Jogyakarta, BEREDUKASI.Com — NAMANYA Laily Anna Diah Ardi Shinta, S.Ked atau “Laily”, adalah salasatu Mahasiswi Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM).
Selain aktif sebagai salasatu bagian dari Duta Wisata Indonesia 2017, ternyata Laily juga cukup berprestasi dalam bidang akademik.
Nyatanya, mahasiswi angakatan 2012 ini, sudah mendapatkan gelar Sarjana pada tahun 2016 dengan IPK 3,65.
Kini Laily juga tengah mempersiapkan diri untuk menempuh Ujian Nasional, agar meraih gelar Dokter.
Lalu bagaimana sih… pengalaman Laily menjadi mahasiswi Kedokteran?
“Awalnya saya sangat semangat dengan hal-hal yang baru. Tapi memang ritmenya cukup cepat, jadi kita harus banyak belajar. Selain itu jadwal juga luamayan padat dan menuntut banyak keseriusan serta keberanian. Tapi saya menikmati semua itu,” ungkapnya penuh keramahan.
Laily juga bercerita bahwa salasatu tantangan yang dirinya hadapi saat belajar, adalah ketika melaksanakan praktikum mengenai mayat atau “cadaver”. Selain itu harus banyak menghafal dan mempelajari mekanisme sistem tubuh seluruhnya. Tentunya kepandaian dalam membagi waktu, menghadapi tekanan blok ke blok dan ujian demi ujian harus dirinya hadapi.
Namun Laily selalu bersemangat, karena bidang ini, adalah hal yang ia sukai. Terutama karena Laily juga ingin menjadi Dokter yang bermanfaat untuk masyarakat.
“Memang butuh konsentrasi saat belajar, kita tidak bisa asal mengerti atau asal bisa saja. Namun harus betul-betul bisa faham, karena yang kita hadapi adalah nyawa manusia,” jelasnya.
Kedepannya Laily juga ingin menjadi Dokter Spesialisasi Kandungan. Karena dirinya tertarik dengan masalah kesehatan ibu. Dan senang dengan tantangannya saat menolong persalinan, dimana dirinya berpacu dengan waktu dan harus cepat membuat keputusan serta sigap menangani pasien.
“Saya senang dapat menjadi saksi kelahiran anak-anak di dunia. Saya merasa ikut bahagia, ketika melihat orang lain bahagia. Terutama karena suka dengan mata kuliah “family planning” yaitu tentang kesehatan ibu dan juga alat kontrasepsi. Karena saat ini, masalah memiliki banyak anak masih menjadi polemik. Apalagi angka kematian ibu masih terus melonjak. Dan salasatu pencegahannya bisa melalui KB atau “family planning,” papar Laily.
Laily gadis kelahiran Bantul, 7 Januari 1994 ini, juga selalu mengingat tujuannya yakni ingin menjadi orang yang mampu berbuat untuk orang lain. Karena dirinya, melihat saat ini kemajuan di bidang kedokteran di Indonesia. Masih belum merata, masih banyak daerah yang membutuhkan Dokter.
Terkadang Laily merasa sedih, karena sampai hari ini, masih banyak yang menjadikan kedokteran sebagai lahan bisnis. Serta mencari keuntungan. Meskipun Laily juga mengakui, bahwa tidak sedikit juga yang berjuang sepenuh hati dan hal tersebut patut diapresiasi.
“Sebenarnya Dokter adalah profesi yang luar biasa. Hebat, itulah satu kata yang melambangkannya. Tidak terbayang praktek sampai larut malam dan selalu bersabar mendengar keluhan pasien. Setiap hari berjuang untuk melayani orang yang membutuhkannya. Bahkan kadang harus mengesampingkan kondisinya dan suasana hatinya. Kepentingan dirinya menjadi nomer kesekian, demi tanggung jawab besarnya,” ungkap Laily sambil menerawang.
Kedepannya Laily berharap, bahwa dunia kedokteran akan semakin maju dan Dokter di seluruh Indonesia, tetap memegang teguh sumpah “Hipokrates” dan kesejahteraannya juga semakin baik, tanpa ada isu-isu miring yang dapat merugikan.
“Dan juga semoga para Dokter tetap tulus berbagi dan menghormati pasien layaknya saudara sendiri,” pungkasnya, kepada BEREDUKASI.Com. (Tiwi Kasavela)