Jakarta, BEREDUKASI.Com — GAGASAN dan nilai-nilai masyarakat Melayu Riau banyak dikekalkan dalam bentuk Karya Sastra. Hal itu antara lain kerap dipresentasikan melalui Seni Pertunjukan dalam ungkapan Pantun, Syair, Mantra, Senandung, Kayat, Hikayat dan atau Cerita Rakyat.
Khasanah kekayaan Seni Budaya Melayu Riau inilah yang kemudian dikemas dalam format Film Layar Lebar.
“Mudah-mudahan ide tersebut mampu membawa pengaruh konstruktif bagi perkembangan Perfilman Nasional. Serta pengembangan Budaya Lokal yang begitu banyak ragamnya di Indonesia,” ujar Direktur Operasional TV Budaya, *nas Tholany di acara selamatan Produksi Film Layar Lebar “Arif dan Halimah” di Anjungan Riau, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Jum’at (12/3/2021).
Hadir di acara tersebut sutradara senior, Dedi Setiadi yang dipercaya menyutradarai film ini. Hadir juga Produser dan Insiator film ini, Ramzi Umar, Kepala Anjungan Riau TMII, Dr. H. Zulfikar M.Si, M.Hum, para Pemerhati Seni Budaya, serta para Pekerja Film.
Selamatan Produksi Film Layar Lebar tersebut ditandai dengan diresmikannya pendirian TV Budaya Anjungan Riau, serta pergelaran Seni bertema “Dendang Melayu” yang disiarkan secara langsung oleh TV Budaya Stasiun Pusat Jakarta.
Sutradara Dedi Setiadi pada kesempatan tersebut kepada wartawan mengatakan, Film dapat dijadikan sebagai Laboratorium Budaya yang memberi ruang dan kesempatan bagi tumbuh-suburnya Identitas-identitas Lokal.
Pergeseran nilai dan beberapa perubahan orientasi masyarakat saat ini, menurutnya, memang sedang berlangsung sebagai konsekuensi dari proses “Percumbuan” dengan Modernitas.
“Karena itu disinilah sebenarnya pentingnya konsensus kultural secara Nasional. Yaitu menempatkan Gilm dalam wacana dominan yakni Edukatif, Kultural, dan Ekonomi-Kreatif,” kata Dedi Setiadi.
Ramzi Umar, selaku Produser dan Penggagas Film ini, menyampaikan kita tidak mungkin lagi mengunci masyarakat dan Budaya Lokal dalam kampanye Ketradisionalan. Karena kenyataannya mereka sudah menuju dan menjadi Modern dengan cara-cara Transformatif.
“Kami para Pelaku Seni Budaya di tingkat Lokal memiliki keliatan yang luar biasa dalam berdialektika, dengan perubahan orientasi kultural masyarakat. Mudah-mudahan Karya Film ini dapat menjadi ruang pertemuan dengan berbagai kebaruan zaman,” harap Ramzi Umar. (Eddie Karsito).