Kabupaten Bandung, BEREDUKASI.Com — MENJADI produktif dan mengoptimalkan waktu untuk segala hal yang positif. Adalah apa yang dilakukan oleh Devi Yulianti Wafiah yang akrab di sapa Avi.
Sebab itu, gadis yang lahir pada 9 Juni 1995 ini memiliki motto “Lakukanlah selama masih ada jarak sejengkal dengan kematian, karena setelah itu kita tak dapat melakukannya lagi”.
“Untuk hobi, saya senang membaca, menulis khususnya puisi, karena dengan menulis saya bisa mencurahkan semua emosi yang tidak dapat saya ceritakan kepada orang lain,” terang pemilik tinggi 168 Cm.
Penfavorit warna hitam, ini juga lanjut bercerita bahwa ia senang merakit alat sains. Sebagai modal untuk mengajar fisika, agar lebih menyenangkan. Melakukan penelitian bersama para siswa dan mencari tantangan untuk menyambung nafas esok hari.
“Hidup itu tak terduga banyak hal yang kita rencanakan, bisa jadi sesuai bisa pula tidak. Sebagai seseorang yang sama dengan manusia lainnya, tentu banyak harapan yang ingin diwujudkan. Dan untuk mewujudkan semua harapan tersebut, jiwa saya harus terlatih menghadapi tantangan. Yang terbaik dan terburuk darinya. Tapi dari semua harapan tersebut saya ingin bermanfaat bagi sebanyak-banyaknya makhluk Tuhan. Sesuai dengan profesi dan jalan hidup yang saya tempuh,” tandasnya.
Mengenai cita-cita, lulusan Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati ini berkata, “Bahwa ia ingin memiliki sekolah gratis untuk anak yang kurang mampu. Dimana lembaga tersebut berfokus pada pengembangan “Soft Skill” setiap siswa dan ingin punya karya yang dapat bermanfaat bagi kehidupan banyak orang”.
Adapun aktifitasnya, selain mengajar adalah tengah mengembangkan diri dalam aktifitas bisnis digital. Disamping mempersiapkan rancangan pembelajaan untuk tahun ajaran mendatang.
“Mengenai latar belakang saya sendiri, saya terlahir dari keluarga luar biasa baik menurut saya. Ayah saya adalah salasatu orang yang mengabdikan diri membawa eksis agama Islam di Desa dan ibu saya adalah ibu rumah tangga luar biasa yang serba bisa,” terang bungsu dari empat bersaudara ini.
Avi juga bercerita bahwa amanah yang di emban oleh ayahnya membuatnya dekat dengan lingkungan agama. Sesuatu hal yang patut ia syukuri. Dan meski begitu ayahnya tidak pernah memaksanya, karena dengan bijak selalu memberikan pilihan untuknya.
“Terlahir dari keluarga sederhana dengan banyak impian, membuat otak saya merancang bagaimana cara membesarkan apa yang kulakukan. Karena itu saya, melakukan banyak hal yang dapat dilakukan dan fokus membesarkan suatu hal yang menjanjikan,” tandasnya.
Mengenai tokoh idola, Avi berkata bahwa ia mengidolakan B.J Habibie, Quraish Shihab, K.H Husein Muhammad.
“Untuk inspirator saya pribadi adalah Steven Hawking, karena beliau dengan segala keterbatasan fisiknya mampu membuktikan kehebatan kecerdasanya,” jelasnya.
Adapun makna hidup bagi Avi adalah bahwa hidup lhanya sekali. Maka perjuangkan apa yang diinginkan, nikmati apa yang diperjuangkan, tersenyumlah dengan apa yang didapatkan.
“Hal yang membuat saya selalu bersemangat adalah cita-cita yang masih belum selesai. Harapan yang masih mengantri untuk diwujudkan dan orang-orang yang setia berdo’a untuk hidup saya yang lebih baik. Semua sudah cukup untuk memotivasi saya agar terus berjuang disetiap tantangan kehidupan,” pungkasnya penuh semangat. (Tiwi Kasavela).