Bandung, BEREDUKASI.COM — Memaknai kalimat Owau no ka “I” dalam bahasa Hawaii yang artinya “Aku bertanggungjawab sepenuhnya untuk hidupku sendiri”
Lindawati Sumpena,atau yang akrab disapa Linda selalu berupaya memberikan yang terbaik dalam hidupnya, termasuk mengisi aktifitasnya dengan segala sesuatu yang positif dan memiliki kontribusi yang baik untuk sesama.
“Saya berharap bisa membantu orang-orang untuk paham lebih baik bahwa diri mereka unik dan perbedaan itu bukanlah hal yang buruk,” terangnya yang lahir di Pangalengan pada Rabu tanggal 25 Januari 1996.
Lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) pada jurusan Teknik Geologi inipun bercita-cita untuk memperjuangkan hak-hak minoritas. Karena menurutnya saat ini banyak orang yang merasa paling benar dan tidak mau ada orang yang berbeda dari dirinya, Padahal manusia itu memiliki kebebasan berpikir dan memilih.
“Kesibukan saya saat ini tengah bekerja sebagai NGO di bidang pendidikan perdamaian namanya PeaceGeneration, disitu saya menjadi pelaksana program. Selain itu juga sedang merintis Komunitas Bela Indonesia (KBI) Jawa Barat bersama teman-teman dan terkadang menjadi relawan di beberapa kegiatan komunitas,” terangnya.
Penyuka warna biru dongker dan penikmat kopi sanger ini berkata bahwa ia hobi berkaraoke karena ada saat itu kita bisa menjadi diri sendiri tanpa peduli suaranya dapat dikatakan bagus atau tidak.
“Saya juga senang membaca buku sastra, bertemu dan mendengarkan cerita orang dari latar belakang yang berbeda. Saya senang jika bisa mengambil pelajaran dari apa yang orang lain ceritakan,” jelasnya.
Adapun sosok idola, Linda mengatakan bahwa ia mengagumi Shahrukh khan, karena meskipun sudah tua namun masih tetap tampan dan film-filmnya banyak mengangkat tentang “diversity”.
“Kalau dari Indonesia, saya menggemari figur Buya Husein Muhammad, seorang kiyai yang rajin menyuarakan hak-hak perempuan,” terangnya.
Adapun hal yang membuatnya senantiasa bersemangat adalah teman-teman satu kantor kantornya yang memiliki dedikasi untuk mengerjakan isu-isu perdamaian.
“Untuk saya, hidup itu tentang bagaimana kita menemukan makna dan titik mana yang bisa kita kontribusikan untuk dunia yang lebih baik,” terang sulung dari 3 bersaudara
Ia juga merasa lebih tangguh dalam hidup saat melihat bahwa dirinya lebih beruntung dari orang lain dan jika orang lain pun bisa, maka ia harus tetap berjuang tanpa banyak mengeluh.
“Terakhir, saya juga ingin menyampaikan untuk jangan takut merasa gagal, karena Thomas Alfa Edison pernah berkata bahwa ketika orang bilang dirinya sudah 100.000 kali untuk menemukan bola lampu, maka sesungguhnya ia menemukan 100.000 cara untuk membuat lampu yang kurang tepat,” tutupnya pagi itu dengan penuh semangat. (Tiwi Kasavela)