Bandung, BEREDUKASI.Com — PEMERINTAH Kota Bandung, terus berusaha agar seluruh warganya menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Melalui program Universal Health Coverage (UHC), Pemkot Bandung merangkul warga yang belum memiliki kepesertaan jaminan kesehatan baik swasta maupun BPJS.
Dari sekitar 2,5 juta warga Kota Bandung, terdata 98,86 persen sudah menjadi peserta JKN. Jumlah tersebut bisa diakselerasi lewat program UHC.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Rita Verita mengungkapkan, UHC merupakan program untuk melindungi masyarakat tidak mampu berobat ke rumah sakit. Sejak pertama kali bergulir pada akhir 2017 silam, kini UHC terus konsisten membantu masyarakat Kota Bandung.
“UHC itu kepesertaan JKN diperuntukan bagi masyarakat di Kota Bandung yang belum menjadi anggota JKN atau BPJS. Mereka masuk ke dalam menjadi anggota UHC,” ucap Rita usai upacara peringatan ke-55 Hari Kesehatan Nasional di Plaza Balai Kota, Jl. Wastukancana, Selasa (12/11/2019).
“Syaratnya harus ada KTP dan KK Kota Bandung. Kalau dia sakit dan tidak punya biaya pengobatan, bisa dimasukan ke dalam UHC nanti di-cover. Tetapi hanya untuk kelas 3,” jelasnya.
Selain UHC, Pemkot Bandung juga tetap siaga memberikan pelayanan kesehatan melalui program Layad Rawat. Program ini terus ditingkatkan kualitasnya, karena dinilai cukup efektif mampu menjangkau masyarakat lebih luas dan mendekatkan pelayanan.
Karenanya, Rita mengimbau kepada masyarakat Kota Bandung untuk memanfaatkan Layad Rawat yang bisa diakses melalui Cal Centre 119 atau melalui aplikasi digital. Terlebih bagi warga yang lokasinya memiliki keterbatasan akses ataupun dalam situasi gawat darurat.
“Kami melihat “Layad Rawat” ini, sangat dibutuhkan warga Kota Bandung. Terutama lansia yang memang keterbatasan untuk mengakses kesehatan,” jelasnya.
Lebih lanjut Rita mengungkapkan, Dinkes Kota Bandung memiliki banyak program kesehatan seperti Bandung Emergency Application System (BEAS), Bandung Emergency Tourism System (BETS), Bandung Medical Bike (BMBI), Ojek Makanan Balita (Omaba), Bekal Anak Sekolah Bergizi Enak Dan Murah (Beas Beureum).
Sedangkan program Kendaraan Konseling Silih Asih Juara (Kekasih Juara) bisa menjadi alternatif warga. Untuk berkonsultasi masalah kesehatan. Selain kesehatan fisik, Kekasih Juara juga turut memfasilitasi konsultasi masalah psikologis.
Layanan Kekasih Juara ini sudah siaga di Taman Dewi Sartika dan Taman Cikapayang sejak pukul 07.00 WIB sampai selesai. Setidaknya, paling lambat dalam dua minggu sekali, secara bergiliran Kekasih Juara siap melayani masyarakat di dua tempat tersebut.
“Ini adalah wadah konsultasi bagi warga. Masalah apa pun tidak hanya kesehatan, KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga), rumah tangga, sekolah bisa berkonsultasi di sana,” katanya.
“Kami siapkan Satu Tim dari berbagai ahli contohnya ada dokter jiwa, dokter umum, ahli gizi, psikolog. Termasuk petugas keagamaan, kader terlatih untuk konsultasi berhenti merokok,” imbuh Rita.
Pada momentum peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-55 ini juga Dinkes Kota Bandung mengadakan berbagai kegiatan. Diantaranya pelatihan, pembentukan dan pengukuhan Kader Peduli Kencing Manis (Madu Manis), Screening temukan Diabetes pada 1000 orang khususnya di Kecamatan Sukasari (1000 Srikandi).
Selain itu ada juga Jambore Kader Kesehatan Remaja, sekaligus Deklarasi Generasi Sehat Bebas Asap Rokok (G-Star). Serta beragam lomba seputar kesehatan lainnya. Kegiatan tersebut berlangsung hingga Puncak Acara pada 17 November mendatang. (Ris)