Banda Aceh, BEREDUKASI.Com — MASA muda adalah waktu yang paling efektif dalam mengukir prestasi dan belajar untuk menemukan berbagai wawasan dan pengalaman sebagai wahana eksplorasi.
Hal tersebut juga tak bisa lepas dari potret Clara Midyen atau yang akrab disapa Clara. Gadis kelahiran Banda Aceh, 31 Juli 1999 yang merupakan “Inong Intelegensia Kota Banda Aceh 2018”.
Clara juga ternyata pernah menjadi Juara 3 Pidato Bahasa Inggris Provinsi Aceh 2017, Juara 2 Nasional Duta Lingkungan Hidup 2016, Juara 1 Duta Lingkungan Provinsi Aceh 2016, Juara 1 Duta Lingkungan Kota Banda Aceh 2016, Juara 1 Storytelling Provinsi Aceh 2016, Juara 3 Monolog FLS2N Kota Banda Aceh 2016, Juara Harapan 1 Pidato Lingkungan Provinsi Aceh 2016, Juara 2 3×3 Basketball Fatihversary 2016, Juara 2 Storytelling Kota Banda Aceh 2014, Juara Harapan 1 Lomba Cipta, Karya 3R Provinsi Aceh 2014, Juara 1 Drumband Provinsi Aceh 2009, Juara 3 Gitapati Terbaik Provinsi Aceh 2010 dan masih banyak Prestasi lainnya.
Clara adalah putri dari pasangan Misdar Misbach S. Sos dan Dra. Yennidar ini. Selain sibuk kuliah, juga tengah fokus dengan komunitas anti narkoba yang sedang dijalaninya.
“Saya tengah mempersiapkan penyuluhan kepada adik adik SD, SMP dan SMA. Mengenai masalah- jenis jenis narkoba. Karena narkoba itu tidak mengenal batasan umur,” tuturnya semangat.
Clara juga mengaku bahwa ia hobi membaca karena dari kecil, sebelum TK orang tuanya sudah memperkenalkan hal ini kepadanya. Bahkan Papanya dulu, mengajarinya cara membaca lewat Komik Doraemon.
“Saya juga senang menulis di waktu senggang. Karena menulis sebuah cara dalam mengungkapkan perasaan yang sulit dijelaskan secara langsung. Saya juga menulis tentang hal yang dianggap biasa saja, tapi memiliki nilai sejarah. Kemudian saya ulas lewat akun Instagram saya,” tutur bungsu dari tiga bersaudara ini.
Pemilik motto hidup yang diambil dari Theodore Roosevelt “Yakinlah kau bisa dan kau sudah separuh jalan menuju ke sana” ini. Juga mengatakan bahwa dirinyanberharap di masa depan dapat melanjutkan studi di luar negeri. Sesusi dengan bidang yang diminatinya lewat beasiswa.
“Sementara untuk cita-cita, sejak SD saya ingin menjadi insinyur. Karena saya suka sekali dengan hal-hal yang berbau perkakas. Dulu saya sempat tertarik untuk menjadi Insinyur Sipil yang ahli dibidang Transportasi. Namun saat SMA sempat berubah-ubah dan saat ini, saya ingin menja Insinyur Pertambangan yang ahli dan berkualitas. Tetapi masalah Cinta Lingkungan tetap akan berjalan, tentunya tanpa merusak alam.
“Karena terkadang orang berpikir, bahwa pertambangan itu sangat merusak alam. Padahal jika dilakukan sesuai prosedur tentu tidak akan terjadi hal yang tidak diinginkan,” terang mahasiswi semester 2 jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Syiah Kuala, Aceh.
Adapun tokoh idolanya, Clara menyebutkan bawa ia mengagumi Umar Bin Khattab. Karena merupakan sosok yang pemberani, bijaksana, keras, disiplin dan perfeksionis. Namun memiliki hati yang begitu lembut. Dan dari sana Clara benar-benar menjadikannya, figur dalam kehidupan sehari-hari.
“Adapun orang yang selalu menginspirasi saya yaitu Mama dan Papa. Karena mereka membentuk sikap dan kepribadian saya sampai sekarang dengan kata kunci “Jangan Pernah Berpikir Sekalipun Untuk Menyerah dan Mundur.” Karena Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini kecuali dengan tekad untuk mewujudkannya. Mama yang mengajarkan saya untuk menjadi pribadi yang lemah lembut, namun harus tegas. Selalu berpikir kreatif namun realistis. Papa yang mengajarkan saya tentang keberanian, tegas, perfeksionis dan harus mau mencoba segala hal yang baru,” tandasnya optimis.
Bagi Clara, hidup ini sementara saja. Karena semua manusia akan menuju kematian. Cepat atau lambat itu pasti. Dengan berpikir tentang kematian sesering mungkin, Clara mencoba untuk menghindari tindakan yang buruk dan selalu termotivasi agar lebih baik.
“Juga berpikir bahwa di dunia ini sebentar, maka saya juga senang mencoba hal hal yang baru yang tidak pernah saya pikirkan sebelumnya. Tidak terjebak di zona nyaman. Keluar, melihat yang baru. Walaupun ada jatuh bangun, tentu hal itulah yang menjadi pengalaman untuk kehidupan nanti,” paparnya yakin.
Di akhir perbincangan, Clara menegaskan bahwa orangtua adalah sumber semangatnya. Karenanya mereka menjadi alasan Clara untuk memberikan yang terbaik. Apapun yang dilakukan. Membanggakan mereka dan membahagiakan mereka.
“Dan tentu saja orang-orang yang telah membantu saya, untuk bisa sampai disini. Mereka menjadi alasan, supaya saya tidak mengecewakan mereka,” pungkasnyanya sore itu. (Tiwi Kasavela)