Bandung, BEREDUKASI.Com — SEBAGAI seorang Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU), Arif Prasetya memiliki tampilan yang khas. Berbeda dari kepala dinas atau perangkat daerah lainnya yang selalu rapih dengan sepatu mengkilat, dia justru tampil menggunakan sepatu lapangan layaknya pendaki gunung.
Arif mengatakan, penampilannya ini bukan tanpa komplain, terlebih oleh rekan-rekannya sesama pejabat di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung. Dia acapkali ditegur lantaran tampil nyeleneh.
Arif mengaku sedari dulu tidak terlalu senang menggunakan sepatu kulit mengkilat dan tampak mentereng. Sepatu lapangan dengan tampilan kumel penuh debu yang justru membuatnya nyaman.
”Makanya orang banyak mempertanyakan masalah pakaian, kadang orang bilang “ngajago” (Sok Jago). Tapi memang “style” saya kaya gini, saya senang pakai sepatu lapangan kain lebih fleksible,” ucap Arif.
Keputusan Arif untuk selalu menggunakan sepatu lapangan ini, bukan tanpa alasan. Selain karena memang lebih senang, sepatu berbahan kain dan memiliki sol khusus lebih tebal dengan tekstur outsole bergerigi tersebut membuat kakinya lebih nyaman.
Hal itu mengingat disesuaikan dengan kebutuhan Arif, yang sering turun ke lapangan. Sebagai kepala DPU, dia ogah hanya berdiam diri di belakang meja yang terpaku di dalam ruangan kantornya.
”Orang lain pakai sepatu perlente kan pasti hati-hati da sayang, makanya pakai sepatu gitu kan tisoledat (terpeleset) saya mah biasa aja pakai sepatu itu,” ulasnya dengan logat bahasa Sunda-nya.
Dalam sejumlah proyek dari DPU, Arif akan selalu ikut terjun ke lapangan untuk mengontrol langsung pengerjaan. Termasuk ketika musim penghujan tiba, sejumlah titik banjir pun tak ingin hanya dia terima laporannya saja sambil duduk di atas kursi kerjanya.
“Sepatu gitu (pantopel) pasti jebol, udah berapa kali saya pasti jebol terus. Jadi enak sepatu gini (lapangan) jalan juga kalau ada banjir ya gabres-gabres saja,” imbuh pria berusia 58 tahun ini.
Karenanya, Arif selalu siap sedia ketika mendadak harus turun ke lapangan. Sekalipun baru saja mengikuti upacara atau acara kenegaraan yang sangat resmi.
“Saya selalu siapkan menyimpan cadangan,” tandasnya. (AP)