FeaturedKesehatanPemerintahanRagam

Farhan, Dorong Rumah Jadi Ruang Aman bagi Perempuan dan Anak

BANDUNG, BEREDUKASI.COM — WALI KOTA Bandung, Muhammad Farhan mendorong seluruh warga untuk memperkuat peran keluarga sebagai ruang pertama dan paling aman bagi perempuan dan anak.

Hal ini Farhan sampaikan pada puncak acara Senandung Perdana Tahun 2025 yang dirangkaikan dengan Launching Inovasi Kalung Perak (Gerakan Lindungi Perempuan dan Anak), Rabu 3 Desember 2025.

“Rumah harus menjadi tempat paling aman. Jangan sampai justru terjadi kekerasan di lingkungan yang seharusnya melindungi,” ujar Farhan.

Ia meminta, upaya perlindungan tidak cukup dilakukan oleh pemerintah saja, tetapi harus melibatkan masyarakat di tingkat keluarga, RW, hingga sekolah.

Farhan juga menyampaikan empat instruksi kepada Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bandung serta ASN di kecamatan dan kelurahan:

1. Pastikan rumah menjadi ruang aman bagi perempuan dan anak
“Jangan sampai anak atau perempuan takut pulang ke rumah. Beberapa waktu lalu saya mendapat laporan anak perempuan hilang. Setelah ditelusuri, ternyata mereka kabur karena merasa diintimidasi ketika pacarnya datang ke rumah. Artinya, rumah kita belum menjadi tempat aman sepenuhnya,” kata Farhan.

2. Bangun keberanian untuk melapor.
“Laporkan melalui Bhabinkamtibmas, Babinsa, atau saluran lain. Dan kepada TNI dan Polri, mohon agar laporan kekerasan terhadap perempuan dan anak tidak dianggap remeh,” ajaknya.

3. Perkuat jejaring di tingkat kelurahan dan kecamatan.
“Pastikan semua kader memiliki nomor anggota KPAD sebagai mitra pemerintah dalam mewakili kepentingan masyarakat,” kata Farhan mengingatkan.

4. Jadikan Senandung Perdana sebagai kegiatan berkelanjutan.
“Temukan inovasi-inovasi baru. Jangan takut menyampaikan kritik atau ide,” ujar Farhan.

Sementara itu, Kepala DP3A Kota Bandung, Uum Sumiati dalam laporannya menjelaskan, program Senandung Perdana merupakan inovasi untuk memperkuat sistem perlindungan perempuan dan anak di Kota Bandung melalui dua pendekatan besar, yakni pencegahan dan penanganan kekerasan.

“Sekolah Perlindungan Perempuan dan Anak akan menjadi tempat pembelajaran bagi masyarakat untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran dalam pencegahan kekerasan,” ujar Uum.

Ia menambahkan, aspek penanganan dilakukan melalui komitmen lintas OPD dan layanan agar setiap laporan dapat ditindak secara cepat dan terintegrasi.

Sepanjang 2024-2025, Senandung Perdana telah menjangkau 4.205 peserta, yang terdiri dari unsur masyarakat, tenaga pendidik, hingga berbagai organisasi kewilayahan.

Selain itu, kegiatan ini juga berjalan di satuan pendidikan, mulai dari SMP Negeri, pondok pesantren, hingga SD Negeri.

“Kurang lebih 50 persen pesertanya adalah unsur masyarakat. Ini menjadi potensi besar untuk menjadi penggerak di wilayah masing-masing,” jelas Uum.

Pada kesempatan yang sama, DP3A Kota Bandung juga meluncurkan Inovasi Kalung Perak, gerakan yang melibatkan masyarakat untuk ikut serta dalam perlindungan perempuan dan anak melalui peran PKK, Posyandu, Puspepp, PATBM, Forum RW, Karang Taruna, hingga Forum Anak.

“Gerakan ini mengedepankan partisipasi masyarakat sebagai Individu, Orang tua maupun Organisasi,” tutur Uum.

Ia berharap kerja Kolaboratif ini, mampu memperkuat upaya perlindungan di tengah perkembangan Era Digital.

“Dengan Senandung Perdana dan Kalung Perak, kami berharap dapat menjadi solusi dalam pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota Bandung,” ujarnya.

Pada acara ini, diserahkan pula Sertifikat kepada Perwakilan Peserta dari 30 Kecamatan sebagai bentuk apresiasi atas komitmen mereka dalam meningkatkan perlindungan di wilayah masing-masing. (ray).

Related Articles

Back to top button