Bandung, BEREDUKASI.COM — Memiliki target untuk membantu negara dengan menjadi pemuda produktif bekerja maupun berkarya, dan bisa menghasilkan karya nyata yang bisa dinikmati kalangan muda terutama di bidang pendidikan dan teknologi adalah harapan dari Ni Putu Amanda Gamayani yang kerap disapa “Amanda” atau Raden Amanda.
Terbukti, gadis kelahiran Pengeragoan, 17 Februari 1996 ini pernah menjadi Juara 3 Electro Open Robotic VI (Kompetisi Robot Line Follower Tingkat Nasional), pernah menjadi Top 9 Finalist in Go Green in The City 2016 Country Final Round, menyumbangkan medali Perak (setara Juara II) untuk ITB dalam ajang PIMNAS 31 yang diselenggarakan oleh Menristektikti di bidang PKM-M, sempat terlibat dalam Tim Robot KRAI ITB sebagai manajer tim yang berhasil menjadi Juara 3 dan Best Design KRI 2016 Regional II, juga Juara I dan Best Design KRI 2017 Regional II dan ada pula berbagai prestasi di bidang organisasi internal kampus.
“Saya memiliki cita-cita ingin menjadi Menteri Pendidikan RI, dengan gelar Professor. Saya juga percaya bahwa melalui pendidikanlah bangsa ini bisa maju untuk mencerdaskan kehidupannya, mensejahterakan negerinya, dan hidup damai bersama yang lainnya,” paparnya.
Amanda juga meyakini, bahwa nilai-nilai luhur nusantara Indonesia harus termuat dalam sistem pendidikan Indonesia, dengan tidak melewatkan teknologi dalam memudahkan pengajaran dan penyebaran ilmu pengetahuan.
“Saya ingin sekali menghidupkan rasa dalam setiap anak-anak bangsa, generasi Indonesia untuk bisa empati dengan alam namun bersahabat baik dengan teknologi,” terang pemilik tinggi 164 CM.
Penyuka nasi putih ditemani lauk ini juga mengatakan bahwa ia hobi membaca buku, bermain gitar, dan bertemu orang baru.
“Saya senang membaca buku karena memang dari kecil sering diajak membaca buku oleh ayah. Sementara itu bermain gitar karena memang sangat suka musik. Lalu Bertemu orang baru karena bisa berbagi berbagai hal, dan senang mendengar pengalaman-pengalaman orang lain,” jelasnya.
Pemilik motto “Apapun yang aku lakukan untuk siapa dan untuk apa, itu hanyalah persembahanku dari Hatiku” ini juga bercerita bahwa ia menyukai warna merah muda, karena melalui warna merah ia berani, dengan sedikit muda ia harap semangat muda terus mengalir dalam dirinya.
“Untuk kesibukan saya saat ini, saya sedang aktif di organisasi KMHDI dan mendapat amanah sebagai Ketua Pimpinan Daerah Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia Jawa Barat. Saya juga aktif membaca dan mereview beberapa film yang memiliki makna yang dalam. Dan sedang sibuk membuat konten untuk channel Youtube saya. Saya saat ini juga aktif ikut beberapa proyek di bidang elektro maupun IT,” ungkapnya.
Lulusan S1 ITB, Teknik Elektro ini juga tengah mengasah diri melalui organisasi dan berbagai les dan seminar untuk mempersiapkan diri di dunia kerja profesional maupun dunia pendidikan.
“Adapun tokoh idola saya adalah Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan RI. Beliau adalah sosok perempuan yang tangguh dan saya ingin bisa seperti beliau yang tetap setia dan luar biasa menjalankan perannya sebagai Ibu, sebagai Istri, dan sebagai Menteri. Saya melihat sisi feminim dan maskulin yang seimbang di dalam diri beliau. Sungguh saya sangat mengagumkan bagaimana beliau memberikan pernyataan dengan logis namun juga melibatkan emosi dan perasaan,” terangnya antusias.
Sementara itu untuk sesuatu yang selalju menginspirasinya, Amanda mengatakan bahwa buku-buku karya John Calvin Maxwell membuatnya belajar banyak hal karena sangat fokus dalam hal kepemimpinan.
“Hidup sebagai saya saat ini tidak mungkin terulang lagi, sehingga saya akan sekuat tenaga membahagiaan hidup saya ini dengan terus berbuat sebaik mungkin untuk sekitar dan negara ini. Hidup yang tidak lama dan juga tidak sebentar ini perlu dimaksimalkan dengan tetap tenang dan rasa syukur,” terangnya.
Sulung dari 3 bersaudara ini juga berkata juga mengaku bahwa ia memiliki keberanian menjalankan hidup ini karena ia meyakini bahwa semua manusia itu punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing, tidak ada manusia yang sempurna, dan manusia juga punya keterbatasan untuk memaafkan orang lain. Maka teruslah berjuang namun tetaplah waspada dalam berjuang karena berjuang tidak hanya melibatkan dirinya sendiri tapi juga untuk orang sekitarnya.
“Bagi saya hidup adalah pilihan, kecuali dua hal yakni seperti apa saya dilahirkan, sebagai perempuan, apakah saya berhidung mancung, bermata hitam, berkulit cokelat. Lalu yang kedua, di mana saya dilahirkan, di Indonesia, sebagai warga Indonesia, di Bali, bersuku Bali, di keluarga yang beragam atau dimana pun, di keluarga yang miskin maupun kaya, maka dua hal itu adalah sesuatu yang patut disyukuri, karena semua itu merupakan anugerah Tuhan yang tidak bisa dipilih,”pungkasnya malam itu. (Tiwi Kasavela)