Bandung, BEREDUKASI.Com — NAMANYA Dudy Supriyadi, tetapi dikalangan para sahabat dekatnya lebih sohor dengan sebutan “Ustad Dudy”. Karena memang Ustad Dudy ini, kerap memberi bimbingan di grup Pengajian “Ngabarin” yang artinya “Ngaji Bareng Wartawan/i Indonesia” Chapter Kota Bandung.
Dudy bersama istrinya, setiap hari memasak 30-50 box/bungkus Nasi Gratis.
“Alhamdulillah saya beserta istri dan keluarga, membuat Nasgrat (Nasi Gratis) ini. Dilakukan ridho lillahitaalla karena Allah SWT. Apalagi sekarang alhamdulillah, tidak sedikit ada beberapa yang suka menjadi donatur,” papar Dudy Supriyadi, yang tinggal di Komplek Bumi Panyileukan Blok.Q.4, No.5. Cibiru Bandung Timur. Dengan nomer kontak 08179208620 ini.
“Nasgrat ini dikemas menggunakan dus, dibungkus kertas ataupun menggunakan mika plastik lengkap dengan lauk dan air mineralnya,” ungkap Dudy.
Semua ini dilakukan, bermula dari keprihatinan banyaknya pedagang, pekerja keliling, pemulung dan pengamen yang lewat depan rumahnya. Dan sesekali mampir depan warungnya untuk mencari minuman bahkan makanan ringan.
“Saat saya tanya apakah belum sarapan..? Ya…saya belum sarapan, lumayan lapar dan haus Pak….! Sudah keliling tapi belum dapat pelanggan,” jelas Dudy, menceritakan pengalamannya, saat melayani seorang penjahit keliling.
Sejak itulah, tanggal 12 Oktober 2018 lalu, ia dan istrinya mencoba membuat dan memasak “Nasi Gratis” sebanyak 20 bungkus. Kemudian bertambah 30, 50 sampai 70 box/bungkus setiap harinya, terutama di hari Jumat jumlahnya bisa lebih banyak.
Dimulai dengan menggunakan Etalase kecil diatas meja reyot, bekas tempat komputer bekas kebanjiran beberapa waktu lalu. Sehingga dikhawatirkan meja tersebut roboh, karena kayu yang keropos.
Akhirnya sejumlah donatur datang, salasatunya menyediaan Etalase dilengkapi Spanduk. Sehingga terlihat lebih rapi dan bersih.
Seiring berjalannya roda kehidupan, para penerima Nasgrat juga bertambah. Bahkan ada diantara mereka yang menginginkan. Agar nasi nya lebih banyak, sehingga sarapan pagi. Diharapkan bisa menahan lapar sampai sore hari.
“Pak kalau bisa nasinya lebih banyak, biar sarapannya cukup sekali, tapi kuat sampai sore,” ucap Dudy, mengisahkan permintaan salaseorang pedagang tahu Sumedang asal Cicalengka.
Dudy juga tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih, kepada seluruh donatur yang sudah membantunya. Baik dalam bentuk uang, bahan makanan seperti beras, tahu tempe maupun dalam bentuk nasi bungkus yang sudah jadi. Sehingga sehari bisa mencapai 30-70 box/bungkus yang dapat diambil langsung oleh mereka yang ingin makan. Sementara pada Ramadhan tahun 2018 lalu Nasgrat ini, diubah polanya menjadi Tajil Gratis.
Dengan tagline “Siapapun Boleh Ambil Dan Boleh Isi”. Dudy berharap Nasi Gratis serupa, bisa tumbuh dan berkembang di tempat-tempat lainnya. Sehingga semakin banyak Nasi Gratis, semakin banyak pula orang yang tertolong untuk bisa mendapatkan nasi yang siap makan.
Harapan Dudy dengan adanya Nasi Gratis ini, bisa menjadi satu pola subsidi. Bagi mereka yang sudah tersedia makanan di rumahnya, kemudian berbagi berkah berupa menyimpan makanan di “Etalase Nasgrat”.
“Saya juga berharap, Nasgrat ini dapat berlanjut terus. Sehingga dapat memberi manfaat bagi yang memerlukan,” harap Dudy, dengan nada penuh semangat.
Pada hari Sabtu (12/10/2019) ini, “Nasgrat” sudah berjalan satu tahun. Dan dijadwalkan akan diisi dengan do’a dan makan bersama dengan para Pemulung, Pedagang dan Pekerja Keliling, Anak Yatim, para Donatur, Jurnalis dan para Tetangga terdekat. Dengan harapan antara Penerima dan Pemberi Nasi Gratis. Dapat bersilaturahmi dan bertatap muka. (SIR)