Surabaya, BEREDUKASI.Com — BAGI Kyagus Badius Sani, S.KG atau yang biasa disapa Badi. Memiliki cita-cita adalah hal yang harus dimiliki oleh setiap individu, karena merupakan tolak ukur dalam menggapai impian.
“Taruhlah cita-cita setinggi langit, meskipun tak tercapai, minimal sudah berupaya dan berusaha untuk berproses menjadi lebih baik. Cita-cita bukan hanya sebuah kesuksesan, tapi kesuksesan merupakan sebuah proses. Dimana dapat memaksimalkan kekurangan menjadi sebuah kelebihan.” tandasnya.
Raki Jawa Timur 2018 yang pernah menjadi Finalis Putra-Putri Batik Nusantara 2015, Juara Harapan III Duta Lalu Lintas Jawa Timur 2016 dan Juara III Duta Pangan Jawa Timur 2016 ini. Juga menegaskan bahwa ia berharap akan menjadi manusia yang lebih baik lagi dalam segala bidang. Dengan cara memaksimalkan kekurangan menjadi suatu kelebihan, sehingga akan bermanfaat untuk orang lain. Menghabiskan “jatah gagal” di usia muda, agar di usia tua nanti akan menemui kesuksesan.
“Kesibukan saya saat ini, menjadi Dokter Gigi Muda, merawat pasien yang memiliki keluhan penyakit seputar gigi dan mulut. Selain itu saya menjadi seorang presenter di salasatu TV lokal swasta di Surabaya. Setelah menjadi Raka Jawa Timur, kegiatan saya juga banyak di organisasi Ikatan Raka Raki Jatim. Kegiatan sosial, kebudayaan, upgrading dan lainnya. Saya lakukan bersama dengan IRARI Jatim. Dan menjadi model catwalk maupun photoshoot,” ungkap pemuda kelahiran Probolinggo, 1 Mei 1996.
Selain itu Badi juga memiliki beberapa hobi, diantaranya bermain drum, karena menurutnya menyatukan irama musik dengan drum adalah sesuatu hal yang menyenangkan dan membuat hati terasa gembira.
“Saya juga hobi modeling, karena menggunakan baju untuk di promosikan dan ditampilkan di depan banyak orang. Merupakan suatu kebanggaan tersendiri dalam hidup saya. Kemudian presenting, karena menyampaikan informasi yang jelas, akurat dan faktual kepada pemirsa yang ada di rumah dengan ekspresif dan kemampuan Public Speaking yang baik. Komunikasi adalah hal terpenting untuk menyampaikan informasi dengan benar,” ulas Dokter Gigi Muda di RSGM Nala Husada Surabaya.
Kedepannya Badi juga bercita-cita menjadi Dokter Gigi dan Entertainer. Menjadi Dokter adalah profesi yang mulia, untuk menyembuhkan suatu penyakit dan membantu antar sesama. Sementara Entertainer merupakan cita-citanya dari kecil, karena suka menghibur orang lain dan tampil di depan kamera.
“Tokoh Idola saya adalah Founding Father kita, Bapak Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia, Presiden pertama RI, Ir. H. Soekarno. Kepintaran, kecerdasan, kedisiplinan dan kebijaksanaan melalui langkah-langkah strategis untuk memerdekakan Indonesia. Menurut saya hal yang patut di contoh. Sebagai generasi muda sudah sepatutnya untuk mengingat jasa-jasa pahlawan dan memotivasi untuk melanjutkan estafet perjuangan pemuda-pemudi Indonesia,” papar pemilik moto hidup “Jadilah Orang Yang Berguna Bagi Orang Lain”.
Adapun sosok menginspirasinya adalah “Umi”, dimana sosok seorang Ibu yang selalu mendukung, mendoakan dan merestui segala aktifitasnya untuk menjadi manusia yang lebih baik dan berkualitas. Tanpa sosok seorang Ibu, menurut Badi, ia bukanlah siapa-siapa.
“Makna hidup bagi saya adalah tantangan. Bagaimana kita menantang diri kita sendiri untuk menjadi lebih baik. Tantangan untuk selalu meng”upgrade” diri, memperbaiki kualitas dan sikap. Serta berguna bagi orang lain. Kita tidak akan bisa menjadi apa-apa, kalau hanya berdiam diri dalam zona nyaman. Tetapi kita bisa menjadi luar biasa apabila kita berjuang dalam zona di luar kebiasaan kita,” jelas anak ke 2 dari 3 bersaudara ini.
Bagi Badi, hidup bukan untuk dikeluhkan. Karena Allah sudah memberikan jalan untuk manusia, bagaimana melanjutkan hidup dan menjadi manusia baik.
“Masalah bukan sebagai alasan untuk berputus asa, karena kita harus berfikir banyak saudara-saudara kita yang masih dalam kondisi kekurangan, serta berjuang untuk hidup,” ceritanya sambil menerawang pagi itu di salasatu sudut kota Surabaya. (Tiwi Kasavela)