Bandung, BEREDUKASI.Com — AMNESTY Internasional Indonesia bersama Paguyuban Hak Asasi Manusia (PAHAM) UNPAD Bandung. Mengadakan Workshop HAM dasar untuk mahasiswa bertajuk “KamuBelaHAM yang merupakan kependekan dari “Kaum MudaBelajarHAM” di Gedung Sri Soemantri, Fakultas Hukum Universitas Padjajaran (UNPAD) Jl. Imam Bonjol No. 21 Bandung, pada tgl 25 Agustus, 1dan 2 September 2018 dari pukul 09.00 s/d 17.00 WIB.
Raafi Nurkarim Ardikoesoema, Community Engagement Officer Amnesty International Indonesia mengatakan, bahwa KamuBelaHAM merupakan program pendidikan untuk memberikan pemahaman tentang konsep HAM dasar.
“Berdirinya Amnesty Internasional Indonesia pada awalnya dilatar belakangi oleh peristiwa pada tahun 1961. Dimana pada saat itu dua orang mahasiswa Portugal, bersulang untuk merayakan kebebasan. Namun pemerintah Portugal yang otoriter saat itu, menganggapnya sebagai perbuatan makar. Setelah peristiwa itu Peter Benenson, seorang Pengacara di Inggris, menulis sebuah artikel berjudul The Forgotten Prisoners di harian The Observers memprotes tentang orang-orang yang ditangkap. Karena menyuarakan keyakinan atau pemikiran politik mereka. Kemudian gerakan ini menyebar di seluruh negara. Sehingga muncul organisasi Amnesty Internasional,” terang Raafi.
Dari sana, masyarakat Indonesia juga dapat terlibat dalam menyuarakan HAM. Melalui petisi dan surat yang dikirimkan kepada para pemangku kepentingan.
“Melalui KamuBelaHAM, kami ingin para mahasiswa menyadari pentingnya hak asasi manusia. Dan kami juga sudah menyelenggarakan di 4 kota yaitu Makassar, Jogyakarta, Jakarta dan Bandung. Dengan peserta sekitar 650 peserta. Dan untuk Bandung ada sekitar 70 mahasiswa yang mendaftar,” jelas Raafi.
Raafi menambahkan, bahwa materi-materi tentang HAM sangat luas dan kompleks. Tidak mungkin dalam waktu satu hari cukup menjelaskan konsep dasar Hak Asasi Manusia, mulai dari filosofi, pergerakan juga mekanisme perlindungan yang diatur dalam ruang hukum Internasional. Namun setidaknya acara ini dapat menjadi pembuka wawasan untuk hal-hal yang berkenaan dengan HAM.
“Dengan acara ini semoga mahasiswa dapat ikut bergerak, tidak hanya sekadar menjadi pengamat. Tetapi juga mengetahui peristiwa HAM disekitar mereka. Karena mahasiswa merupakan “agent of change”. Dengan keterlibatan mahasiswa maka masa depan HAM di Indonesia akan lebih cerah.” ungkapnya.
Kedepannya, mahasiswa yang terlibat dalam workshop ini, diharapkan dapat terlibat dalam kampanye HAM, aktif dalam menyuarakan HAM. Dan dalam konteks yang lebih luas Amnesty Internasional dapat menjembatani isu-isu pelangagaran HAM di tingkat Nasional ke dunia Internasional dan sebaliknya.
“Amnesty internasional Indonesia ini berdiri pada 2017. Dan workshop ini, merupakan Program Pendidikan HAM yang pertama. Kedepannya, kami akan mengadakan kelas dan kursus yang lebih mendalam tentang HAM,” ucap Raafi siang itu, disela-sela kegiatan workshop. (Tiwi Kasavela)