Bandung, BEREDUKASI.Com — KESADARAN mengenai lingkungan adalah hal yang sangat penting. Mengingat bahwa tingginya pertambahan dan perkembangan penduduk, baik di tingkat Regional maupun Nasional, mengakibatkan bertambahnya kebutuhan dalam hal perumahan, pemukiman, pendidikan, lahan usaha, industri termasuk industri pariwisata. Begitupun dengan percepatan pembangunan di berbagai sektor, tentu akan berdampak terhadap lingkungan.
Pada dasarnya aktivitas pembangunan yang dilakukan dalam berbagai bentuk usaha atau kegiatan. Akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Dampak-dampak terhadap lingkungan tersebut, meliputi kerusakan lingkungan dan hutan yang mengakibatkan bencana longsor, banjir, permasalahan sampah dan sebagainya.
Seiring tingginya pertambahan dan perkembangan penduduk. Serta dampak yang diakibatkannya, perlu diterapkan aksi untuk mengatasi permasalahan lingkungan yang dihadapi dewasa ini. Berangkat dari hal tersebut munculah “Citarum Akademi”.
Sukarelawan dari Citarum Akademi, Mastok Setyanto mengungkapkan, “Bahwa Citarum Akademi, merupakan wadah ekspresi generasi milennial yang menerapkan kaidah konservasi. Dengan prinsip berkelanjutan dan berwawasan bela negara. Melalui pembangunan lingkungan, sebagai bentuk kecintaan generasi muda Indonesia untuk mengabdi kepada tanah air.
“Dengan diterapkannya prinsip berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Dalam proses pelaksanaan pembangunan, dampak terhadap lingkungan yang diakibatkan oleh berbagai aktivitas pembangunan tersebut. Dianalisis sejak awal, sehingga langkah pengendalian dampak negatif dan pengembangan dampak positif dapat disiapkan sedini mungkin,” jelasnya.
Perangkat atau instrumen yang dapat digunakan untuk melakukan hal tersebut. Merupakan salasatu syarat mutlak dengan kaidah-kaidah konservasi.
“Proses perbaikan kondisi ini, tidak hanya harus dilakukan melalui pembangunan dari sisi fisiknya saja. Tetapi pada sisi morilnya pun perlu dilakukan. Penyadaran masyarakat akan pentingnya keseimbangan alam adalah sala satu bagian dari proses pemulihan yang terstruktur. Peningkatan pengetahuan masyarakat tentang lingkungan hidup dan pengelolaannya. Dapat dilakukan melalui beberapa cara, baik langsung maupun tidak langsung,” tambah Mastok.
Demikian “Citarum Akademi” memberi solusi lingkungan kepada masyarakat. Akan pentingnya konservasi dan pembelajaran sejak dini. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dan perubahan pola pikir. Tentang lingkungan yang berkelanjutan, sehingga terjaganya sumber daya alam seperti kualitas air, udara dan lahan yang saat ini terus menurun.
“Adapun “Citarum Akademi”, fokus pada budidaya tanaman bambu. Karena tanaman bambu, secara umum sangat efektif untuk reboisasi wilayah hutan terbuka atau gundul akibat penebangan. Disamping itu akar bambu, selain sebagai penahan erosi. Juga berguna mencegah bahaya kebanjiran dan dapat berperan dalam menangani limbah beracun. Akibat keracunan merkuri dengan cara menyaring air yang terkena limbah tersebut, melalui serabut-serabut akarnya. Dan akar bambu juga mampu melakukan penampungan mata air, sehingga bermanfaat sebagai sumber penyediaan air sumur,” terangnya.
Fakta di lapangan, sumber ketahanan pangan dan sandang. Dapat dihasilkan dari bambu. Pada era tahun 1970-1985, tiga Pabrik Kertas yang berlokasi di Jawa : 1. PK Padalarang, 2. PK Blabak Magelang dan 3. PK Basuki Rahmat di Banyuwangi, Jawa Timur. Mampu menyumbang 138 ribu ton Kertas untuk diekspor. Pada tahun ini, “Citarum Akademi” akan mulai mengembangkan bambu secara intensif dari hulu sampai hilir. Fokus tahun ini adalah mengkonservasi lahan-lahan seluas 47 ribu hektar yang tersebar di 10 Kabupaten dinyatakan sangat kritis di Jawa Barat ini.
Lahan-lahan seluas 47 ribu hektar tersebut, penanganan aliran sungai akan bekerjasama dengan instansi dan lembaga terbaik. Untuk mendukung Instruksi Presiden No. 15 Tahun 2018, tentang percepatan pengendalian dan kerusakan daerah aliran sungai Citarum.
Terkait dengan RPJM 3 (2015-2019), memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang. Dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian. Berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas kemampuan IPTEK yang terus meningkat.
Sehubungan dengan RPJM 4 (2020-2025), mewujudkan masyarakat Indonesia mandiri, maju, adil dan makmur. Melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan pembangunan struktur perekonomian yang kokoh. Berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh SDM berkualitas dan berdaya saing.
Arah kebijakan dan strategi Nasional antara lain, peningkatan kedaulatan pangan, kedaulatan energi, pelestarian sumber daya alam, lingkungan hidup dan bencana, pengembangan ekonomi maritim dan kelautan, sektor keuangan dan penguatan kapasitas fiskal negara.
“Citarum Akademi” diharapkan ke depan. Dapat dijadikan wadah untuk pembelajaran ekologi yang berkelanjutan dengan prinsip-prinsip konservasi. Sebagai gerbang untuk menuju arahan Strategi Nasional,” tutup Mastok siang itu. (Tiwi Kasavela)