Bandung, BEREDUKASI.Com — BSSN Menyelenggarakan Seminar dan Edukasi Tentang Kesadaran Keamanan Data Pribadi.
Dalam rangka meningkatkan kesadaran keamanan data pribadi, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menyelenggarakan Kampanye Literasi Keamanan Siber dengan tema Seminar dan Edukasi ke Masyarakat tentang kesadaran Kemanan Data Pribadi yang dilaksanakan di Graha Bhayangkara, Jl. Cicendo No. 29, Bandung pada Sabtu, (27/7/2019).
Acara ini dibuka oleh Direktur Proteksi Ekonomi Digital Badan Siber dan Sandi Negara, Anton Setiyawan, memaparkan tujuan dibentuknya BSSN. Untuk mewujudkan Keamanan Siber dan berkolaborasi dengan semua unsur. Khususnya dalam ruang lingkup digital.
Acara ini juga berkaitan dengan program membantu menciptakan pengamanan Keamanan Siber.
Anton juga menambahkan, bahwa Media Sosial juga, menjadi cerminan diri kita. Selain itu kita juga harus bisa berperilaku yang positif di dunia Siber.
“Acara ini juga diharapkan, tidak hanya yang ada disini saja. Tetapi bisa mengedukasi juga, khususnya di lingkungan keluarga dalam mensharing informasi,” jelas Anton.
Menurut SY. Yuliani, selaku Dosen di Universitas Widyatama menjelaskan, bahwa dalam menjelajah internet. Kita juga harus memilih internet yang sehat. Pulau Jawa menjadi pulau yang memiliki pengakses internet terbanyak di Indonesia.
Protection kemanan, menjadi penting ditengah informasi yang bertebaran, informasi yang baik dan tidak baik. Bahkan tak jarang juga, informasi yang bersifat Hoax. Tinggal bagaimana dari diri kita sendiri yang bijak dalam memilih dan memilah informasi–informasi tersebut.
“Dalam menerapkan Internet Sehat, kita perlu menghindari situs–situs yang tidak baik atau berbahaya. Dan jangan terlalu fokus dengan dunia maya,” ujar SY. Yuliani.
Yuliani juga menambahkan ada 5 Prinsip Dasar Bermedsos yaitu True, Helpful, Illegal, Necessary dan Kind yang disingkat dalam kata “THINK”.
Seiring dengan bertebarannya informasi Hoax, ia menyarankan untuk melakukan Identification & Detection yaitu dengan mengecek judul berita, URL sumber berita tersebut serta mengecek isi beritanya.
Dalam melindungi data pribadi, memerlukan kunci fisik dan kunci digital. Menurut Ketua STMIK Bina Insani, Solikin, memberikan saran bahwa setidaknya sebuah Password tidak terdiri dari angka 1 sampai 6. Karena Password dengan jenis tersebut terbilang lemah dan mudah dilacak. Pass bukan sekedar pengamanan keamanan, juga yang bernilai Currency (Ekonomik Digital). Misalnya dalam Bitcoin dan uang digital yang sekarang marak dipergunakan oleh masyarakat karena dinilai lebih efisien.
Di era sekarang, disebut juga era IoT-IoE atau Internet For Everything. Jadi segala akses sekarang melalui internet. Selain itu saat ini juga disebut sebagai Hybrid Warfare atau Perang Digital, dimana saat ini negara–negara di dunia saling berperang dalam digital.
Indonesia sendiri setiap harinya bisa menerima 3 juta ancaman–ancaman digital dari berbagai belahan dunia.
Solikin berharap, BSSN tidak hanya mengurus kemanan negara, tetapi juga keamanan digital.
Lebih dari 300 peserta hadir dalam Seminar ini, mulai dari siswa sekolah menengah, hingga masyarakat umum dari berbagai latar belakang profesi.
Dengan membawa misi menggugah dan meningkatkan kepedulian masyarakat, terkait hal-hal penting yang berhubungan dengan Keamanan Siber, serta tersampaikannya aspek-aspek dasar Keamanan Siber. BSSN berharap pengetahuan praktis yang diberikan dalam Seminar ini, dapat langsung diimplementasikan oleh para peserta. (Firda)