BANDUNG, BEREDUKASI.COM –– Seorang fotografer, sebaiknya tidak hanya memotret tapi juga memiliki tujuan, makna dari apa yang ia potret. Karena fotografi bukan sekedar gambar, tapi ia juga dapat menjadi sebuah media yang memiliki fungsi untuk membangun hal-hal positif. Begitulah, menurut Ari angin, Founder sekaligus Trainer “Angin Photoschool”. Karena mengacu pada hal tersebut, ia terus berdedikasi untuk memberikan nilai-nilai yang lebih dalam di dunia fotografi.
Lalu bagaimana awalnya Ari membangun sekolah foto?
“Sewaktu saya kuliah, saya sudah mengajar di Jonas Photo, sekitar 6 tahun. ketika kelasnya tutup, di tahun 2007 saya membuka kelas sendiri, karena pada saat itu banyak teman-teman saya yang ingin belajar fotografi,” ujar Ari di Universitas Maranatha ketika ia mengisi pelatihan fotografi beberapa waktu lalu.
Ari juga bercerita, bahwa dia mulai memiliki ketertarikan terhadap dunia fotografi sejak ia kuliah di jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) di STISI Bandung. kemudian karena sering memotret berbagai macam produk untuk presentasi kuliah, akhirnya memotret menjadi kegiatan yang menyenangkan, sekaligu hobi baginya.
“Fotografer itu memiliki tanggung jawab dalam memberikan dampak komunikasi kepada khalayak untuk beropini. Untuk membuat hasil foto yang baik, terkadang seorang pemotret juga harus melalukan riset. Karena mengeksekusi gambar itu mudah, tapi merancang konsep itu butuh proses panjang,” ujar pria kelahiran Kutabuluh, 19 November 1972 ini.
Ari juga mengatakan bahwa fotografi bukan hanya soal teknis. tapi juga memiliki dualisme antara hal yang positif dan negatif. Sebab, foto merupakan sesuatu yang “real” dan hal itu bisa mempengaruhi perspektif dan perasaan seseorang. Fotografi dalam implementasi yang baik juga dapat digunakan sebagai media pendidikan.
“Fotografi itu luas, bisa sebagai profesi, sarana dokumentasi, kegiatan “Wedding” dan hal lainnya. Namun tentunya fotografer yang baik juga harus memahami bahwa dengan foto ia bisa membawa perubahan dalam cara berpikir orang serta tingkah lakunya,” ujar ketua Asosiasi Profesi Fotografi Indonesia (APFI) Jawa Barat yang menjabat sejak tahun 2016 ini.
Begitupun ketika ia membangun Angin Photoscholl, ia merasa bahwa belajar fotografi yang benar bagi seseorang yang berniat menjadi profesional adalah hal yang sangat penting. terlebih saat ini, semakin banyak orang yang terjun ke dunia fotografi. Tentunya pemahaman yang baik untuk menghasilkan foto yang berkualitas adalah salah satu hal yang patut diprioritaskan.
“Angin Photoschool bagi saya juga merupakan salah satu sarana untuk melayani di bidang pendidikan, lewat pengetahuan yang jelas dan lebih sistematis. Oleh sebab itu saya juga tidak hanya mengisi pelatihan di Kota Bandung, tapi juga ke seluruh Indonesia dari Aceh sampai Papua.” Ujar Ari yang mengaku awalnya belajar fotografi secara otodidak.
Sebagaimana visi dari Angin Photoschool sendiri yaitu mengedepankan “Sharing”. Yakni ia berusaha untuk membagikan apa yang ia ketahui. Dan juga mengajak anggota dan peserta Angin Photoschool juga untuk memiliki kepedulian dalam memberikan hal-hal positif kepada sekitar.
“Selain sharing kami juga memiliki motto “Inspiring fotografi” dimana kami membangun jiwa kreatif untuk melakukan hal-hal yang baru dan berbeda. ditunjang dengan terus belajar atau “Learning”. Karena semua hal itu butuh kedisiplinan dan ilmu itu bertahap. Harus mencoba, mencari pengalaman dan tekun,” ujarnya.
Laki-laki yang memiliki motto hidup menjadi bermanfaat, belajar tidak kena waktu dan selalu menampilkan hal baru ini juga berkata, bahwa saat ini profesi fotografi sudah tersertifikasi. Dan untuk mendapatkan hal itu maka ada standar yang ditetapkan. Karenanya, jika seseorang ingin maju maka dia harus dibekali dengan teori dan praktek.
“Jika ingin belajar fotografi yang baik, tentu harus memiliki kemauan dan visi yang kuat. Belajar mengenai trend saat ini. Kemudian juga butuh pendalaman spesialisasi dan mengikuti perkembangan jaman,” tutup Ari, ketika ditanya tips untuk para fotografer pemula. (Tiwi Kasavela)