Bandung, BEREDUKASI.Com — PERINGATAN hari Sumpah Pemuda pada tiap akhir bulan Oktober. Menjadi momen peneguhan semangat anak muda Indonesia.
Pun demikian yang menjadi semangat MAARIF Institute bersama dengan Google.org dalam menggelar Creator Muda Academy (CMA).
Kegiatan CMA di Bandung yang berlangsung selama Jumat-Sabtu 25-26 Oktober di Hotel Moxy Bandung. Tak kurang 150 pelajar hadir dari beberapa kota di Jawa Barat seperti, Bandung, Garut, Sumedang, Cianjur dan lainnya.
CMA adalah wujud pemaknaan sumpah pemuda di zaman milenial hari ini. CMA adalah platform pelatihan untuk pelajar di Indonesia dalam mengasah kreatifitas dalam bentuk Video, Tulisan, Foto dan Desain Grafis.
“Melalui CMA para pelajar bisa mengekspresikan gagasannya, dalam karya yang kreatif dan positif. Disini para pelajar bisa berperan dalam memerangi berita Hoax, ujaran kebencian dan juga paham-paham radikal yang menjurus pada ekstrimisme kekerasan,” terang Abd Rohim Ghozali selaku Direktur Eksekutif MAARIF Institute.
Ancaman pemuda dan pemudi hari ini adalah banyaknya konten Hoax dan ujaran kebencian yang berakibat pada maraknya isu intoleransi dan kekerasan ekstrim bahkan terorisme.
“Anak muda punya peran penting untuk membendung arus berita palsu. Salasatunya dengan memproduksi informasi yang Valid, penting dan bermanfaat,” terang Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil yang hadir dalam acara ini.
Lebih lanjut, Kang Emil menyebut bahwa sebagai generasi Milenial yang lekat dengan gawai, anak muda bisa lebih kreatif.
“Melalui gadget, para pelajar harus bisa produktif, kreatif dan positif. Tak hanya mengkonsumsi informasi, tapi juga bisa memproduksi informasi yang bermanfaat” terang Kang Emil.
Dalam kesempatan yang sama, Irfan Amalee selaku pendiri Peace Generation juga menegaskan. Tentang pentingnya membanjiri dunia digital dengan konten-konten yang positif.
“Salasatu upaya penting dalam melawan Hoax, ujaran kebencian, intoleransi dan radikalisme adalah dengan sebanyak-banyaknya. Menyebarkan konten positif dan kece. Bentuk-bentuk propaganda kebencian mesti kita lawan dengan sikap dan perilaku empati, termasuk menyebarkannya melalui media atau ranah digital,” terangnya.
Kegiatan CMA di Bandung merupakan gelaran di kota yang ke-10. Sebelumnya kegiatan yang sama telah digelar di Jakarta, Jogjakarta, Malang, Semarang, Padang, Pontianak, Mataram, Manado dan Makassar.
Kegiatan ini merupakan kerjasama antara MAARIF Institute, Peace Generation, Love Frankie, Ruangguru dan Cameo Project. Dalam pelatihan ini, juga akan diramaikan dengan kelas Coaching Clinic bersama dengan beberapa ahli seperti, kelas menulis, kelas video dan foto, dan kelas desain grafis.
Terakhir Direktur Program MAARIF institute, Khelmy K Pribadi menyampaikan bahwa ia berharap para siswa yang terlibat dapat menjadi pionir dan inspirasi. Serta bagian dari solusi, mengetahui. Dan mencegah radikalisme serta intoleransi.
“Kami juga sangat berterimakasih, kepada Kemendikbud, Kepala Daerah dari 10 kota yang disinggahi. Atas respon positif yang diberikan juga untuk Gubernur Jawa Barat yang mensupport kegiatan ini,” tandasnya. (Tiwi Kasavela)