Bandung, BEREDUKASI.Com — MENJADI seorang yang bisa berguna bagi orang lain. Adalah impian bagi Wahyu Hidayat Whibisana atau yang akrab disapa Whibi. Karena menurutnya setinggi apapun profesi, jika tidak bisa menjadi seseorang yang berguna bagi orang lain maka akan sia-sia.
“Saya berharap bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi, bisa mencapai target yang dibuat yaitu mengikuti suatu ajang tingkat Nasional, bisa menjadi seseorang yang bisa berguna bagi orang-orang disekitar saya,” jelas Whibi yang lahir di Bandung, 5 Mei 1996.
Selain menjadi Mister Tourism Jawa Barat Favorite 2018, ia juga tercatat menjadi Jajaka Kota Cimahi 2016, Putera Pendidikan Jawa Barat 2017 dan 2nd Runner Up Putera Pendidikan Indonesia 2017.
“Kesibukan saya selain kuliah, kerap menjadi MC atau model. Lalu, saya juga aktif di beberapa organisasi dan beberapa acara sosial yang diadakan di Bandung,” terang pemuda dengan tinggi tinggi 174 Cm.
Pemilik dari motto hidup “Motekar tur Rancage” ini, juga mengulas bahwa ia selalu berusaha menjadi seseorang yang kreatif dalam hal apapun. Dan dalam kehidupan, ia menjalani segala proses secara bertahap untuk menuju sesuatu yang lebih baik.
“Untuk hobi saya senang bernyanyi. Karena menjadi penyanyi merupakan salasatu mimpi saya. Dengan menyanyi saya merasa banyak hal positif yang didapatkan. Misalkan, bisa berbahasa inggris salasatunya yaitu karena saya suka mendengarkan lagu dan juga menyanyikan lagu berbahasa Inggris,” terang penyuka makanan khas Sunda.
Pemuda yang menfaforitakan warna hitam dan putih ini juga, mengaku gemar membaca. Karena menurutnya membaca merupakan suatu kebutuhan bagi hidupnya, agar dapat menambah ilmu pengetahuan dan juga wawasannya.
“Untuk tokoh idola, saya menggemari Celine Dion sejak SMP. Bukan hanya karena lagu-lagunya saja, tetapi saya mengikuti bagaimana kehidupan seorang penyanyi dunia yang mengajarkan kita tentang bagaimana kita harus menjadi seseorang yang selalu melihat kebawah. Kita harus selalu menjadi seseorang yg rendah hati, meskipun kita ada di atas. Dan mengajarkan tentang cinta,” terang mahasiswa STIKOM Bandung jurusan Public Relations.
Sementara itu untuk sosok yang menginspirasinya adalah sosok “Bapak” panggilan Whibi untuk ayahnya. Karena ayahnya selalu mengajarkan kepadanya tentang kehidupan. Mulai dari yang terkecil misalnya, bagaimana kita bertutur kata yang baik, bagaimana kita harus menjadi seseorang yang mempunyai sikap santun, selalu memberikan senyuman ataupun menjadi seseorang yang selalu menjunjung kejujuran.
“Beliau juga mengajarkan saya, bagaimana menjadi seseorang yang selalu bersyukur terhadap apapun yang kita dapatkan. Dan masih banyak lagi hal-hal yang diajarkan oleh “Bapak” saya tercinta. Bapa merupakan orang yang selalu terus berusaha sekuat tenaga, tidak mengenal lelah hanya untuk membahagiakan kelima anaknya,” terang anak keempat dari lima bersaudara.
Adapun hal yang membuatnya bersemangat adalah pengalaman saat ia kelas 2 SMP. Dimana keluarganya sedang berada di masa sulit. Pada saat itu jangankan ongkos untuk pergi ke sekolah, untuk makanpun tidak ada. Hingga saat ia berada di kelas 3 SMA, ia ingin mencoba untuk menggapai salasatu mimpinya untuk menjadi penyanyi yaitu dengan mengikuti audisi bernyanyi.
“Saya sempat down karena mendapatkan ejekan dari teman-teman di sekolah. Tetapi dengan berjalannya waktu saya merasa bahwa tidak bisa berdiam diri menunggu hal-hal baik datang kepada kita. Melainkan kita yang harus menggapai itu semua. Saya hidup tidak sendiri, saya mempunyai keluarga yang ingin melihat kesuksesan dan itu adalah tugas saya untuk memberikan senyum dan kebahagiaan terhadap mereka,” ceritanya .
Salasatunya, lanjut Whibi yaitu dengan mengejar prestasi-prestasi yang bisa membuat keluarga dan orang-orang disekitarnya bangga.
“Selaras dengan hidup yang saya maknai yaitu dengan niat, usaha, do’a dan menerima,” pungkasnya, menutup cerita seiring dengan senja yang mulai memerah menuju malam saat itu. (Tiwi Kasavela)