Kabupaten Bandung, BEREDUKASI.Com — POLA tanam tumpang sari yang diinisiasi oleh Dansektor Pembibitan Kolonel Inf Choirul Anam, mendapat apresiasi dari warga masyarakat penggarap.
Salasatunya adalah Suganda (46) Ketua RW 02 Kampung Pejaten Desa Tarumajaya Kec Kertasari, juga Popon (57) warga Pejaten.
“Selama satu tahun ini kami merasa terbantu dengan hadirnya Satgas Pembibitan. Sebagian warga, kami dipekerjakan di Pembibitan” ujar Suganda, Sabtu (15/6/19).
“Saat ini saya ditunjuk oleh Dansektor untuk mengkoordinir warga di tempat persemaian dan penyemaian kopi. Sekarang sedang melakukan penyemaian 600 ribu kopi untuk ditanam di musim hujan yang akan datang,” ucapnya.
Menurut Suganda, “Masyarakat yang terlibat dan dipekerjakan di sektor pembibitan mencakup 4 RW”.
“Ini sangat membantu perekonomian warga kami, apalagi kalau kopi sudah bisa dipanen,” tutur Suganda.
Hal yang sama diungkapkan oleh Popon, bahwa selama ada Satgas di wilayahnya, keadaan menjadi lebih baik.
“Hubungan kami warga disini dengan Satgas Pembibitan sangat baik. Apalagi sebagian Satgas tinggal di pemukiman warga, sudah seperti keluarga sendiri,” ungkapnya.
Sementara itu kepada awak media, Dansektor Pembibitan menyampaikan. Bahwa Satgas harus bisa menyesuaikan dengan masyarakat.
“Tugas kami merubah pola pikir dan mengajak warga untuk menjaga lingkungan. Dengan berbagai macam pola pendekatan,” jelas Dansektor.
Inilah Prajurit Siliwangi, salasatu pendekatan dengan cara “Ngadu Bako” dan tinggal disekitar warga masyarakat, sistem kekeluargaan yang diterapkannya.
“Yang terpenting apa yang Satgas lakukan adalah untuk kepentingan dan kesejahteraan warga. Dengan semboyan “Leuweung Hejo Warga Bisa Ngejo” (Hutan Hijau Warga Bisa Makan : Red),” pungkas Dansektor Pembibitan Kolonel Inf Choirul Anam. (Major Susanto, Pendam III/Siliwangi)