Bandung, BEREDUKASI.Com — MENJADI pembawa berita, tentunya tidak hanya membutuhkan kepercayan diri. Namun berproses dan berlatih, sehingga terbiasa dan tampil secara maksimal.
Kali ini BEREDUKASI.Com berkesempatan berbincang dengan Guguh Gumelar Wijaya atau yang akrab disapa Guguh. Pemuda tampan kelahiran Sukabumi, 5 Juli 1992 ini, selain tercatat pernah menjadi Finalis Mojang Jajaka Kota Bandung tahun 2014, bagian dari Putra-Putri Dirgantara 2015 dan Pemenang Persahabatan Putra Batik Nusantara.
DanTernyata ia juga merupakan pembawa berita di stasiun TVRI Jawa Barat di samping menjadi MC di berbagai event dan menjadi guru ektrakulikuler “broadcasting”.
Lantas bagaimana awalnya Guguh terjun ke dunia kepenyiaran..?
“Awalnya saat masih kuliah di UNISBA, saya diajak teman untuk menjadi narasumber di Program Radio Kampus. Setelah itu akhirnya menjadi “crew” Radio UNISBA selama satu tahun,” jawab Lulusan jurusan Hubungan Masyarakat, Universitas Islam Bandung (UNISBA) ini.
Setelah itu, Guguh mengeksplorasi bakat dan minatnya di bidang “broadcasting” dengan mengikuti pelatihan di DJ Arie School dan mulai memahami teknik kepenyiaran.
“Dari sana saya kemudian di tarik menjadi “crew” salasatu radio swasta selama setahun. Dan berhenti karena untuk menuntaskn tugas akhir kuliah menjelang kelulusan,” lanjut Guguh.
Selesai kuliah, Guguh mencoba memasuki ranah televisi dengan mengikuti berbagai macam “casting”. Mulai dari PJTV, Inspira TV, Bandung TV dan lain sebagainya. Meski pada saat itu belum berhasil, namun dia tetap bersemangat. Hingga pada akhirnya diterima di TVRI Jawa Barat.
Sejak itu Guguh mulai mengikuti “training” tanpa libur sampai diberikan kesempatan untuk membawakan acara berita.
“Awalnya saya degdegan, gemetar tegang. Namun selama setahun kebelakang ini, saya terus berproses sehingga mengalami banyak kemajuan baik dari cara bicara cara penyampaian,” ucapnya.
Guguh juga bercerita, bahwa banyak hal yang harus diperhatikan saat membawakan berita. Mulai dari kepercayaan diri, berpenampilan yang menarik, baik dari cara berdandan maupun berpakaian. Selain itu giat melatih vokal.
“Banyak suka duka yang saya alami, mulai dari dikenal orang karena lingkup penontonnya di lingkup Jawa Barat. Kemudian bertemu dengan politisi dan orang-orang hebat yang menginspirasi. Yang jelas profesi pembawa berita itu, penuh tanggung jawab, harus selalu “up date” dengan segala kejadian,” tutur pembawa acara sang kretor ini.
Menurut Guguh, menjadi pewarta berita pun perlu ketekunan untuk menambah wawasan. Misalnya dengan membaca buku atau koran atau apa saja yang berbau informasi. Dan tentunya terus bersemangat dalam meningkatkan kapasitas untuk tidak menyerah ketika gagal.
“Ya… harus giat mencari kesempatan ketika ada pembukaan menjadi penyiar, ikuti saja berbagai macam “casting”. Sekalipun kita gagal, karena kita tidak tahu usaha mana yang membuahkan hasil,” jawab Guguh, ketika ditanya mengenai langkah awal menjadi penyiar. (Tiwi Kasavela)