By 
Bandung, BEREDUKASI.Com — KEMBALI Ari Hidayat meluncurkan buku berjudul Mencapai Indonesia Merdeka Jilid 1″Pancasila Membara”, pada bulan Desember 2019 ini.
Sebelumnya Ari juga pernah menulis buku Negara dan Rakyat, Kumpulan Sajak Filosofi Kata serta Menyongsong Industrialisasi, Membumikan Serikat Pekerja, dimana merupakan buku yang berbicara tentang Industrialisasi dan Ketenaga Kerjaan, yang merupakan suatu kumpulan artikel dalam advokasi pekerja Lamongan selama beberapa tahun.
Untuk Buku keempat ini Ari, mengulas suatu Naskah yang berbicara tentang Pancasila. Mulai dari Sejarah, situasi yang mempengaruhi perumusan Dasar Negara, mencantumkan dokumen Otentik Naskah BPUPKI yang jarang di ketahui masyarakat Indonesia. Serta mengulas tentang gagasan Para Pendiri Bangsa dan Negara Indonesia, dalam Pandangan Umum ataupun perdebatan dalam forum BPUPKI.
“Saya juga menjabarkan mengenai serangkaian analisis terkait Dinamika Pancasila dari masa Perumusan hingga saat ini. Dari Rapat BPUPKI Perama Piagam Jakarta hingga jadi Pancasila. Sampai paska kemerdekaan dari Agresi Militer, Dekrit Presiden, Kesaktian Pancasila, hingga Era Milenial yang bicara tentang Hari Lahir Pancasila,” terang Ari beberapa waktu lalu.
Buku ini, lanjut Ari sangat fundamental, mengingat temuan Penulis tentang dokumen negara yang hilang (Naskah Otentik BPUPKI). Dimana menyertakan Pandangan Umum 40 tokoh pendiri Bangsa dan Negara Indonesia tentang BPUPKI.
Dalam buku ini juga terdapat kutipan syair dari kitab Negara Kertagama, yang merupakan naskah dari peradaban Indonesia kedua (Kuno)
Yang dilampirkan Prof. Dr. H. Moh. Yamin dalam naskah pidato pandangan umumnya pada sidang BPUPKI Pertama.
“Buku ini adalah pemaparan dimana bahwa Pancasila bukan sekedar narasi ilmiah semata. Namun lebih dari itu adalah menjiwai Rakyat Indonesia yang turun temurun, dalam pusaran arus budaya, penjahan Negara Eropa dan Amerika,” tandasnya.
Point penting yang ingin ia sampaikan bahwa Pancasila adalah Dasar Negara, Sumber dari segala sumber hukum di Indonesia. Dalam dinamika sejarah seringkali menghadapi penggeseran, dengan membaca buku ini. Diharapkan mampu menyelaraskan perilaku kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai dengan Pancasila.
“Pergeseran Substansi, serta sering menjadi alat politis yang cukup efektif. Untuk menyesatkan arah dari Tujuan Bernegara. Semoga buku ini dapat menjadi amal ibadah saya dan keluarga. Dalam sumbangsi pemikiran tentang Bangsa dan Negara, dalam dinamika dan romantisme sejarah Bangsa dan Negara. Dalam menghadapi pertarungan ideologi dunia, kita patut berbangga terhadap ideologi kita Pancasila. Yang memiliki keistimewaan dalam jajaran ideologi dunia,” paparnya.
Ari juga berharap untuk para pembaca buku ini, dapat menambah pengetahuan masyarakat tentang Pancasila. Dan memiliki perhatian khusus terhadap Ideologi, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sehingga dapat hidup sesuai cita- cita bersama, sebagai bangsa dan negara Indonesia yang benar-benar Merdeka.
“Supaya pembaca memiliki perhatian juga terhadap naskah otentik yang hilang. Jangan sampai sebagai manusia Indonesia, kehilangan “Blue Print” dari Indonesia Merdeka,” pungkasnya. (Tiwi Kasavela).
