JOGYAKARTA, BEREDUKASI.Com — Hidup pada akhirnya bukan hanya sekadar untuk dijalani, akan tetapi juga diisi dengan semangat, perjuangan dan usaha untuk mengejar segala hal yang diimpikan. Barangkali, itulah selalu yang menjadi pegangan, bagi pemuda tampan yang satu ini. Namanya Sulfambara Rahmat Arsyad atau yang akrab disapa “Bara”. Pemuda kelahiran Sleman, 9 September 1993 ini punya banyak cerita tentang bagaimana ia menjalani hidup.
Lalu siapa Bara sebenarnya?
Sore menjelang malam ketika Beredukasi.com berbincang-bincang dengan Bara. meskipun tengah sibuk dengan berbagai macam aktifitas, sebagai “News Presenter” dalam Program TVRI Yogyakarta, “announcer” dan VO tallent di Radio Balai Tekkomdik DIY, menjadi freelance MC dan juga mengelola usaha kuliner barsama keluarga di daerah Tajem, Sleman.
Bara sendiri selama ini juga aktif dalam ajang Dimas Diajeng. Bahkan ia sempat terpilih menjadi Putra Bantul 2013 (Dimas Bantul 1 2013 ), Dimas Jogja / Dimas DIY 2014 – 2016 ( Duta Wisata Indonesia 2017 4rd runner Up ), Brand Ambassador Beautysky 2016, Duta humas Polda DIY 2016, dan lain sebagainya. Tentu saja prestasinya yang membanggakan ini tidak lepas dari hal-hal yang melatarbelakanginya.
“Saya selalu bersemangat dan banyak terinsirasi untuk lebih baik karena ibu. Dulu saya hanya tinggal bertiga bersama beliau dan adik saya. Karena ayah saya meninggal disebabkan sakit saat usia saya menginjak 5 tahun.” Tutur Bara mengawali perbincangan
Bara juga bercerita bahwa ia terlahir dari Latar belakang keluarga ayahnya sebagai TNI. Oleh sebab itu dari kecil ia sudah dididik untuk displin dan cukup keras, agar ia bisa melanjutkan cita-cita ayahnya sebagai TNI. Namun rupanya “darah seni” dari ibunya lebih kuat, sehingga ia pada akhirnya terjun ke dunia komunikasi.
“Ibu saya itu perempuan yang tangguh, membersarkan saya sendirian. Apapun pekerjaan beliau jalani, bahkan dulu kami sempat berada pada titik nol, dan demi bertahan hidup beliau mencoba berjuang keras, mulai dari menjual baju keliling, bekerja di pabrik, menjual makanan sampai kini dapat membuka usaha makanan sendiri.” Ujar bara haru.
Oleh sebab itu, sejak SMA Bara sudah mulai melamar berbagai macam pekerjaan. Ia juga sempat menjadi penyiar radio. Disamping itu Bara pun giat belajar agar mendapatkan potongan bayaran sekolah jika ia bisa mendapatkan ranking atau beasiswa.
Bara mengungkapkan bahwa ketika ia lulus SMA, ia ingin berkuliah, namun pada saat itu ia tidak memiliki biaya. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk bekerja di lapak-lapak yang berada di jalan malioboro, ia sempat berjualan baju dan kaos di pinggir jalan selama kurang lebih 1,5 tahun. Dan terbiasa berangkat sekitar pukul 2 siang lalu pulang jam 12 malam. Dari uang yang Bara kumpulkan, akhirnya dia bisa masuk ke sebuah universitas.
“Awalnya agak berat, hingga kemudian diawal kuliah saya terpilih menjadi Putra Bantul 2013 dan Dimas Jogja 2014 sehingga saya mendapatkan beasiswa sewaktu kuliah,” ujar alumni AKRB Jogyakarta ini
Lantas apa cita-cita dan harapan Bara kedepan?
“Cita cita saya adalah ingin menjadi pengusaha sukses dibidang kuliner dan fashion.” Tuturnya bersemangat.
Bara menjelaskan bahwa menurutnya kuliner dan fashion adalah hal yang selalu dicari dan dibutuhkan. Ia juga berharap, kelak jika usahanya lebih besar ia ingin memperkerjakan banyak orang.
“Impian terbesar saya adalah dapat memiliki karyawan yang sangat banyak. Dan saya ingin memberdayakan mereka yang pengangguran atau juga berasal dari perekonomian kelas bawah. Dari dulu saya berangan-angan, betapa baiknya jika tidak ada orang yang miskin. Semuanya hidup sejahtera dan menikmati hal yang sama.” Tuturnya haru, sedikit menerawang.
Lelaki yang mengidolakan Bill Gates, Nelson mandela dan Abraham Lincoln ini juga berkata bahwa ia memiliki sebuah motto hidup yang selalu ia ingat yaitu “Sura diro jayaningrat , lebur dening pangastuti ” sebuah filosofis jawa yang artinya bahwa segala sifat keras hati, picik, angkara murka hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak lembut hati dan sabar.
“Hidup menurut saya adalah sementara , maka dari itu lakukan apa yang seharusnya kita lakukan dan jalani sesuai kehendak Tuhan. Intinya seringlah bersyukur dalam kehidupan ini. Tidak usah gelisah atau merasa selalu kurang. Yakin suatu saat nanti akan ada masa yang indah, sejalan dengan apa yang kita lakukan dengan kondisi dan keadaan kita.”
Terakhir Bara berharap bahwa ia bisa menjadi pribadi yang mengispirasi dan memberikan kontribusi positif untuk orang-orang yang berada di sekitartanya. Kedepannya, ia juga ingin selalu membahagiakan kedua orang tuanya. Dan disamping itu ia bisa memiliki bisnis yang mengangkat “local wisdom” DIY serta terkenal produknya hingga mancanegara. (Tiwi Kasavela)