Tasikmalaya, BEREDUKASI.Com — ANGGOTA Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jabar Komisi V, Ali Rasyid, menyoroti berbagai hal terkait kejadian yang tengah terjadi saat ini.
Seperti permasalah Bantuan Sosial (Bansos) Covid -19, penangan pasien Positif Covid-19 serta kenakalan Oknum Tenaga Medis yang menangani Covid-19. Serta penanganan permasalahan lainnya.
Demikian yang disampaikan anggota DPRD Provinsi Jabar Dapil Kabupaten dan Kota Tasikmalaya dari Partai Gerindra dalam Reses ke II tahun 2021.
Gelar Reses tersebut dihadiri para Tokoh Pemuda, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan Aparat Pemerintah Kelurahan Mulyasari, Kota Tasikmalaya di Rumah Makan Saung Hera Jl. Sewaka, Kota Tasikmalaya, Selasa (2/3/21).
Didepan masyarakat Mulyasari, Ali mengakui, bantuan Dana Bansos bagi terdampak Covid-19, jumlahnya cukup besar dan sudah habis.
“Ya..kucuran Dana tersebut jumlahnya besar dan seluruhnya sudah dikucurkan oleh Pemerintah,” kata Ali.
Disebutkan, para penerima bantuan tersebut tidak seluruhnya menerima. Mereka yang berhak adalah masyarakat yang sangat membutuhkan.
“Tapi kondisi di lapangan lain lagi. Justru mereka dinilai mampu malah menerima,” jelasnya.
Tetapi, tambahnya, mereka yang seharusnya berhak menerima bantuan tersebut, hanya bisa mendengar dan menyaksikan saja.
Dikatakan, pihaknya dalam pencairan Dana Bansos tersebut, didasari atas data yang diberikan oleh Aparat Pemerintah setempat.
“Mulai dari data yang dihimpun RT, RW, Kelurahan hingga Kecamatan,'” jelasnya.
Ditambahkan, Data ini kami anggap Valid karena dikirim langsung oleh petugas yang telah diberi mandat.
Sementara itu, Lurah Mulyasari, Ade Sutisna mendesak pihak terkait untuk segera memberikan kembali bantuan Covid-19.
Hal ini didasari, katanya lagi, di wilayah Mulyasari penduduknya padat dan yang terpapar virus pandemi pun banyak.
“Kami meminta bantuan kepada Anggota Dewan untuk kembali membantu masyarakat dalam hal penanganan Pandemi,” tambahnya.
Di sisi lain, Ali Rasyid mengatakan, pihaknya mengakui telah terjadi pelanggaran dalam penanganan kasus Covid-19, yang dilakukan oleh “Kenakalan” Tenaga Medis.
“Disini telah terjadi adu tawar antara Oknum Tenaga Medis dengan Pasien,” ungkapnya.
Adu tawar yang dimaksud adalah, jelas Ali, Tenaga Medis yang nakal menawarkan kepada Pasien, supaya penyakitnya dikatagorikan Covid-19.
Padahal, tambahnya, Si Pasien tersebut tidak Covid-19.
“Ya..dengan diiming-imingi sejumlah uang yang telah disiapkan, asal mau di-Covid-kan,” katanya. (Ombik).