Bandung, BEREDUKASI.Com — MENILIK, mempelajari dan mereka ulang sejarah memiliki banyak manfaat. Selain memperluas wawasan, juga dapat memberikan nilai-nilai berharga yang luas dan menambah kebijaksanaan hidup.
Kiranya itu pula yang menjadi landasan terbentuknya salasatu, Komunitas Pecinta Sejarah di Kota Parahyangan yang kemudian di beri nama “Historie van Bandung”.
Tanta Bagus Dewanto, Ketua “Historie van Bandung”, mengatakan, “Bahwa komunitas ini mulai berdiri pada tahun 2013, ketika ada sekumpulan orang yang mempunyai ketertarikan pada sejarah. Dan berbincang lewat media online, kemudian bertemu untuk berdiskusi dan mengulas wawasan sejarah secara langsung. Sejak saat itu akhirnya diputuskan untuk membuat komunitas sendiri,”.
“Kegiatan kami pun bervariatif. Mulai dari mendiskusikan topik sejarah, pameran foto ketika perang atau terjadi pemberontakan di beberapa daerah, replika kejadian tersebut juga mereka ulang sejarah,” terang Tanta.
Komunitas yang memiliki sekretariat di Museum Mandala Wangsit Siliwangi, Jl. Lembong no. 38 Bandung ini.
Banyak mengangkat sejarah Nasional khususnya di Kota Bandung. Yang referensinya diambil dari buku untuk kemudian, divisualisasikan lewat reka ulang kejadian pada beberapa momen-momen tertentu.
“Terkadang kami pun menerima undangan dari komunitas sejarah di luar kota. Misalnya di Surabaya saat peringatan Hari Pahlawan pada tgl 10 November atau ke Jogyakarta untuk memperingati Serangan Umum 1 Maret,” jelas Tanta.
Adapun untuk properti dari komunitas “Historie van Bandung”, Tanta menerangkan. Bahwa barang-barangnya merupakan hasil replika dan dibuat sendiri. Berdasarkan hasil observasi dari dukumen asli, kemudian riset sejarah agar sesuai dengan barang yang pernah ada pada pra dan pasca kemerdekaan antara tahun 1940 hingga 1950-an.
“Berbicara harapannya, tentu semoga dengan adanya kami. Dapat meningkatkan kesadaran sejarah. Dimana merupakan modal pembelajaran yang efektif. Contohnya kebijakan politik yang kurang tepat di masa lalu yang merugikan jangan sampai terulang lagi,” jelasnya.
Di akhir perbincangan Tanta juga menambahkan bahwa penyajian sejarah secara menarik dan mengemasnya sebaik mungkin. Akan membuat orang lebih penasaran untuk mencari tahu lebih lanjut. Dan “Historie van Bandung” berusaha menfasilitasi hal itu. (Tiwi Kasavela)