By 
Bandung, BEREDUKASI.Com — TERUS berjuang dan tetap semangat, itulah motto dari pemuda Sumba yang lahir di Kambajawa, 28 Oktober 1995. Hendrik Hapu Hinggiranja namanya.
Ketika duduk di bangku SMA, Hendrik pernah lolos dalam kegiatan Forum Pemimpin Muda Nasional tahun 2014. Dan berkesempatan belajar dan bertukar pikiran dengan Perwakilan Forum Pemimpin Muda Nasional Se-Indonesia dan mendapatkan Beasiswa S1 afirmasi dikti 3T mewakili Kabupaten Sumba Timur untuk berkuliah di Universitas Negeri.
Lalu apa hobi dari pemuda ini……?
“Saya memiliki banyak hobi, mulai dari membaca, karena membaca adalah jendela dunia. Dengan membaca kita tidak perlu jauh-jauh pergi ke suatu tempat. Tetapi kita bisa mengimajinasikan dalam pikiran setiap kali kita membaca,” terang penyuka warna hitam dan kuning.
Penfavorit bakso dan soto ini juga mengaku, bahwa ia menggemari dunia fotografi dan video editing. Sebab ia menyenangi sesuatu yang berbau visual dan penasaran dengan hal tersebut.
“Adapun harapan saya kedepan adalah ingin mendapatkan Beasiswa S2. Agar bisa memantapkan pendidikan di Indonesia Timur,” terangnya.
Disamping itu, Hendrik juga ingin menjadi Pengajar, setidaknya menjadi Dosen. Karena di daerahnya profesi seorang Dosen sangat dibutuhkan. Apalagi saat ini tingkat Pendidikan di Indonesia Timur menjadi perhatian dari pemerintah. Sehingga ia ingin melakukan sesuatu yabg bermanfaat untuk daerahnya.
“Untuk saat ini saya bergabung dalam sebuah gerakan yang mengatasnamakan gerakan Kebangsaan Indonesia Bijak yang kegiatannya berupa seminar-seminar kebangsaan. Kepada anak muda yang senang bermain sosial media, agar lebih bijak dalam bersosial media. Serta mengutamakan konten yang anti hoaks,” jelas Lulusan Universitas Pendidikan Indonesia, Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan yang telah menuntaskan kuliahnya pada bulan Oktober 2018 lalu.
Sementara untuk tokoh idola, Hendrik mengatakan bahwa ia mengidolakan sosok Ir. Soekarno. Karena ide dan pemikirannya yang luar biasa, sehingga bisa melahirkan gagasan Pancasila, yang dapat mempersatukan bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Serta ia juga menyukai gaya kepemimpinan Ir. Soekarno yang tegas dan berkharisma.
“Disamping itu yang selalu menginspriasi saya tentunya adalah kedua orangtua saya. Walaupun mereka sudah berpisah, tapi bukan berarti mereka tidak peduli. Saya selalu diberikan nasihat dan motivasi untuk terus melangkah maju ke depan,” ungkapnya.
Bagi Hendrik, hidup adalah selalu memberi dan mengingatkan kepada sesama. Karena setiap manusia mempunyai dua peluang yang sama, untuk melakukan yaitu memberi. Jika memberi tidak bisa dilakukan, maka mengingat adalah hal yang harus dilakukan.
“Hidup adalah tentang memberi dan mengingatkan,” tandas pemuda dengan tinggi 165 cm.
Adapun hal yang membuatnya selalu bersemangat dalam menjalani hidup ini. Adalah orang-orang yang ia tinggalkan di kampung halaman, kedua orangtuanya, adik-adiknya, nama keluarga besarnya, nama daerahnya. Dan ia merasa seperti memiliki tanggungjawab yang harus ia tuntaskan di Pulau Jawa. Agar ia bisa membuat keluarga bangga, dan mengangkat derajat mereka di sana.
“Saya juga mempunyai keyakinan bahwa kelak, saya bisa menjadi Putra Daerah yang berbakti pada daerah saya sendri ketika kembali,” ucapnya penuh semangat.
Saat ini, sulung dari empat bersaudara ini pun sedang berusaha mencari peluang beasiswa S2 DPM negeri. Karena ayahnya pernah berpesan, agar sekali datang dan sekali pulang. Yang berarti bahwa saat ia pulang nanti, minimal ia sudah mendapatkan gelar Magister.
“Selama empat tahun saya kuliah di Bandung. Belum pernah kembali ke tanah kelahiran saya di Pulau Sumba Nusa Tenggara Timur. Semoga saya bisa terus berproses dan meraih impian yang tengah saya upayakan,” pungkasnya optimis kala itu, saat pagi menyapa di akhir bulan Desember. (Tiwi Kasavela)
