Bandung, BEREDUKASI.Com — INGIN berkontribusi bagi kemajuan Pendidikan Indonesia, adalah apa yang diharapkan oleh pemuda bernama Ahmad Fachrul Mutaqin atau yang sering dipanggil Arul atau Fahrul.
“Saya ingin bergelut dibidang Pendidikan sebagai Guru atau lainnya. Karena mencerdaskan kehidupan bangsa adalah salasatu citacita pada pembukaan UUD 1945. Selain itu saya juga ingin berperan bagi meratanya pendidikan di Indonesia,” tandas pemuda yang lahir di Bandung, 12 Januari 1998.
Mengutip perkataan Dosen-nya bahwa jika Pendidikan di Indonesia ingin maju yang kurikulumnya bersifat central. Maka harus ada Kurikulum berbasis Kompetensi atau Kurikulum yang menyesuaikan kemampuan daerahnya. Sehingga Level of Competent dari masing masing Kurikulumnya bisa tercapai.
“Disamping itu saya juga bercita-cita ingin menjadi manusia yang bermanfaat dan menebar kebaikan. Tentunya dalam arti yang luas, menjadi Guru yang Professional. Bagi saya Guru bukanlah sosok profesi yang ada di dalam kelas saja. Kapanpun itu dan dimanapun itu. Jika dia menebar kebaikan dan mampu membawa perubahan, terhadap lingkungnnya. Khususnya prilaku, dia adalah Guru. Dan satu hal, menebar kebaikan serta manfaat itu tidak ada batasnya. Semua kalangan semua latar belakang dan semua aspek kehidupan,” papar mahasiswa Universitas Pasundan, jurusan Pendidikan Biologi semester V.
Ditanya hobi, penfavorit warna biru dongker dan maroon ini. Berkata bahwa ia hobi Mendaki Gunung, Futsal, Public Speaking, Diskusi Ilmiah Pendidikan atau yang lainnya.
“Hobi Naik Gunung itu, sudah saya tekuni selama tiga tahun. Sementara untuk olahraga yakni Futsal memang sudah saya geluti sejak SMP kelas IX. Sementara Public Speaking karena memang saya senang melihat orang yang hebat Public Speaking-nha seperti Panji Pragiwaksono dan lainnya,” tandas penggemar makanan khas Sunda ini.
Pemilik tinggi badan 172 Cm ini juga berkata, bahwa ia tertarik di bidang pendidikan. Karena latar belakangnya berkuliah di bidang Pendidikan. Sehingga ia ikut terjun mengamati fenomena kejadian atau permasalahan yang hadir. Khususnya mengenai Pendidikan di Indonesia, agar kedepannya ia bisa terlatih memecahkan masalah yang kompleks, walaupun masih dalam skala Diskusi.
“Adapun motto hidup saya adalah “Hirup mah tong kagok, tong ngaragokan” yang artinya “Dalam menjalani hidup, jangan setengah-setengah, kita mesti totalitas, karena kesempatam hidup hanya sekali, jika kita tidak totalitas, akan sayang sekali, kita juga jangan “ngaragokan” artinya menghalangi jalan orang lain. Menghalangi rezeki orang lain, atau menghambat kerjaan orang lain. Sehingga etos kerjanya optimal, dan maksimal,” tandasnya.
Adapun kesibukan Arul belakangan ini, selain menjadi mahasiswa. Ia juga tergabung dalam anggota Himpunam Mahasiswa Biologi (HIMABIO) dan aktif di kegiatan angkatan. Serta kegiatan Duta Kampus Universitas Pasundan, selain itu juga aktif di kegiatan kajian kajian Islami di remaja mesjid Alihsan Bandung.
“Untuk prestasi yang sudah didapatkan, saat ini saya menjadi peraih beasiswa bidik misi, gratis full berkuliah selama empat tahun,” terangnya yang menjadi Juara Favorit Duta Kampus 2019, Tim PKM 2017 prodi serta TIM PHBD (Program Hibah Bina Desa) 2017.
Untuk tokoh idola, Arul berkata bahwa ia mengagumi sosok Rasulullah SAW dan BJ. Habibie, teringat pernyataan BJ Habibie yang mengatakan bahwa “Iptek harus dibarengi dengan Imtak”.
“Adapun sosok yang menginspirasi saya adalah banyak orang. Bahkan kadang seorang pemulung yang membawa anaknya juga bisa menjadi inspirasi. Dimana dari sana saya menjadi banyak bersyukur apapun keadaannya, bertarung apapun kondisinya,” tandasnya.
Anak ketiga dari empat bersaudara ini juga, mengungkapkan bahwa hidup yang ia maknai adalah bermanfaat. Bagaimanapun sebesar apapun jika ada peluang untuk menebar manfaat.
Sebagaimana ungkapan “Habluminannas hablumminallah, khoirukum manta’allamal qur’ana faallamahu,”. Sebaik-baiknya kalian adalah yang mempelajari Al Quran dan mengamalkannya.
“Yang membuat saya selalu Fight adalah kedua orangtua saya, mereka menaruh harapan yang besar terhadap saya. Dan saya tidak mau mengecewakan itu, sehingga sesulit apapun kondisi yang dihadapi jika kita yakin pasti bisa dilewati,” ulasnya.
Terakhir, Arul berkata bahwa kita perlu berusaha yang terbaik. Apapun kondisinya, kalah habis bertarung lebih terhormat. Karena sudah ikhtiar dari pada kalah sebelum bertarung.
“Selalu ada kejutan indah. Dibalik banyaknya masalah. Makanya berterimakasihlah pada masalah,” pungkasnya siang itu. (Tiwi Kasavela)