Tasikmalaya, BEREDUKASI.Com — BEBERAPA waktu yang lalu, tersebar berita “Kisruh terjadi di lingkungan Pendidikan Kota Tasikmalaya yaitu SMAN 10 yang terkesan “Tiis Tiis Jahe”. Kasus yang menjerat dan melibatkan Kepala Sekolah yang bernama Joni Darmawan. Kasus yang mencuat di lingkungan SMAN 10 Tasikmalaya ini. Hingga merebak di media sosial Facebook. Yakni mengenai penyelewangan masalah Dana BOS dan Nepotisme”.
Ternyata ketika BEREDUKASI.Com, menyambangi SMAN 10 Tasikmalaya, pada hari Senin (18/2/19) untuk konfirmasi. Bahwa berita itu, adalah berita “HOAX” yang ditujukan di lingkungan Pendidikan Kota Tasikmalaya. Tepatnya SMAN 10 Tasikmalaya. Bahkan samasekali tidak membawa pengaruh terhadap proses belajar mengajar. Serta keharmonisan hubungan interaksi antara Staf Pengajar dengan Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Koordinator Guru, hingga Staf Tata Usaha.
Sebelumnya tersebar berita pengalokasian dana BOS (Bantuan Oprasional Sekolah) oleh Kepala Sekolah tidak transparan. Bahkan sistem Nepotisme yang melibatkan Kepsek kerap terjadi.
Kepala Sekolah SMAN 10 Tasikmalaya, Joni Darmawan didampingi Koordinator Guru, Asep Yudi serta Kasubag T.U Entin, mengakui telah beredar berita “HOAX” tersebut.
“Memang benar berita itu telah beredar dan berkembang ibarat bola liar,” ungkap Joni.
Dikatakan, pihak sekolah merasa heran dengan berkembangnya isu tersebut. Bahkan asal-usul mencuatnya berita “HOAX” yang menjatuhkan kredibilitas sekolah, terutama Kepala Sekolah masih teka teki.
“Saya sebenarnya merasa heran. Koq kenapa orang begitu percaya dengan “isu” yang belum tentu keabsahannya,” kata Joni Darmawan.
Ditambahkan, dengan dikucurkannya Dana BOS dipergunakan bagi kepentingan mutu serta kualitas pendidikan. Hal ini dibuktikan dengan membangun infrastruktur sekolah yang dianggap dapat mendorong siswa-siswi bergairah dalam belajar.
“Salasatu bukti pembangunan yaitu penyediaan Toilet. Membangun Ruangan Lab Komputer, Pembelian dan Pemeliharaan Komputer serta pembangunan lainnya,” jelas Joni.
Pengalokasian dana BOS sudah sesuai dengan aturan dan peruntukan.
“Kan… sudah jelas pos-nya. Untuk apa….!,” kata sang Kepsek.
Hal senada dibenarkan Koordinator Guru, Asep Yudi, SMAN 10 Tasikmalaya telah banyak kemajuan serta peningkatan infrastruktur. Pembenahan lingkungan bisa di lihat. Dengan telah dibenahinya beberapa akses keamanan serta fasilitas sekolah.
“Seperti pembuatan Pos Security serta pintu gerbang hingga pembatas wilayah,” ungkap Asep.
Dijelaskan dengan mencuatnya berita “HOAX” di lingkungan sekolah, itu sama sekali tidak benar.
“Saya sebagai Koordinator Guru disini, memberitahukan berita itu “HOAX” tidak benar,” tegasnya.
Berita “HOAX”” itu muncul, tambahnya, kemungkinan ada beberapa pihak yang tidak setuju dengan Prosedur Kerja yang diterapkan.
Sementara itu Kepala Sekolah mengatakan, Nepotisme yang dilakukan pihaknya, itu juga berita bohong.
“Penerimaan SDM sudah sesuai dengan kebutuhan dan keperluan sekolah. Memang benar saya memasukan dua orang yang masih saudara. Namun itu hasil dari rapat antara Wakasek, Koordinator Guru dan Kasubag T.U,” jelas Joni Darmawan.
Hal itu dibenarkan Kasubag T.U, Entin. Menurutnya, proses perekrutan SDM di lingkungan sekolah sudah sesuai dengan prosedur.
“Sebelum dilakukan perekrutan, kami mengadakan rapat intern yang melibatkan Kepsek, Wakepsek dan Koordinator Guru,” jelasnya.
Dikatakan, penerimaan kedua orang yang menempati posisi baru itu, diantaranya Staf T.U dan Security.
“Jadi perekrutan mereka sudah disetujui oleh audiens, meski keduanya masih saudara Kepsek,” tegas Entin.
Di lain pihak Koordinator Guru, Asep Yudi menjelaskan, orang–orang yang direkrut pihak sekolah adalah mereka yang dibutuhkan untuk mengisi kekosongan.
“Dan itu melalui pembahasan intern,” jelas Asep. (Budi S.Ombik)