KET FOTO : Wakil Ketua II DPRD Kota Bandung, H. Achmad Nugraha, D.H., S.H., menjadi pemateri dalam kegiatan diskusi publik yang diselenggarakan oleh PC Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), di Universitas Muhammadiyah Bandung, Rabu, (3/5/2023). Ariel/Humpro DPRD Kota Bandung.
BANDUNG, BEREDUKASI.COM — WAKIL Ketua II DPRD Kota Bandung, H. Achmad Nugraha, D.H., S.H., menjadi pemateri dalam kegiatan diskusi publik dengan tema “Penguatan Peran Pemuda dalam Membangun Daerah Sebagai Jalan Mewujudkan Indonesia Emas 2045,” yang diselenggarakan oleh PC Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), di Universitas Muhammadiyah Bandung, Rabu, (3/5/2023).
Menurut Achmad, untuk mewujudkan target Indonesia Emas dalam menyongsong bonus demografi tahun 2045, para generasi muda saat ini perlu mempersiapkan dirinya agar memiliki kompetensi berdaya saing dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan yang terus diasah sejak dini.
“Mereka ini adalah generasi emas, maka harapan saya teman-teman ini harus mampu mempersiapkan dirinya untuk menjadi penyangga bangsa kedepan, sebagai bangsa yang mempunyai harga diri yang patut diperjuangkan dengan kualitas dari sumber daya manusianya,” ujarnya.
Menurut dia, untuk memiliki pemahaman juga keterampilan tersebut, maka para generasi muda perlu terus menggali dan menimba berbagai pengetahuan dan teknologi, juga meningkatkan kemampuannya seiring perkembangan zaman.
Oleh karena itu, mempersiapkan era bonus demografi menjadi sesuatu yang penting untuk dilakukan oleh seluruh anak bangsa. Sebab, di masa yang akan datang merupakan era persaingan ketat secara global.
Apabila hal itu tidak mampu dilakukan, maka pada tahun 2045 mendatang bangsa Indonesia dipastikan akan kalah bersaing dan semakin tertinggal dari negara-negara pesaing.
“Pada saat bonus demografi 2045 terjadi, Indonesia memiliki sebanyak 70 persen masyarakat yang berusia produktif. Mereka akan bersaing dalam hal berkemampuan dari negara-negara lain di dunia,” ucapnya.
Apabila gagal mempersiapkan diri untuk mengahadapi era persaingan, maka bangsa Indonesia akan berada dalam keterpurukan karena kalah bersaing.
“Jika kita tidak berhasil mempersiapkan persaingan sejak saat ini, maka negeri ini bukan hanya akan kalah, tapi akan ambruk di tengah persaingan global,” ujarnya.
Achmad menambahkan, bahwa saat ini para anak bangsa harus mengubah konsep pemikirannya. Bukan lagi menimba ilmu sambil bermain, melainkan paradigma tersebut dibalik menjadi bermain sambil menimba ilmu.
Pemahaman ini menurutnya harus mulai diaplikasikan, sebab pengetahuan literasi tidak hanya diperoleh dari pustaka dan buku saja. Pengetahuan dan pengalaman juga akan didapatkan dari adanya pergaulan dan aktivitas sosial lainnya.
Oleh karena itu, nilai-nilai berkehidupan dan bermasyarakat harus terus dibangun. Karena dari sana lah sense of crisis itu akan didapatkan.
“Kalau strategi dan konsep keilmuan mungkin bisa kita dapatkan dari buku dan literasi lainnya, tapi untuk kemampuan pengaplikasiannya di lapangan, sangatlah bergantung dengan kemampuan mereka dalam menata dan menghadapi realita kehidupannya di masa depan,” katanya. (Permana).