BEKASI, BEREDUKASI.Com – Kaum millenial mempunyai peranan penting dalam industri 4.0. karena itu perlu diberikan pembekalan pendidikan formal, non-formal dan informal yang relevan. Karena mereka yang paling siap lah nantinya akan menghadapi tantangan lebih berat di masa depan. Tugas kita mempersiapkan mereka sebaik-baiknya.
Demikian diungkapkan wakil ketua Relawan Jokma Jabar, H Dadan Tri Yudianto, SH., kepada wartawan usai mengisi kegiatan Talk Show Ketenagakerjaan Menuju Industri 4.0 yang digelar Relawan Jokma (Jokowi Widodo-Ma uf Amin), di Srikandi Room, Restoran Margajaya, Jalan Kemakmuran No. 39, Kota Bekasi, Rabu (13/3/2019) malam.
Menurutnya, kaum milenial harus bisa mensikapi arus perubahan yang sudah di depan mata itu. Bahkan, kata Dadan, kaum milenial harus bisa menjadikannya peluang untuk bisnis atau memulai usaha (entrepreneur). Terlebih, era industri 4.0 peran teknologi semakin dominan.
Karena itu, kata dia, Pemerintah terus mendorong peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui sistem vokasi dengan melakukan kerjasama revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di era industri 4.0.
“Presiden Jokowi memberikan perhatian yang besar terhadap generasi muda untuk Revolusi 4.0 melalui pendidikan vokasi, politeknik, dan balai latihan kerja. Dukungan presiden untuk mendorong ekonomi tersebut melalui pemanfaatan teknologi di semua sektor. Contohnya di bidang pendidikan ada Ruangguru atau di bidang transportasi ada GoJek,” ujar Dadan.
Untuk itu, dirinya mengajak kaum muda Indonesia untuk menetapkan pilihan dalam pilpres nanti kepada pasangan 01 Jokowi-Ma’ruf.
“Atas kepedulian dan perhatian yang begitu besar dari presiden Joko Widodo dalam menyongsong Industri 4.0, saya mengajak kaum muda Indonesia untuk memilih pasangan 01 Jokowi-Ma’ruf,” tegasnya.
Selain Dadan Tri, hadir beberapa pembicara lainnya seperti, Rabin Hatari pakar ekonomi, Bimo Wijayanto pakar sosial budaya, dan tokoh Imam Maliki Ralibi pemuda Jawa Barat yang tinggal di Bekasi.
Imam Maliki Ralibi menyoroti pentingnya bidang pendidikan dalam menghadapi industri 4.0. “Saya konsennya tentang bagaimana menyiapkan SDM yang hari ini harus beradptasi dengan perubahan-perubahan,” kata Imam.
Setidaknya, kaat Imam, ada tiga hal yang tidak boleh hilang dalam pendidikan, yakni improvement (perubahan). “Pendidikan kalau tidak menghasilkan orang berubah ya masalah, dari yang tidak tau menjadi tau, dari yang gak bsia menadi bisa, gak faham jadi faham,” ujarnya.
Yang kedua, kata dia, Development (berkembang), “Konteks berkembang itu, pendidikan itu mencetak generasi bagaikan sebuah pohon, dari biji menjadi tunas, tunas menjadi batang, cabang, berdaun, berbunga, berbuah, buah matang jatuh busuk dan dari buah yang busuk tadi menjadi tunas, tunas terus tumbuh berkembang menjadi pohon begitu seterusnya,” ujarnya.
Yang hebat dari pak Karno kita ambil, yang hebat dari pak Habibie kita ambil, demikian juga dari Gusdur, Bu Mega, pak SBY dan hari ini pak Jokowi.
“Kalau suatu saat diantara kita ada yang jadi presiden, maka buatlah karya gemilang, terus wariskan kebaikan kepada generasi berikut. Jadi berkesinambungan yang baik dari generasi sebelumnya harus kita hargai dan kita gunakan,” tuturnya.
Yang ketiga adalah empowerment (pemberdayan). “Generasi 4.0 itu yang perlu disiapkan adalah SDM nya,” tutupnya.
Dalam mempersiapkan SDM ini, kata Imam, pemerintah sangat konsen mencetak generasi yang handal. Salah satu nya melalui program kartu pra kerja yang diluncurkan oleh Pa Jokowi. *