Bandung, BEREDUKASI.Com — BERWAJAH ceria dan penuh semangat adalah hal yang selalu terpancar, ketika bertemu dengan Aria Pradana atau Aria.
Pemuda berbakat yang lahir di Bandung, 20 April 2002 ini juga sudah memiliki beragam prestasi mulai dari bidang seni, olahraga hingga literasi dengan tingkatan yang beragam.
Untuk seni Arya pernah menjadi Juara 3 “Maca Sajak” Pasanggiri Kota Bandung 2 tahun berturut turut, menjadi Perwakilan sekolah untuk FLS2N cabang Tari Jaipong Tuggal Putra, menjadi 5 Besar Pasanggiri Pupuh Sunda, Juara 2 Story Telling Contest Bandung Raya. Dan pernah masuk sebagai tim Upacara Adat juga Marching Band SDN PERCOBAAN Cileunyi.
Untuk olahraga Cabang Pencak Silat, Arya mendapat Juara 1 O2SN untuk Kecamatan Cileunyi dan 4 Besar untuk Kabupaten, Bandung. Untuk Bola Voli menjadi Juara 1 antar Club usia SMP Se-Jawa Barat, DKI dan Banten, Juara 2 O2SN Bola Voli Kota Bandung, Juara 3 FPOK Cup UPI Bola Voli Bandung Raya, Priangan dan Sumedang. Perintis Literasi Sekolah, Kota Bandung dan Jawa Barat.
“Saya gemar bermain Bola Voli, karena olahraga ini adalah kegiatan yang mengandalkan seluruh anggota tubuh untuk bergerak dan melatih ketangkasan, kekuatan juga kecepatan. Kemudian, Bola voli juga mengajarkan saya dalam hal kerja sama tim, kekompakan dan kebersamaan,” ceritanya riang. Disamping memang karena ia juga lahir dari keluarga atlet.
Selain itu Arya juga mengaku senang membaca atau “Literasi”. Karena dengan membaca, wawasannya akan menjadi sangat luas dan mengetahui banyak hal.
“Nah, beruntung sekali untuk anak- anak Jawa Barat. Karena Pemerintah sudah mulai memperhatikan hal Literasi atau membaca buku ini dengan mengadakan WJLRC mulai tahun lalu,” tandasnya.
WJLRC sendiri merupakan singkatan dari “West Java Leader’s Reading Challenge”. Acara ini adalah salasatu bentuk kerja sama Jawa Barat dengan Pemerintah South Australia. Dimana anak-anak Jawa Barat, ditantang untuk membaca buku selama 10 bulan, minimal dapat membaca buku sebanyak 24 buku. Lalu anak tersebut harus membuat reviewnya dalam 3 bentuk Fishbone, AIH dan Y Chart bergantian jenis reviewnya setiap 3 bulannya.
“Dan anak-anak yang dapat menyelesaikan tantangan tersebut, dapat mengikuti Jambore Literasi tingkat Jawa Barat di Kiara Payung. Dan sudah dilaksanakan, bahkan beberapa anak yang ditantang lagi untuk membuat “essay” tentang kerja sama Jawa Barat dengan South Australia. Dan dapat berkesempatan pergi kesana Australia untuk mengenal lebih jauh kerja samanya dan anak yang membaca buku paling banyak juga. Mendapatkan uang pembinaan atau pendidikan dari Bank BJB. Tapi, untuk tahun ajaran kali ini sistem nya berbeda lagi,” terang Arya antusias.
Sulung dari dua bersaudara inipun menambahkan, bahwa ia senang menulis dan membaca puisi. Sebab menurut Arya dengan menulis puisi, semua yang ada dalam hati juga pikiran dapat tersalurkan dengan kata-kata yang indah.
Lalu apa motto hidup Arya?
“Konsisten dalam pilihan dengan taburan kasih sayang yang mensukseskan jiwa dan raga,” jawabnya.
Kedepannya Arya berharap, dapat menjadi generasi penerus bangsa yang terbaik. Juga bisa membanggakan orangtua dan seluruh orang yang sayang kepadanya.
“Untuk Bandung, Jawa Barat dan Indonesia, semoga bisa menjadi tempat yang nyaman juga damai untuk seluruh masyarakatnya yang sejahtera juga bahagia,” jelasnya.
Untuk cita cita kedepan, Arya berkata bahwa ia ingin menjadi Polisi dan Atlet. Supaya nantinya dapat bekerja untuk mengabdikan diri, kepada bangsa dan masyarakat luas.
“Sebab saya juga tidak hanya mencari hal-hal duniawi saja. Tapi saya juga berusaha untuk mempunyai amalan dan bekal untuk akhirat nanti,” tambah pemuda tampan ini.
Lulusan dari SMPN 17 Bandung yang kemarin baru saja selesai seleksi, untuk Jalur Prestasi cabang olahraga Bola voli ke SMAN 10 Bandung ini. Kini tengah sibuk mempersiapkan acara “graduation” sekolah, Latihan rutin di Club Bola Voli dan persiapan tahun ajaran baru.
“Saya juga berterima kasih atas dukungan orangtua dan keluarga. Karena tanpa restu, izin juga do’a dari mereka. Saya tidak akan jadi apa apa, segala hal yang telah diraih hari ini, berkat mereka yang merawat saya sejak dilahirkan hingga sekarang,” ucapnya.
Karenanya, lanjut Arya, sekalipun kita menjadi Raja di Tujuh Lautan tapi orangtua, tidak menghendaki maka Allah SWT juga tidak akan menghendakinya. (Tiwi Kasavela)