BANDUNG, BEREDUKASI.COM — PEMERINTAH Kota Bandung terus berupaya untuk menekan angka stunting. Setiap tahunnya, terjadi penurunan stunting di Kota Bandung.
Tahun 2022 tercatat 19,4 persen (6.614 bayi). Tahun 2023, 16,3 persen (6.142 bayi), dan tahun 2024 ditargetkan 14,0 persen
Penjabat Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono menyampaikan 5 pilar strategis penurunan stunting diantaranya, peningkatan komitmen dan visi. Peningkatan komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayan masyarakat. Peningkatan ketahanan pangan dan gizi keluarga. Penguatan dan pengembangan sistem informasi riset dan informasi dan pemantauan dan evaluasi.
“Tentunya generasi emas ini kita siapkan secara sungguh-sungguh,” tuturnya pada kegiatan Rembug Stunting, di Savoy Homman Hotel, Jumat 28 Juni 2024.
Ia mendorong agar para pendamping seperti Pokjanal Posyandu atau kelompok kerja untuk mendata secara valid, sehingga data yang dikeluarkan sesuai,” tuturnya.
Bambang menurutkan pengembangan teknologi pun menjadi penting. Hadirnya aplikasi e – Penting sebagai intervensi bagi para balita yang rawan stunting.
“Bicara soal data, saat kita membuat sistem informasi yang sangat sederhana mulai bagaimana cara menimbang, mengukur tinggi, lingkar kepala, data ini jadi sangat amat penting,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Wakil Ketua TPPS Kota Bandung, Asep Saeful Gufron mengungkapkan, acara Rembug Stunting Kota Bandung dengan tema “Kota Bandung Zero New Stunting untuk Menyiapkan Generasi Emas Melalui Penguatan Komitmen dan Kolaborasi”.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan latar belakang atas komitmen dan keseriusan Pemkot Bandung untuk melaksanakan percepatan penurunan stunting dan menindaklanjuti kebijakan Wali Kota yang telah dibentuk tim percepatan penurunan stunting terintegrasi.
“Tujuan dan output kegiatan ini adalah menyampaikan hasil analisis situasi dan rancangan kegiatan. Pemerintah daerah dan menyepakati rencana kegiatan intervensi penggunaan sistem informasi penurunan stunting terintegrasi dan membangun komitmen dalam pelayanan publik dalam kegiatan pencegahan dan penurunan stunting secara terintegrasi,” bebernya.
Adapun intervesi spesifik di antaranya ;
1. Pemberian Makanan Tambahan melalui Dapur Sehat atasi stunting di 76 lokus sebanyak 4.154 baduta dan balita.
2. Pembinaan tim pendamping keluarga pada 3.257 Keluraga Resiko Stunting.
3. Pengersa (Pangan Untuk daerah Rawan Stunting) di 9 kelurahan.
Sementara untuk intevenrsi sensitif di antaranya;
1. Komunikasi Informasi dan edukasi tentang gizi di 102 lokus
2. Monev verifikasi dan validasi data keluarga resiko stunting di 30 kecamatan
3. Pembinaan keluarga balita di 151 kelurahan
Sedangkan komitmen bersama pemangku kepentingan Rembug Stunting yaitu ;
1. Penguatan komitmen Camat dan Lurah dalam percepatan penurunan stunting.
2. Kolaborasi dan partisipasi masyarakat dalam percepatan penurunan stunting.
3. Optimalisasi pemetaan dan strategi dalam percobaan penurunan stunting.
4. TPPS tingkat kota, kecamatan, dan kelurahan menyusun strategi akselerasi pencapaian pelaksanaan target pengukuran dan intervensi serta pencegahan, penguatan posyandu tingkat kota kecamatan dan posyandu kelurahan dalam pemantauan dan Pengukuran Balita. (Sip).