Bandung, BEREDUKASI.Com — WUJUD dari apresiasi diri terhadap alam adalah dengan berkarya. Dan memaksimalkan potensi yang ada.
Begitulah apa yang selalu dipegang oleh gadis kelahiran Sumedang, 19 Desember 1994 ini. Namanya Bunga Dessri Nur Ghaliyah atau yang akrab disapa Bunga.
Prestasi yang ditorehnya sudah banyak, dimulai dari menjadi Juara 1 dari kelas 1 hingga kelas 6 SD, Juara Melukis lebih dari 5 kali, Juara Cerdas Cermat Se-Kabupaten Sumedang tahun 2004-2006. Menjadi Murid Teladan Kabupaten Sumedang tahun 2005.
Disamping itu, ketika SMP tercatat selalu masuk Tiga Besar di kelas, mengikuti berbagai Karya Ilmiah, Juara di berbagai Lomba Pramuka yang prestasi tertingginya Skala Provinsi, Juara Melukis, Juara Festival Musik beberapa kali dan menjadi perwakilan Pertukaran Pelajar dalam bidang Seni Budaya.
“Saya hobi Melukis dan senang berkompetisi dalam bidang apapun. Itulah kenapa saya sering mengikuti berbagai hal dan mengeksplorasi diri,” tutur gadis yang hobi membaca buku dan menonton film yang berbau analisis ini.
Maka tidak salah lulusan dari ISBI Bandung ini, sempat mendapat Prestasi ketika kuliah. Diantaranya mengembangkan pengadopsian lagu-lagu Ketuk Tilu ke dalam Tembang Sunda Cianjuran. Penerima nilai 4 pada Resital Tugas Akhir ISBI Bandung tahun 2016, menjadi Mahasiswi Terbaik lulusan 2016, Program S1 ISBI Bandung, Juara Harapan 1 Pasanggiri Tembang Sunda Cianjuran di Kabupaten Sumedang tahun 2012, mengikuti MTQMN bidang Karya Tulis Ilmiah Skala Nasional di UI tahun 2015, Menjadi pemain Rebab Pertama dari ISBI Bandung dan menguasai berbagai alat musik.
“Saya selalu menjalani hidup dengan prinsip bahagia dan jangan putuskan hubungan dengan para leluhur. Sebagaimana yang saya ambil dari sosok ayah yang begitu saya kagumi, Gani Mulyana (Alm),” tandas Bunga.
Bagi Bunga, figur Ayah adalah sosok yang luar biasa. Dimana suatu waktu bisa menjadi sahabat dan Guru yang baik, romantis dan hebat.
“Ayah saya adalah manusia yang mencintai lingkungan dan mahluk hidup. Beliau mengajarkan kepekaan kepada terhadap apapun sejak saya kecil. Dan untuk tidak membeda-bedakan mahluk,” jelas penggemar RA Kartini ini.
Itulah kenapa mahasiswi Magister Prodi Penciptaan dan Lengkajian Seni di ISBI ini. Terus mengeluarkan hal-hal positif dalam dirinya, buah dari inspirasi yang didapatkannya.
Beberapa waktu lalu, Bunga menjadi perwakilan Gladhi Nalar ISBI Bandung di UNUD Bali tahun 2017. Dan menjadi penerima Beasiswa Unggulan ketika mengangkat tesis, tentang performa perempuan dalan Music Video “Til It Happens To You”, tentang kekerasan seksual terhadap perempuan. Dan mendapat pujian dan dukungan saat sidang proposal.
“Saya ingin membuat banyak perempuan sadar dan termotivasi. Bahwa mereka berhak mengembangkan potensi dan memberdayakan diri. Dimana perempuan juga harus diberikan pendidikan, begitupun kepada anak-anak, melalui media apapun, terutama seni,” papar Bunga.
Sulung dari lima bersaudara ini, ternyata saat ini aktif sebagai Guru Menggambar dan Melukis bagi balita, tengah melakukan riset untuk tesis yang akan disidangkan pada bulan Juli 2018, Membantu atau menjadi “asisten riset” Proses Pewarisan Seni Pertunjukan Hibah Penelitian di ISBI, Aktif dalam PPTS (Paguyuban Pamirig Tembang Sunda) Jawa Barat. Dan cabang Kota Bandung, Aktif di Komunitas Serat Pena dan Tetap memainkan alat musik Sunda yaitu Rebab. Sebagai bentuk resistensi terhadap konstruksi pelayanan perempuan dalam Karawitan Sunda.
“Saya terinspirasi dari leluhur saya kakek, buyut, hingga ke atasnya lagi yang selalu memandang dunia. Sebagai keindahan dan berkah, iklas menerima hak dan kewajiban dan tidak pernah berhenti belajar juga saling mendukung. Hidup adalah berkah dari Tuhan dan jangan di sia-siakan. Saya tergugah untuk melakukan sesuatu saat melihat banyak manusia yang tidak dimanusiakan dan banyak manusia yang tidak berperikemanusiaan. Dari sanalah saya ingin terus berjuang membuat keadaan menjadi lebih baik walaupun sedikit,” tutur penggemar Seniman Pertunjukan, Mang Koko kepada BEREDUKASU.Com, sore itu. (Tiwi Kasavela)