Jakarta, BEREDUKASI.Com — TARIAN “Timplong” dipersaksikan secara memikat. Ditarikan oleh gadis-gadis cantik dengan gestur tubuh energik, namun tetap memperlihatkan kelenturan tubuhnya sebagai wanita.
Tarian “Timplong” yang ditampilkan ini, memiliki kekuatan pada konsep. Walau dari segi tata artistik panggung, properti minim dan sederhana. Namun secara konsepsional memberi daya hidup pada suasana dramatik pertunjukan.
Berbagai elemen lainnya seperti, tata rias, kostum penari, irama gamelan, hingga tembang, semua menyatu menjadi kesatuan yang utuh sebagai pertunjukan Seni yang mempesona.
Mengawali penampilannya duta seni dari Kabupaten Nganjuk ini menampilkan tari “Maeswara Swantantra Anjuk Ladhang”. Disusul nyanyian daerah “Kidung Nyawiji” serta seni drama tari “Babad Bumi Anjuk Ladang”. Dipenghujung acara kelompok kesenian yang dipimpin langsung oleh Pasiyan, SH, MM, selaku Kepala Bidang Kebudayaan Kabupaten Nganjuk ini, menggelar kesenian “Langen Beksa Tayub”.
Tari “Maeswara Swantantra Anjuk Ladhang” menggambarkan rasa syukur atas kejayaan masyarakat Bumi Anjuk Ladhang, mendapat anugerah tanah “Perdikan” (wilayah kerajaan) pada masa Epu Sendok, Raja Mataram Hindu yang terakhir. Hal ini ditandai dengan berdirinya tugu kemenangan “Jaya Stamba”.
Melengkapi penyajian acara kesenian daerah, pemerintah Kabupaten Nganjuk juga membangun stand khusus yang memamerkan dan menjual sejumlah produk unggulan. Antara lain, kerajinan batik, sandangan, sepatu, tas, sandal serta berbagai jenis kuliner. Kegiatan ini melibatkan para penggiat usaha Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dari Kabupaten Nganjuk.
Duta seni dari Kabupaten Nganjuk di bawah pembinaan Bupati, Novi Rahman Hidayat, S.Sos., M.M. Penasehat, adalah Wakil Bupati Nganjuk, H. Marhaen Djumadi dan Sekretaris Daerah (Sekda) Nganjuk, Agus Subagyo. Penanggungjawab, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Nganjuk Drs. Supiyanto, MM, dan Pimpinan Produksi, Kepala Bidang Kebudayaan, Pasiyan, SH, MM.
Bertindak sebagai Penata Laku, Bisowarno, Penata Gerak/Tari, Delima, Ratri, dan Ani, Penata Kostum dan Penata Rias, Sri Endah, Erdi Diana dan Kristin Ratnawati, Penata Musik Sony Jatmiko, S.Pd, Penata Panggung Totok Sontro, serta didukung puluhan pengrawit, penyanyi dan penari.
Selaku Juri Pengamat Anugerah Duta Seni Budaya Jawa Timur adalah, Suryandoro, S.Sn (Praktisi dan Pengamat Seni Tradisi), Eddie Karsito (Wartawan, Penggiat Seni & Budaya), Dra. Nursilah, M. Si.(Dosen Seni Tari Universitas Negeri Jakarta), dan Catur Yudianto (Kepala Bagian Pelestarian dan Pengembangan Bidang Budaya TMII).
Anjungan Jawa Timur selanjutnya akan menampilkan duta seni dari Kabupaten Bojonegoro (28/07/2019). Agenda bulan Agustus 2019, menampilkan duta seni dari Kabupaten Kediri (04/08/2019), Kabupaten Pasuruan (18/08/2019), Paket Acara Khusus Kabupaten Lamongan (24/08/2019), dan Kabupaten Ngawi (31/08/201), sekaligus dalam rangka memperingati 1 Muharram 1441 H. (Ramadhan Panjaitan)