Jakarta, BEREDUKASI.Com — SENI dan Budaya berkembang karena ada proses interaktif. Kental dengan suasana praktik membangun solidaritas untuk memperkuat jati diri.
Solidaritas tersebut tercermin pada acara pergelaran Anugerah Duta Seni Budaya Jawa Timur, yang berlangsung di Anjungan Jawa Timur, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Minggu (7/7/19).
Inilah kehadiran aparat Negara yang ditunjukkan sejumlah elemen Pimpinan Daerah, khususnya Kabupaten Trenggalek. Dalam mengelola seni dan budaya daerahnya. Hubungan mutual, simbiosis mutualisme antara para Pejabat Daerah Kabupaten Trenggalek dan masyarakatnya, nampak terjalin dengan hangat, “Guyub” dan menghibur.
Dari mulai Mantan Bupati Trenggalek yang kini menjadi Wakil Gubernur Jawa Timur, Bupati, Ketua Pengadilan, Kepala Kejaksaan, Dandim, Ketua DPRD, hingga Camat, Lurah dan Warga masyarakat Kabupaten Trenggalek, mereka hadir bersatu padu turut memeriahkan acara.
“Acara Anugerah Duta Seni ini, harus menjadi jendela untuk menyapa masyarakat. Sarana estetika kita jadikan untuk berkomunikasi dengan semua orang,” ujar Wakil Gubernur Jawa Timur, Dr. Emil Elestianto Dardak, M.Sc, menyampaikan sambutan.
Pada kesempatan tersebut, Bupati Trenggalek, H. Mochamad Nur Arifin, menyampaikan, tentang perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi. Salasatunya adalah mengoptimalisasi aset Pemda yang selama ini dinilai kurang Produktif.
“Tanah-tanah yang dikuasai pemerintah harus dikelola lebih produktif, untuk menyejahterakan masyarakat. Kita sudah melakukan lelang investasi, bagaimana tanah-tanah strategis milik Pemda menjadi lebih Produktif untuk pertumbuhan ekonomi masyarakat,” ujar Bupati.
Melalui kebijakan percepatan investasi, Nur Arifin, mengundang para investor.
“Kalau ada investor yang masuk di sektor apapun, apakah Pariwisata, “Hospitality”, Industri, Kerajinan atau Manufaktur. Silakan masuk. Kita akan kasih “Tax Holiday” (Pembebasan Pajak) selama tiga tahun pertama. Sehingga tidak perlu membayar Pajak Daerah. Kita sudah membentuk tim percepatan investasi,” ungkapnya.
Bupati termuda di Indonesia ini, kemudian menyampaikan slogan baru Kabupaten Trenggalek. Dengan sebutan “Meroket”. Slogan ini merupakan singkatan dari “Maju Ekonomi Rakyatnya, Orang dan Organisasinya Kreatif dan Ekosistem Yang Terjaga”.
“Slogan ini harus menjadi motivasi pembangunan di Trenggalek yang bermuara pada kemakmuran, kesejahteraan manusia dan lingkungan,” ujarnya.
Tidak hanya pejabat dan masyarkatnya yang kompak. Kabupaten Trenggalek juga mengirimkan para Duta Seni Terbaik dan Dedikatif. Hal ini tercermin dari empat jenis pertunjukan yang mereka garap secara serius. Berbagai elemen seni pertunjukan, seperti Penataan Gerak, Tari, Musik, Lagu serta Visual (Tata Kostum), menjadi kesatuan penampilan yang utuh.
Duta Seni Kabupatean Trenggalek, menampilkan empat karya Seni pertunjukan. Diawali penampilan tari “Bedaya Denawa Estri” dan tari “Pangiket Sinongkel”. Disusul kemudian persembahan Musik dan Lagu Campursari dengan lagu unggulan “Monggo Tindak Trenggalek” yang dengan apik dinyanyikan langsung Bupati Trenggalek, H. Mochamad Nur Arifin, beserta istri dan penyanyi bintang tamu. Apresiasi Seni dan Budaya ini, kemudian ditutup dengan pergelaran Drama Tari, “Sumilake Prahara Mustikaning Tumpuk”. (Ramadhan Panjaitan)