By 
Garut, BEREDUKASI.Com — RUMAH milik Erwin Sutisna, warga Kampung Babakan Sari RT.06/RW.08. Desa Cipareuan, Kecamatan Cibiuk, Kabupaten Garut. Mengalami rusak berat, akibat korban terdampak gempa beberapa waktu lalu.
Selain tidak bisa dihuni lagi, temboknya juga sebagian jebol dan mengalami retak. Bahkan atap rumah nyaris ambruk.
Pihak RW.08 yang bernama Enoh tidak bisa berbuat banyak. Hanya bisa menanyakan kapan mau direnovasi.
Dari hasil pantauan BEREDUKASI.Com, Kamis (3/10/19) rumah tersebut sudah tidak berpenghuni karena dikosongkan oleh pemiliknya.
Pemiliknya pun terpaksa mengungsi ke rumah mertuanya yang terbilang sempit.
“Saya sudah melaporkan ke aparat Desa bahkan Kecamatan. Tetapi hingga kini belum ada tanggapan,” kata Erwin, sang pemilik rumah tersebut
Erwin yang untuk menopang kehidupannya sebagai tukang baso tahu yang mangkal di sekitaran daerahnya itu. Tidak mampu merenovasi karena keterbatasan biaya, yang hanya cukup untuk kehidupan sehari-harinya.
“Saya berharap melalui obrolan ini, bisa menyampaikan aspirasi ini ke tingkat Kabupaten,” pintanya.
Sementara itu di lingkungan Desa Kaur Umum, Jajang berjanji akan melaporkannya ke Kepala Desa.
“Ya…. nanti akan saya laporkan ke Kepala Desa'” katanya.
Ani Rahayu pemilik rumah yang juga istri Erwin Sutisna, hanya bisa menyayangkan sikap Aparat Desa yang hanya bisa mengambil gambar saja.
“Itu pun foto-foto, karena menengok orang sakit karena tetangga saya,” sesal Ani.
Dilain pihak, tetangga yang lokasinya berdekatan dengan tetangga korban bencana ini. Menyatakan kekhawatirannya, akan menjadi ancaman jikalau rumah itu ambruk.
“Aduh saya mah jadi was..was.. mun teu secepatna diperbaiki. Bongkahan bahan materialnya, akan menimpa rumah saya kalau ambruk,” aku Aca Miftah, tetangga korban dalam logat bahasa Sunda.
Saat ini rumah itu hanya dipasangi, beberapa bambu yang dijadikan tiang penyangga tembok retak dan atap rumah. Keretakan dinding rumah nyaris sepanjang 7 meter disetiap sudut. (Budi S. Ombik)
