Purwakarta, BEREDUKASI.Com — SEMARAK Puncak Festival Hari Jadi Kabupaten Purwakarta. Memecahkan rekor melalui “Pawai Awug” Terbanyak. Dengan jumlah 2151 Tumpeng Awug.
Rekor tersebut bahkan langsung tercatat sebagai “Jumlah Awug Terbanyak” di Indonesia maupun Dunia.
Menurut Manager MURI Triyono, Rekor yang didapat tidak hanya di Indonesia. Melainkan menjadi rekor dunia “Pawai Awug” saat ini.
“Jumlah peserta pawai lebih dari 5600 orang, tapi yang kami nilai itu jumlah Tumpeng Awug yang dibawa peserta totalnya 2151. Rekor ini tidak hanya di Indonesia, tapi Dunia,” terang Triyono disela-sela kegiatan “Pawai Awug” dalam rangka Hari Jadi Purwakarta ke 188 dan Kabupaten Purwakarta ke 51, Sabtu Malam (27/7/19).
Triyono juga mengatakan, bahwa langkah yang diambil Pemkab Purwakarta ini. Patut diapresiasi, karena peduli terhadap Budaya Lokal, terutama pada Makanan Tradisional.
“Kami sangat mengapresiasi kegiatan-kegiatan seperti ini. Selain “Pawai Awug” yang diutamakan, tapi ada Kesenian dan Budaya yang di sajikan dalam pawai. Tentunya untuk dapat melestarikan kebudayaan lokal kedepannya,” imbuh Triyono kepada BEREDUKASI.Com.
Acara sendiri bukan hanya diisi dengan pemecahan rekor, tetapi seluruh masyarakat Purwakarta tumpah ruah untuk menyaksikan acara tersebut.
Bahkan sejak siang menjelang petang, ribuan masyarakat terus berdatangan. Belum lagi para peserta pawai yang menambah semarak kegiatan tersebut.
Kegiatan sendiri langsung dibuka oleh Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika yang didampingi oleh Wakil Bupati, termasuk para Muspida. Acara diawali dengan Drama Tari yang menceritakan. Tentang beras yang menjadi salasatu tema kegiatan tersebut.
Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika mengatakan, kegiatan tersebut diharapkan bisa memberi manfaat yang banyak. Khususnya bagi Pariwisata Kabupaten Purwakarta, yang berbasis Kuliner maupun Pariwisata yang lainnya.
“Kegiatan ini bisa meningkatkan “Spirit” masyarakat Purwakarta. Khususnya UMKM, terutama yang bergelut dibidang Kuliner,” kata Anne.
Selain itu dalam acara tersebut, mengingatkan kembali akan pentingnya Pertanian. Yang hari ini mulai dilupakan, terutama berkaitan dengan areal pesawahan. Selain itu memperkenalkan khasanah Citra Rasa Kuliner Tradisional.
“Awug ini kan….makanan Tradisional dan sampai hari ini. Awug itu masih di proses dengan cara yang Tradisional, belum ada alat teknologi yang bisa menggantikan proses pembuatan Awug ini,” terang mantan Mojang 1999 ini.
Bukan hanya itu, kegiatan tersebut sebagai bentuk keprihatinan dengan berkurangnya areal pesawahan. Yang sudah beralih fungsi lahan yang akan berdampak pada ketersedian pangan khususnya beras.
“Ini bagian dari untuk mengingatkan kita semua, bahwa kita harus peduli terhadap mempertahankan area-area persawahan dan pertanian,” jelasnya.
Festival itu sangat padat pengunjung, Abdul Kohar (30) salasatu pengunjung dari Babakancikao. Merasa senang melihat acara yang di gelar Pemkab Purwakarta, terlebih kepedulian pemerintah melestarikan Budaya.
“Meriah sekali acara ini, Pawai Awug dan Pagelaran Budaya. Saya bangga dengan acara yang diadakan oleh Pemerintah Purwakarta yang bisa melestarikan Kuliner Tradisionl,” ulas Abdul Kohar kepada BEREDUKASI.Com. (Wief)