Bandung, BEREDUKASI.Com — MENJADI seorang “Trainer” tentu bukan hal yang mudah. Selain membangun kepercayaan diri, dibutuhkan pula keyakinan dan wawasan yang luas. Kali ini BEREDUKASI.Com, berkesempatan mewawancarai salasatu seorang “Trainer” muda asal Kota Bandung. Namanya Muhammad Alief Hanafi atau Alief.
Alief sendiri merupakan “founder” dari Ar Rahman Group yang merupakan jasa “Trainer” di bidang “Public Speaking” yang sudah menelurkan sekitar 200 Alumni dan 1000 orang di acara-acara motivasi.
Alief juga sudah menjadi “Profesional Trainer sejak tahun 2016.
“Saya menjadi “Motivator” dan “Trainer”, karena ingin berkontribusi bagi Indonesia agar semakin maju. Ada tiga aspek yaitu Sukses, Mulia dan Kreatif,” paparnya.
Alief juga menerangkan, bahwa tiga aspek tersebut, jika dipegang oleh anak muda, akan membuat mereka berkapasitas sehingga tidak bingung dalam menjalani kehidupan ini.
“Sukses tentu saja bukan hanya mulia di dunia tapi juga di akhirat. Tentunya nilai-nilai agama juga harus dipegang. Sebagai nilai-nilai dasar dan penguat,” jelas pemuda kelahiran Bandung, 25 november 1993 ini.
Alief yang sudah biasa mengisi training ke sekolah, kampus dan perusahaan ini. Berkata bahwa ia ingin membangun mental kesadaran. Bahwa setiap manusia itu sempurna. Oleh sebab itu adalah hal yang penting untuk mengembangkan potensi dan menerima diri sendiri.
“Saya merasa bahagia jika ada orang yang terinspirasi dengan apa yang saya sampaikan. Ada rasa senang jika bisa membagi pengetahuan,” terangnya.
Lalu bagaimana ceritanya Alief termotivasi untuk membuka usaha “Training” sendiri….?
“Saya berusaha mandiri dan tidak ingin bekerja kepada orang lain. Selain itu, karena faktor didikan dari orang tua. Bahwa di masa depan, harus menjadi orang yang membangun dan berbuat lebih. Sehingga membuka usaha sendiri adalah solusinya,” jawab Alief tegas.
Alief juga berbagi “tips” untuk orang yang ingin menjadi “Trainer”. Menurutnya selain memiliki ilmu, meyakinkan diri sendiri untuk berjuang, hal ini yang tidak boleh dilewatkan.
“Saya otodidak dengan membaca buku dan menonton vidio. Nasihat dari guru-guru dan orang-orang yang saya temui,” ucapnya.
Paling penting bagi Alief adalah bagaimana dirinya dapat menyelami dan mempelajari dari setiap nasihat dan juga orang-orang yang memberikan kritikan kepadanya.
“Kritikus terhebat adalah ayah, beliau yang selalu menyampaikan saran dan hal-hal yang saya lakukan. Masih teringat, ayah pernah berkata. Bahwa jika hanya pujian yang kita terima, maka kita akan mudah puas. Jadi kritikan adalah pelecut yang baik selama hal itu membangun,” tandasnya.
Penggemar dari Jamil Azzaini ini, mengungkapkan bahwa hal penting lainnya dalam membina diri. Adalah kedisiplinan dan memiliki rencana yang matang, serta memiliki kesabaran atau keuletan agar gigih dalam berproses dan berprogres.
“Motto hidup saya adalah saya sudah melakukannya ketika orang lain masih memikirkan. Ya… ini umum, namun sebuah motivasi besar bagi diri untuk bergerak dan berbuat lebih cepat dari kebanyakan orang,” pungkasnya. (Tiwi Kasavela)