Sukabumi, BEREDUKASI.Com — BERANGKAT dari motto “Jadilah diri sendiri dalam definisi terbaikmu”. Maka Abdul Nashir atau yang biasa dipanggil Abe, selalu berupaya menghasilkan banyak pencapaian di dalam hidupnya.
Banyak hal proses dan upaya yang ia jalani hingga tercatat pernah menjadi Duta HIV AIDS dan Narkoba Sukabumi 2011, Duta GenRe Provinsi Banten 2014, Kang FISIP UNTIRTA 2015, Wakil II Jajaka Kabupaten Sukabumi 2016, Duta Earth Hour Serang 2017. Wisudawan Terbaik 2 FISIP UNTIRTA 2017 dan Juara 1 Kompetisi Press Release Nasional “The Power of Communication 2016”.
Di samping itu pemuda tampan yang lahir di Sukabumi, tgl 10 September ini, sempat menjadi Delegasi Provinsi Banten untuk LNRPB/KPN Sail Tomini 2015, Juara 2 Kategori SMART GenRe Jambore PIK R/M Unggulan Tingkat Nasional 2014, Juara 2 Lomba Artikel Kartini’s Day UNTIRTA 2013, Pemakalah The First National Education Conference (NEC) 2013, Favourite Communication Student of 2012 dan Juara 1 Lomba Artikel Politik ORANGE Pers Untirta 2014.
“Untuk hobi saya senang membaca novel dan buku motivasi. Karena membaca adalah cara untuk membuka cakrawala berpikir. Karena penting bagi kita untuk memiliki wawasan yang luas. Itu akan bermanfaat dimanapun dan kapanpun,” terang penyuka warna Hijau dan krem.
Disamping itu, Abe pun senang mendengarkan musik dan menyanyi. Karena musik adalah bahasa yang bisa dipahami oleh semua orang. Dan menyanyi dapat menjadi media untuk mengekspresikan diri dan perasaannya.
“Sementara itu, makanan favorit saya adalah bakso berukuran besar. Selain itu saya penggemar berat acar dan semua jenis bawang,” tambahnya.
Mengenai harapan, Abe bercerita bahwa sejujurnya ia memiliki keinginan untuk merantau lagi dan mengejar karir yang diidamkan. Tapi hal ini berseberangan dengan keinginannya untuk kembali dan mengabdikan diri ke daerah.
“Maka saya berharap, dimanapun saya ditempatkan nanti. Semoga saya bisa tetap diberikan kesempatan untuk berkontribusi bagi daerah tempat saya dilahirkan,” terangnya
Abe juga bercita-cita membuat sebuah program beasiswa untuk anak daerah. Dengan konsep personal empowerment dan pengembangan diri. Salasatunya dengan menjadikan mereka sebagai “social ambassador”, bagi lingkungan sekitarnya. Alasannya, ia sangat bersyukur, karena sejak SD sampai kuliah bisa mendapatkan beasiswa untuk studinya. Sehingga tidak terlalu membebani orangtua.
“Selain itu, saya ingin menerapkan pandangan. Bahwa pendidikan adalah pendukung investasi Sumber Daya Manusia untuk masa depan,” ulasnya.
Abe juga mengulas bahwa ia ingin menjadi Presenter Talkshow dan memiliki acara sendiri. Alasannya, karena ia sangat suka acara talkshow. Melalui acara talkshow, ada energi positif yang hendak disampaikan. Melalui kisah dan latar belakang narasumber. Rasanya hidup akan lebih bermakna, bila kita bisa berbagi kebaikan kepada sesama.
“Walaupun belum bisa menjadi presenter talkshow di TV, tapi sejak 2014 saya sudah mulai menjadi presenter talkshow untuk beberapa acara off air,” ungkapnya yang beberapa waktu lalu baru lulus dari jurusan Ilmu Komunikasi, konsentrasi Public Relations dengan gelar S.I.Kom.
Adapun untuk kesibukan saat ini, Abe tengah bekerja sebagai Pendamping Sosial Kemensos RI untuk PPKH Kab. Sukabumi. Selain itu, memiliki “side job” sebagai MC, Public Speaker (penyuluh dan pemateri) dan public speaking trainer.
“Selain bekerja, saya juga memiliki aktivitas sebagai Konselor Sebaya, Dewan Pertimbangan Komunitas Sosial Edukasi SCOOPA, Pengelola Perpustakaan Desa, Wakil Ketua Paguyuban Mojang Jajaka Kab. Sukabumi, Pembina PIK-R (Pusat Informasi dan Konseling Remaja) Jalur Masyarakat. Dan menjadi Ketua Pelaksana sekaligus juri inti Pemilihan Duta Sosial Muda Palasarigirang 2018,” terangnya.
Ditanyai tokoh idola, Abe menjawab bahwa Nabi Muhammad SAW, sebagai tokoh yang pantas diidolakan dari berbagai sisi. Karena seluruh keunggulan kualitas ada pada dirinya.
“Selain itu, bila dalam kehidupan sehari-hari, saya mengidolakan sahabat-sahabat saya. Karena mereka adalah orang-orang yang memberikan pengaruh besar dalam hidup saya setelah orangtua,” tandasnya.
Adapun sosok yang senantiasa menginspirasinya adalah kedua pasang orangtua. Dari orangtua kandung ia belajar tentang arti perjuangan pengorbanan, dan keikhlasan. Dari orangtua angkat ia belajar tentang arti ketulusan dan kesabaran.
“Bagi saya, hidup itu harus memberikan dampak positif pada kehidupan orang lain,” lanjutnya.
Yang membuatnya selalu bersemangat adalah mengingat bahwa ia dikandung dan dilahirkan dalam kondisi ibunya yang sedang sakit parah. Bahkan ketika ia lahir, banyak yang memprediksikan kalau bayi yang baru lahir itu, tidak akan bertahan hidup lama karena kondisi ibunya yang memang sedang sakit parah.
“Dari sejak dalam kandungan saya sudah dihadapkan pada kebutuhan untuk bertahan hidup dalam kondisi berat. Inilah yang menjadi alasan saya untuk bertahan dalam kondisi apapun,” ceritanya haru.
Anak ke 5 dari 9 bersaudara ini juga mengungkapkan bahwa sejak dalam kandungan hingga ia dilahirkan ibunya menderita sebuah penyakit yang cukup parah. Sehingga pada usia 6 bulan ia dititipkan dan tinggal bersama dengan orangtua angkat yang merupakan paman dan bibinya.
“Karena rumah orangtua kandung dan orangtua angkat saya hanya berjarak sekitar 1 KM. Maka saya pun akhirnya menetap di rumah orangtua angkat sampai sekarang. Orangtua angkat saya memiliki 1 anak laki-laki yang kemudian menjadi kakak angkat saya. Namun beliau meninggal pada tahun 2012, sehingga saat ini saya menjadi anak tunggal di rumah,” ungkapnya.
Ikatan bathin yang kuat antara ia dengan orang ltua angkat, lanjut Abe membuatnya tidak pernah merasa punya orangtua angkat. Ya, ia merasa mempunyai 2 pasang orangtua kandung.
“Dan saya sangat bersyukur dengan karunia ini,” pungkasnya dengan wajah bahagia, mengantarkan sore menuju malam disalasatu sudut kota Sukabumi yang mulai terasa dingin. (Tiwi Kasavela)