Oleh : Windi (Advokat)
Bandung, BEREDUKASI.Com — KALI ini bubur ayam kunikmati bersama secangkir kopi. Bukan hal yang biasa memang karena bubur ayam yang satu ini bahkan bisa dinikmati tanpa mangkok. Bisa dinikmati kapan saja, dibawa kemana saja. Berteman kopi, teh, es cingcau atau apa saja yang kaumau. Di tengah sibuk dan waktu luangmu.
Bubur ayam ini kumpulan Cerpen Kyai Matdon Sastrawan dan wartawan yang namanya tak asing lagi di dunia sastra Indonesia. Bubur ayam sendiri adalah salah satu judul cerpen Kyai Matdon dalam bukunya ini. Berkisah tentang dua orang yang keukeuh dengan masing-masing selera dan pendapatnya hingga rela bertikai merusak diri sendiri dan hubungan persaudaraan. Sepertinya cocok dengan kondisi saat ini, satire yang sangat menyentuh.
Kumpulan Cerpen Kyai Matdon banyak mengangkat tema kehidupan masyarakat urban saat ini, dibumbui dialog dan ungkapan khas tanah Parahyangan yang menggelitik sekaligus membangkitkan rasa haru. Separuh cerpennya dalam buku ini seolah membaca potongan sketsa kehidupan yang keras, tak mudah dan lebih sering berakhir tragis. Tak dipungkiri hal-hal yang diungkapnya di buku ini memang terjadi di sekitar kita bahkan mungkin kita sendiri pernah mengalaminya. Ramuan tema dan dialog yang sarat makna. Nampak jelas latar belakang kewartawanannya menjadikan tema-tema cerpennya begitu natural.
Selamat Kang Kyai Matdon, kumpulan cerpennya keren-keren, salut! Banyak hikmah yang bisa dipetik didalamnya. Oiya, selain Bubur Ayam ada Gehu Pedas juga lho, yang bisa ikut dinikmati. Salam sastra.
8 Maret 2019,
suatu pagi di Cileunyi.
#sastraindonesia
#kumpulancerpen
#reviewbuku
Bagi yang ingin memiliki “Kumpulan Cerpen” ini, bisa langsung kontak ke Matdon: 0816903481. **