Bandung, BEREDUKASI.Com — PEMERINTAH Kota Bandung, melalui Dispora Kota Bandung dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Bandung mengadakan acara “Pelatihan Peran Jurnalis dan Pemuda Kota Bandung Dalam Membangun Karakter Bangsa” yang dilaksankan pada Senin-Selasa (22-23/7/2019) di Pawon Pitoe Cafe, Jl. Bungur No. 1 Bandung.
Ketua PWI Pokja Kota Bandung, Hardiansyah dalam sambutannya mengungkapkan, bahwa informasi lewat media sosial kini menjadi sarana berinteraksi bagi anak muda. Informasi yang beredar terkesan bebas dan liar, hal ini menimbulkan persoalan yang negatif, tehadap integritas anak muda. Sehingga butuh upaya mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
“Pelatihan untuk pemuda-pemudi sebagai gambaran tentang Karya Jurnalistik yang baik dan benar. Serta cara menyampaikan informasi yang baik dan benar,” ulasnya.
Hardiansyah menambahkan bahwa dalam acara ini, akan diulas pula mengenai UU No 40 tahun 1999, pemberitaan ramah anak dan teroris, undang-undang ITE dan hal-hal yang berkaitan dengan Jurnalis. Untuk menambah wawasan dan ilmu, sehingga dapat membedakan mana informasi yang benar maupun yang hoax yang bersumber dari media sosial.
“Semoga acara ini dapat turut serta memberikan kontribusi yang positif, dalam peningkatan kualitas SDM dan Indonesia. PWI kota Bandung sendiri telah beberapa kali mengadakan UKW setiap tahun yang dilaksanakan, sebagai ajang Jurnalis untuk meningkatkan kemampuannya agar Profesional dan Baik dalam penyampaian berita,” tandas Hardiansyah.
Sementara itu, Kepala Dinas Olah Raga dan Pemuda Kota Bandung, Drs. H. Eddy Marwoto, M.Si. Yang hadir untuk memerikan sambutan sekaligus membuka acara mengungkapkapan, bahwa kegiatan ini merupakan upaya konsolidasi. Dimana saat ini masyarakat tengah dibanjiri oleh informasi yang menyesatkan. Dan memecah belah bangsa, hoax menjadi ancaman bagi keutuhan bangsa dan negara hoax yang memecah masyarakat.
“Hoax temanifestasi dalam berbagai bentuk, muncul kabur antara fakta dan non fakta yang beda tipis. Hoax dikemas direkayasa dan derajatnya seperti kebenaran padahal menyesatkan realita. Hoax juga mengancam dan keutuhan negara,” ulasnya.
Eddy menambahkan bahwa dalam upaya menghamtan hoax, maka perlu ada ujung tombaknya adalah Jurnalis dan Pemuda.
“Jurnalis bukan profesi yang main-main, selain mendidik dan menghibur masyarakat. Juga mengamati sosial dan mengenai informasi yang penting. Peran dari Jurnalis sangat berkorelasi sebagai pemersatu masyarakat. Tanggung jawab Jurnalis yang teguh dan konsekuwen dengan Kode Etik akan mencegah arus hoax,” jelasnya.
Adapun peran pemuda, lanjut Eddy merupakan entitas yang vital di tengah masyarakat. Jurnalis adalah agen sosialisasi, sementara pemuda merupakan agen perubahan.
“Latihan ini untuk mempertajam Jurnalis menemukan idealisme Jurnalis. Bergerak bersama-sama untuk menangkal hoax dan harus diberantas sampai tuntas,” pungkasnya pagi itu. (Tiwi Kasavela).