Surakarta, BEREDUKASI.Com — MENARI dalam kehidupan Rosaliana Intan Pitaloka atau yang akrab disapa Osa. Adalah hal yang tidak terpisahkan lagi.
Gadis yang lahir di Tegal 6 Juli 1994 ini. Mengatakan bahwa dengan menari, dirinya bisa belajar banyak hal, melalui pesan yang disampaikan dalam setiap gerakan tariannya yang ia praktekkan.
“Menurut saya, menari bisa membentuk kepribadian yang baik untuk seorang perempuan. Karena dalam tarian khususnya tari tradisional, mengandung banyak makna di setiap gerakannya. Dan menurut saya banyak hal positif yang bisa didapatkan dari hal tersebut” papar Duta Bahasa Jawa Tengah 2018 ini.
Penyuka warna biru dan pecinta sayuran ini. Bercerita sebagai perempuan asli Jawa, ia mengakui bahwa dari menari menjadi tahu, harus bagaimana berperilaku sebagai seorang perempuan, khususnya sebagai perempuan Jawa.
“Dan sebagai Warga Negara Indonesia, saya juga menjadi paham bagaimana untuk mewujudkan mimpi seorang perempuan di Indonesia,” alasan gadis cantik ini.
Selain menari, pemilik tinggi 158 cm ini, juga mengulas jika ia hobi berenang karena menurutnya, berenang dapat diistilahkan dengan “sambil menyelam minum air”. Dimana selain menyenangkan dan salasatu refreshing juga menyehatkan tubuh.
“Oh… ya… saya memiliki motto hidup yakni melakukan yang terbaik, di waktu yang tepat dan dengan cara yang benar. Allah SWT telah memperhitungkan segalanya,” ucapnya.
Karena Osa percaya bahwa apapun yang terjadi adalah atas kehendak Allah SWT. Pasti selalu ada yang ingin Allah SWT sampaikan di setiap takdir untuknya. Sehingga ia harus banyak belajar dari hal tersebut. Uvntuk tetap percaya bahwa Allah SWT, Maha Tepat Waktu. Selalu tahu apa yang saya inginkan dan apa yang terbaik untuknya. Sehingga Osa, selalu berpikir positif dan menikmati hidup.
“Untuk kedepan saya berharap, bisa memberikan yang terbaik dari setiap apa yang saya capai untuk apapun itu. Dalam kehidupan saya terutama untuk kedua orangtua dan keluarga besar. Membahagiakan dan dapat menjadi kebanggaan bagi mereka,” jelasnya.
Selain itu Osa juga ingin dapat bermanfaat untuk lingkungan sekitarnya. Dan untuk semua orang yang pernah bertemu atau pernah mengenalnya.
“Saya juga ingin menjadi Dosen, karena kebetulan sudah terjun di dunia Pendidikan dalam studi saya. Sehingga ingin lebih totalitas berkecimpung di dunia Pendidikan. Khususnya kebahasaan, karena fokus saya adalah bidang bahasa,” terang mahasiswi Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret, Surakara. Jurusan Magister Pendidikan Bahasa Indonesia yang saat ini tengah sibuk menyusun Tesis.
“Selain kuliah, pada tanggal 18 Juli 2018 kemarin. Saya mendapat amanah dari Balai Bahasa Jawa Tengah untuk menjadi Duta Bahasa yang mewakili Jawa Tengah di tingkat Nasional. Sambil melakukan kegiatan yang mendukung program balai bahasa dalam memartabatkan bahasa Indonesia,” jelasnya.
Peraih Juara 1 Lomba Penyiar Se- Surakarta pada tahun 2016 ini. Ternyata sangat mengidolakan Gita Gutawa. Bahkan sejak kecil ia selalu mengikuti kehidupan Gita Gutawa, mulai dari awal karirnya hingga saat ini.
“Suaranya yang lembut, perilakunya yang feminim, cantik sekaligus pintar adalah idaman. Jika memiliki kesempatan, ingin sekali rasanya saya berbincang-bincang dengannya,” harap Osa.
Adapun yang selalu menginspirasinya adalah, setiap orang yang pernah ia temui dalam hidupnya. Karena dari merekalah, bisa belajar banyak hal yang menjadikan dirinya seperti sekarang.
“Saya sangat berterima kasih kepada semua orang yang pernah saya temui, entah itu di jalan, angkutan umum, sekolah, kampus, tempat makan. Bahkan di lingkungan rumah,” ulas bungsu dari empat bersaudara.
Dan hal yang membuatnya selalu bersemangat dalam hidup, adalah kedua orangtua dan kakak-kakaknya. Selagi ia masih diberikan kesempatan untuk bisa tetap hidup bersama mereka dengan bahagia, itu berarti ia juga harus bisa menjadi alasan untuk mereka tetap bahagia memilikinya.
“Bagi saya hidup adalah belajar untuk bermanfaat. Allah SWT memberikan kehidupan kepada saya. Tentu dengan tujuan agar dapat bermanfaat bagi orang lain di sekitar. Dari situ saya belajar banyak hal untuk bisa tetap hidup dengan baik dan selalu memberikan yang terbaik. Insya Allah jika saya dipanggil kelak, berharap dalam keadaan yang baik amin…,” menutup bincangnya siang itu. (Tiwi Kasavela)