Sumedang, BEREDUKASI.Com — BEBERAPA waktu lalu, Satuan Protokol Bumi Siliwangi Sumedang Darul Larang Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menyelenggarakan Webinar Pendidikan dengan tema “Adaptasi Belajar Luring di Masa Transisi, Mengubah Zona Nyaman di Masa Pandemi”.
Direktur Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang Prof. Dr. H. Yudha Munajat Saputra, M.Ed. yang diwakili oleh Restu Nurhamidah selaku Sekretaris Satuan Protokol Bumi Siliwangi Satuan Sumedang Darul Larang. Saat membuka kegiatan mengatakan, materi yang disampaikan pada Webinar kali ini. Adalah kiat-kiat yang dapat dilakukan untuk menghilangkan rasa malas, hal-hal yang sebaiknya dilakukan oleh Mahasiswa atau Pelajar di masa pandemi. Prestasi yang menjadi kebanggaan diri dan sekolah, serta cara meraih Prestasi dimasa Pandemi.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang H. Agus Wahidin, S.Pd., M.Si yang menjadi salasatu Narasumber pada kegiatan tersebut mengatakan, Covid-19 merupakan hambatan dan tantangan yang harus diubah menjadi Kekuatan dan Peluang.
“Jika kita tidak mau mengubah tantangan dan hambatan menjadi peluang. Maka kita akan sulit mengubah pikiran kita. Covid ini merupakan tantangan sekaligus menjadi kekuatan,” ungkapnya.
Kaum Akademisi, dalam hal ini mahasiwa jurusan pendidikan, menurutnya harus melahirkan teori bagaimana pendidikan di masa darurat. Karena selama ini belum ada teori yang mengajarkan hal tersebut.
“Kaum Akademisi harus melahirkan teori sekecil apapun. Kami Praktisi Pendidikan sudah mengubah strategi KBM,” ujarnya.
Agus juga mengatakan teori, konsep, praktik dan pengajaran kontemporer atau kekinian harus melahirkan strategi komplementer dan dinamis.
“Intinya adalah jauhkan alam pemikiran pelaku Pendidikan dari belenggu kebiasaan-kebiasaan normal. Dalam arti kebiasaan-kebiasaan sebelum pandemi,” ujarnya.
Ditambahkan Agus, prinsip dasar pendidikan dan pengajaran harus adil, merata, menjangkau semua Siswa atau Peserta Didik.
“Namun jika kita mengandalkan Sistem Daring, jelas ini tidak akan adil, tidak menjangkau semua siswa, tidak akan adil dan merata,” ucapnya.
Sebab itu, menurut Agus, masyarakat harus sama-sama berfikir melalui Tujuh Metode Pembelajaran yakni Virtual/Digital kini niscaya, tematik masih menari, butuh modal berjudul-judul, guru kunjung wujud berjuang, televisi radio menjangkau pelosok, Medsos nyata sahabat anak, penugasan terukur bukan sekedar kewajiban gugur.
“Tujuh metode ini yang menjadi pedoman umum di Sumedang. Sebagian Kabupaten lain sudah ada yang mengadopsi metode ini. Kenapa dibilang komplementer. Karena tujuh metode ini saling mengisi,” paparnya.
Lalu di semester genap sekarang sekolah melakukan pengibasan, ke orangtua dan orangtua konsultasi ke sekolah.
“Jadi sekarang seluruh Sekolah di Sumedang memasang spanduk yang berisi “Sekolah Menerima Konsultasi Orangtua Tentang Pendidikan Anak,” pungkasnya.
Selain Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang, hadir pula selaku narasumber Wakil Direktur UPI Kampus Sumedang, Direktur Nurul Fikri, Education Center, Founder Schonesia, Asesor BAN PAUD/Tim Perumus Peraturan Wali Kota Bandung Bidang Pendidikan. (lansir : Abas/eljabar.com).