kemandirian dan saling menjaga satu sama lain. Kota Bandung meluncurkan program “Walk and Bike to School” atau dalam bahasa Sunda berarti “Mapah sareng Sapedah ka Sakola”. Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menggagas program tersebut juga sebagai upaya menggurangi kemacetan di Kota Bandung.
Wali Kota Bandung, Oded M. Danial dan Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana mengawali program ini. Dengan berjalan bersama sejumlah siswa dari Taman Cikapayang Dago menuju Balai Kota Bandung, Jumat (23/11/18).
Sambil berjalan, para siswa mengampanyekan program ini. Mereka memegang papan bertuliskan ajakan kepada masyarakat, khususnya siswa sekolah untuk membudayakan berjalan kaki menuju sekolah.
Sejumlah ajakan tersebut di antaranya, “Trotoar Kanggo nu Mapah”, “Kids Zaman Now Meuntas Jalan di Zebra Cross”, “Upami Nyapedah Kedah Taat Aturan Lalu Lintas” dan hastag #mapahkasakola #nyapedahkasakola #pelajarberanimandiri.
Wali kota mengapresiasi sekolah dan para siswa yang telah melakukan hal tersebut. Pasalnya sebagai generasi milenial, perlu memberikan pengaruh dan ajakan yang bermanfaat salah satunya berjalan kaki atau bersepeda ke sekolah.
“Beberapa program mengatasi kemacetan di Bandung itu dengan kegiatan “walk and bike to school”,” katanya.
Wali kota pun mengimbau kepada orangtua maupun guru sebagai pendidik. Agar memberikan pembelajaran yang lebih maksimal, baik itu di sekolah maupun di rumah.
“Agenda program ini mohon kepada orangtua dan guru terus menyosiaslisasikannya kepada masyarakat,” pintanya.
Ia pun mengimbau kepada pihak sekolah untuk memberikan arahan. Bahkan sanksi kepada siswa yang membawa kendaraan bermotor tetapi belum memenuhi syarat umur.
“Anak yang pakai motor padahal belum cukup umur, belum punya SIM dan suratnya tidak lengkap, tolong telusuri. Jika terdapat yang seperti itu, mohon diberikan arahan bahkan sanksi agar mereka paham pentingnya keselamatan di jalan,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung, Didi Ruswandi menyampaikan. Sebanyak 50 sekolah telah melaksanakan program “walk to school”. Dari jumlah tersebut, sebanyak 30 di antaranya sudah melakukan setiap hari. Sisanya, 20 sekolah masih dalam tahap sosialisasi.
“Kalau harian itu 30 sekolah yang sudah melakukan. Sisanya 20, ada rencana kita itu cari tempat “drop out” nya dulu. Kemudian persiapannya dan juga beberapa orang tua belum yakin anaknya untuk melakukan “walk to school”,” kata Didi.
“Sedangkan untuk bike to school sudah sebanyak 78 SMP yang melaksanakannya. Kebanyakan daerah itu Bandung Selatan. Ada juga di Ujungberung dan daerah Babakan Ciparay,” katanya.
Menurut Didi, dengan program pembangunan SDG (Sustainable Development Goals). Agenda pembangunan dunia yang bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat. Sehingga transportasinya juga harus lebih baik. Ini bisa mengurangi kemacetan dan juga menyiapkan generasi yang kuat.
Sedangkan Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung, Elih Sudiapermana mengatakan, dengan bersepeda dan berjalan kaki, maka anak menjadi peduli lingkungan, sehingga menghasilkan kota yang nyaman.
“Mereka harus berkontribusi antara lain ke sekolah itu nggak dengan menggunakan kendaraan. Maka bersepeda dan jalan kaki. Ini melatih kedisiplinan artinya tepat waktu untuk ke sekolah,” katanya.
Membiasakan berolahraga, lanjutnya, bisa menjaga fisik dan mental. Sehingga lebih segar dan siap untuk lakukan pembelajaran. “Tentu hal lainya akan berkembang dengan kebiasaan-kebiasaan baik dengan kerjasama dan toleransi,” tambahnya. (Red)