Bandung, BEREDUKASI.Com — MENYELAMI khazanah Nusantara sambil berwisata, tentunya adalah hal yang menarik dan sangat layak untuk dicoba.
Museum merupakan salasatu tempat yang pas untuk mengeksplore “sejarah” dengan cara yang menyenangkan.
Di Museum Sri Baduga Bandung yang terletak di Jl. BKR, No 185 Bandung. Yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat, melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Memiliki barang-barang peninggalan yang sarat makna dan budaya-budaya daerah di seluruh penjuru Provinsi Jawa Barat. Dan membuat antusiasme pengunjung cukup tinggi untuk mengunjungi tempat ini.
Alvi (29) salasatu pengunjung mengatakan bahwa Museum Sri Baduga Bandung. Memiliki daya tarik sehingga mengasyikan untuk dikunjungi, terbukti setiap kali berkunjung selalu banyak wisatawan yang datang.
“Saya senang berkunjung kesini, karena bisa untuk melepas penat sejenak. Sambil refreshing bisa juga belajar dan memahami hal-hal di masa lalu dengan lebih terperinci,” komentarnya.
Sementara itu Sasha (22) juga mengatakan, bahwa belajar sejarah dengan cara yang lebih mudah dan berkesan adalah dengan cara pergi ke museum.
“Ini kali ke dua saya mampir dan tetap terasa menyenangkan,” terangnya.
Mengenai sejarahnya sendiri, pembangunan gedung Museum Sri Baduga dirintis pada tahun 1974. Dengan menggunakan areal dan bangunan bekas rumah tinggal Wadana Tegallega.
Sebagian bangunan bekas Kewedanan tetap dipertahankan, sebagai cagar budaya yang difungsikan sebagai ruang perkantoran.
Untuk melengkapi kebutuhan fasilitas museum, kemudian dibangun beberapa bangunan arsitektur baru dengan model tradisional Jawa Barat. Seperti ruang pameran tetap, auditorium, dan ruang penyimpanan koleksi.
Peresmian pembangunan tahap pertama dilaksanakan pada 5 juni 1980 oleh Menteri Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia Dr, Daoed Joesoef didampingi oleh Gubernur Jawa Barat, H. Aang Kunaefi dengan nama Museum Negeri Provinsi Jawa Barat.
Sepuluh tahun kemudian tepatnya pada 1 April 1990 ditambahkan dengan nama Sri Baduga yang diambil dari salasatu nama Raja di Padjajaran (Sri Baduga Maharaja Ratu Haji di Pakwan Padjajaran Sri Sang Ratu Dewata) yang memerintah dalam kurun waktu 1482-1521 Masehi. Penamaan ini dimaksudkan, agar nama besar Raja Padjajaran ini. Dapat dikenang sepanjang masa oleh masyarakat Jawa Barat.
Pada otonomi daerah 2002 Museum Sri Baduga berubah menjadi Balai Pengelolaan Museum Sri Baduga, merupakan unit pelaksana teknis (UPT) Dinas Pariwisata dan kebudayaan Provinsi Jawa Barat.
Tugas pokok dan fungsinya adalah melaksanakan pengumpulan, perawatan, penelitian dan penyajian benda peninggalan sejarah alam dan kebudayaan Jawa Barat serta bimbingan edukatif kultural.
Adapun koleksi yang dikumpulkan sampai 2014 sebanyak 6.949 buah koleksi yang dikelompokkan kedalam sepuluh klasifikasi yakni Geologika/Geografika, Biologika, Etnografika, Arkeologika, Historika, Numismatika dan Heraldika, Filologika, Keramologika, Seni Rupa dan Teknologika.
Adapun beberapa koleksinya yaitu Tengkorak Kepala Kerbau Purba, Replika Arca Megalitik, Arca Teracota, Naskah Nahwu Shorof, Ranjang Lokcan, Gintiran, Kepeng Banten, Lukisan Kanvas Sisingaan Pakinangan.
Adapun tiket masuknya untuk anak-anak dari TK, SD dan SMP Rp. 2000,- dan untuk dewasa dari SMA, Mahasiswa, Dewasa dan Turis Asing Rp. 3.000,-.
Museum Sri Baduga buka setiap pada pukul 08.00–16.00 WIB. Kecuali hari Senin serta Libur Nasional, TUTUP. (Tiwi Kasavela)