Bandung, BEREDUKASI.Com — LANGKAH upaya untuk mempercepat proses Pemulihan Ekonomi yang terseok akibat pandemi COVID-19 terus dilakukan berbagai pihak.
bank bjb yang sedari awal bergerak responsif dan proaktif, terus mengambil peran untuk membantu meringankan langkah pemerintah, khususnya dalam menyokong keberhasilan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Peran itu dijalankan sesuai dengan tugas dan fungsi bank bjb selaku perbankan, sekaligus sebagai entitas penggerak dan agen perubahan nasional.
Untuk mempermudah implementasi peran dan kontribusi bank bjb dalam mensukseskan program lokomotif ini, perusahaan telah menyusun program bjb PENtas (Penguatan Ekonomi Nasional, Tangguh dan Sejahtera). Program ini didukung penuh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang diamanatkan agar dijalankan sebaik-baiknya oleh bank bjb sebagai lembaga pelaksana.
bjb PENtas berfungsi sebagai kerangka induk yang menjadi panduan sekaligus mengarahkan agar segala rupa rencana dan program Perbankan lainnya dapat selaras dengan upaya Pemulihan Ekonomi.
Pemimpin Divisi Corporate Secretary bank bjb Widi Hartoto mengatakan keberadaan program bjb PENtas ini menjadi bukti komitmen nyata perusahaan dalam memberikan dukungan penuh terhadap pemerintah untuk menangani dampak krisis akibat COVID-19 khususnya pada Sektor Ekonomi.
Langkah implementasi bjb PENtas ini termaktub dalam strategi penyaluran pembiayaan dan program-program dukungan lainnya, khususnya bagi dunia usaha.
Seperti diketahui, bank bjb dipercaya menjadi salasatu bank penerima uang simpanan pemerintah pada akhir Juli 2020 lalu. Oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), bank bjb menjadi bank pembangunan daerah (BPD) yang dipercaya mendapat jatah penempatan dana paling besar, yakni senilai Rp.2,5 triliun dengan target leverage dua kali lipat dari penyaluran.
Proses penyaluran dana PEN ini berjalan mulus sesuai rencana. bank bjb bahkan sanggup melebihi target leverage lebih dari 2 kali lipat dana PEN menjadi sebesar Rp5,3 triliun alias 106% dari target. Pencapaian melampaui target ini terjadi hanya dalam hitungan kurang dari 3 bulan penyaluran dana PEN.
Postur penyaluran Dana didistribusikan berdasarkan pipeline yang disusun sesuai bjb PENtas di mana kucuran kredit diprioritaskan bagi sektor produktif padat karya, termasuk pertanian, perburuhan, kehutanan, perdagangan besar dan eceran, serta industri pengolahan. Dari segi segmen, korporasi, komersial, dan UMKM yang seluruhnya merupakan mesin penggerak aktivitas nilai tambah perekonomian, jadi yang diutamakan.
Stimulasi keuangan juga diberikan bank bjb melalui penerbitan kebijakan restrukturisasi kredit. Relaksasi alias kelonggaran ini diberikan kepada kelompok masyarakat dan sektor usaha yang terkena dampak dari kelesuan ekonomi akibat Virus Corona, baik secara langsung, maupun tidak langsung. Kebijakan ini telah membantu ribuan debitur berjalan keluar dari himpitan ekonomi akibat pandemi.
Selain melalui fungsi intermediasi, dorongan juga diberikan dalam implementasi gugus program edukasi dan pemberdayaan lewat program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Terpadu (PESAT) milik perusahaan.
bjb PESAT merupakan program yang didesain untuk memberikan edukasi dan pendampingan kepada pelaku UMKM. Program bjb PESAT ini memiliki cakupan luas, seperti PESAT Wirausaha Baru, PESAT Kapasitas Usaha, serta PESAT Sehat & Produktif, yang seluruhnya berisikan kegiatan pelatihan, penyuluhan, dan pendampingan usaha. Pada masa pandemi Covid-19, bank bjb juga mengembangkan program PESAT dengan menghadirkan program turunan seperti SMS Inspirasi, WhatsApp Belajar, Buletin Belajar Pesat, Konsultasi Bisnis, dan Bincang Bisnis Online untuk menciptakan bibit-bibit UMKM unggulan yang siap bersaing di tengah berbagai situasi, tak terkecuali pandemi COVID-19.
Integrasi langkah bisnis perseroan di masa pandemi agar seiring dengan program bjb PENtas ini juga dapat dilihat dalam kebijakan dukungan pembiayaan infrastruktur melalui program bjb Infrastruktur Daerah (INDAH) yang diperuntukkan untuk mendorong pembangunan.
Pembiayaan infrastruktur merupakan langkah strategi yang berjalin kelindan dengan upaya pemulihan ekonomi. Pembangunan sarana dan prasarana diharapkan akan menghadirkan multiplier effect yang mendorong geliat aktivitas ekonomi, baik selama masa pembangunan melalui permintaan produk dan tenaga kerja konstruksi, maupun setelah pembangunan rampung dengan dampak berupa lebih aksesibel dan terjangkaunya harga barang dan jasa karena ongkos pengiriman yang dapat ditekan. (Ris).