BANDUNG, BEREDUKASI.COM — Menjadi mahasiswi kedokteran pasti memiliki banyak tantangan dan juga ketelitian dalam mengikuti proses pembelajaran, itu juga yang dirasakan oleh Violla Gracia Mardiva atau yang akrab disapa “Violla”. Mahasiswi kedokteran Universitas Maranatha angkatan tahun 2016 ini mengaku, meskipun butuh belajar yang ektra namun menjadi dokter adalah cita-citanya sejak kecil.
“Ketika saya kecil setiap kali ada orang yang bertanya apa impian saya, pasti akan saya jawab ingin menjadi dokter. Meskipun pada awalnya orang tua saya menawari untuk masuk ke beberapa fakultas lain karena khawatir bidang ini terlalu berat. Namun saya merasa bahwa inilah “passion” saya. Karena saya ingin menolong banyak orang yang sakit.” Ujar Violla.
Violla juga mengatakan bahwa ia sering merasa sedih jika melihat orang-orang jalanan yang kondisi fisiknya tidak terurus, kemudian karena kotor pada akhirnya terinfeksi penyakit. Atau jika ia melihat orang-orang yang tidak mampu berobat ke rumah sakit, padahal harus segera diobati.
“Saya sadar bahwa pada dasarnya seorang dokter bukan menyembuhkan penyakit pasien, karena hanya Tuhan yang bisa menyembukan penyakit. Seorang dokter juga bukan menolong atau membantu pasien, karena semua orang bisa saling menolong dari hal kecil sekalipun.Tapi seorang dokter adalah dia yang mampu berusaha membantu untuk mengobati pasien agar sembuh dari penyakitnya” Ungkap gadis kelahiran 20 November 1998 ini.
Kedepannya Violla berencana untuk menjadi seorang dokter bedah umum, khusunya ke bidang “urologi” karena sudah lama ia tertarik dengan ginjal. Selain itu ia juga ingin lebih dalam mempelajari organ jantung, karena bagian tersebut merupakan salah satu organ yang paling penting bagi manusia.
“Semoga nantinya saya dapat menjadi dokter yang baik, yang bisa membanggakan orang tua, dan saya ingin membuktikan bahwa saya dapat melalui proses ini, menjadi dokter yang berkapasitas dan profesional.” Ungkap sulung dari dua bersaudara ini.
Selain berkuliah, ternyata Violla juga mencari banyak kesibukan lain dengan mengikuti organisasi dan kepanitiaan. Karena dia merasa dapat menambah banyak teman dan pengalaman. disamping itu untuk menghilangkan rasa jenuh ia juga sering jalan-jalan ke tempat yang hijau seperti lapangan, tempat wisata pegunungan atau juga ke pantai yang yang masih bagus dan bersih.
“Oh ya… satu sosok yang saya kagumi adalah Mama, karena dia adalah orang yang sabar, selalu menjadi pendengar yang baik. Kemudian dapat menangani semua masalah dengan tenang dan jernih. Selain itu saya juga terinspirasi dari salah satu kaka tingkat angkatan 2013, karena selain menjadi ketua angkatan kemudian menjadi wakil ketua AMSA, ia memiliki sifat yang dewasa dan nilainya selalu bagus.” Ujarnya yang juga menggemari dunia modelling.
Gadis yang memiliki motto hidup “Do the best, never give up and let God do the rest.” ini juga berharap bahawa di masa depan ia bisa membuka praktek sendiri di rumah, dan jika ada orang yang tidak mampu, ia ingin menggratiskannya. Sementara jika ia bekerja di Rumah Sakit, ia akan berusaha membantu menanggung biaya pasien yang kurang mampu, sebisanya.
“Intinya, menjadi dokter bukan hanya keinginan dan minat saya tapi juga upaya agar saya dapat memberikan manfaat kepada orang lain lewat bidang tersebut.” Ujarnya selepas mengikuti agenda kuliah di kampus Maranatha. (Tiwi Kasavela)