Binjai, BEREDUKASI.Com – BAGI Gadis cantik kelahiran Depok, 5 Juni 1998 yang bernama lengkap Cut Dara Yuninda, atau yang biasa dipanggil Dara.
“Hidup itu bagaikan Seni menggambar tanpa penghapus,” ujarnya membuka pembicaraan.
Kenapa demikian….?
“Karena kita dituntut untuk selalu menggambarkan kisah-kisah baru dalam hidup. Dan jangan pernah takut untuk salah, karena kita tidak punya penghapus. Justru gambar yang salah itu bisa diperbaiki, tanpa penghapus dan hasilnya bisa jadi lebih baik. Sehingga kesalahan dalam hidup harus diperbaiki, bukan dihapuskan. Kesalahan itu harus dijadikan sebagai cambuk untuk kita bisa bangkit,” paparnya.
Semangat itu juga yang membuatnya terus berkarya. Sehingga pada tahun 2017 ia dinobatkan menjadi “Dara Utama Binjai” dan di tahun yang sama tepatnya bulan September. Dara pun terpilih menjadi Pemuda Terbaik dalam Jambore Pemuda Indonesia Kota Binjai.
Selain itu beberapa Prestasi lainnya adalah saat ia menjadi Delegasi Indonesia untuk mengikuti “Delhi International Art Festival” di New Delhi, India. Juga menjadi Delegasi dari Indonesia untuk Festival Seni Pulara di Kuala Lumpur. Pada tahun 2014 terpilih menjadi salasatu Penari Terbaik yang terpilih untuk menjadi Penari dari Sumatera Utara dalam Festival Lagu Nusantara di TMII.
“Saya memiliki beberapa hobi yaitu membaca. Karena dari sana dunia bisa kita genggam. Saya juga senang menari, karena merupakan passion dan saya menikmati setiap tarian saat melakukannya. Serasa bebas berekspresi dan meluapkan segala hal lewat menari khususnya Tari Tradisional,” terang pemilik tinggi badan 160 Cm ini.
Penfavorit warna putih, merah maroon dan biru serta penyuka sambel goreng ati, brokoli goreng, pizza dan baso ini. Juga bercerita bahwa ia hobi melakukan travelling, karena ia sangat suka dengan hal-hal baru. Dan setiap kali ia menjelajah ia akan mendapatkan sesuatu hal baru.
“Untuk harapan saya ingin pengetahuan Budaya untuk anak-anak di Indonesia. Khususnya di Kota Binjai bisa lebih meningkat. Saya sangat miris dengan kondisi anak-anak muda yang krisis identitas. Identitas kita adalah pemuda-pemudi yang berbudaya luhur. Dan saya ingin mengajak anak muda untuk bisa menjaga Budaya yang kita miliki,” terangnya.
Dara juga memiliki cita-cita untuk mendirikan sebuah Galeri Seni, yang mana didalamnya ia mengajarkan anak-anak Indonesia tentang pendidikan Budaya dalam Seni.
“Berbekal dari “passion” yang diberikan Tuhan pada saya. Lewat Galeri Seni ini, saya harapkan bisa berkembang menjadi sebuah Yayasan yang bergerak dibidang Pendidikan Budaya. Saya juga ingin merangkul anak-anak yang memiliki keistimewaan khusus atau Difabel untuk mengenal dan mendalami kesenian yang kita miliki di Indonesia. Seperti Menari, Teater, Melukis dan Bermusik,” ungkap mahasiswa tingkat akhir di Politenik Negeri Medan Jurusan Akuntansi Perbankan.
Saat ini Dara juga selain sibuk kuliah, juga aktif dalam kegiatan sosial, karena ia tergabung dalam Komunitas Relawan yaitu “Turun Tangan Binjai”. Seperti menjadi Relawan Pengajar di salasatu sekolah yang ada di Binjai. Sehingga setiap minggunya ia hadir sebagai “volunteer” untuk mengajar kelas Seni Tari. Selain itu ia juga aktif dalam beberapa kegiatan yang berhubungan dengan Seni dan tergabung dalam sebuah Sanggar Tari. Kemudian ia juga aktif berhubungan dengan kepemerintahan, karena ia masih berperan sebagai “Dara Utama Binjai”.
“Adapun tokoh idola saya adalah Didik Nini Towok, seorang Seniman Indonesia yang sudah “Go International,” tandasnya.
Entah kenapa, hingga saat ini meskipun sudah terlihat tua, tapi ia tetap kagum ketika melihat Didik Nini Towok menari. Karena sangat profesional, ketika memerankan perannya sebagai tokoh yang dibawa dalam tarian tersebut.
“Jiwanya selalu dilibatkan, bukan hanya sekadar menari. Dan itu yang selalu membuat saya terpesona. Saya juga menyukai salasatu kutipan yang ia pernah sampaikan yaitu merasa bodoh itulah justru yang membuat saya terpandaikan,” ungkap Dara yang juga selalu terinspirasi dari kedua orangtuanya, khususnya Mama.
Makna hidup bagi Dara adalah menebarkan kebaikan, dimanapun dengan mengamati sekeliling dan berbagi tulus dengan sesama. Dan itulah yang ia sebut sebagai kebahagiaan hidup. Dan hidup akan sangat terasa, jika kita selalu bersyukur atas apa yang dimiliki. Dan ketika dapat mendatangkan manfaat bagi orang di sekeliling.
“Yang membuat saya selalu bersemangat dalam hidup ini, adalah keyakinannya terhadap kuasa Tuhan. Saya tidak akan pesimis dengan kerja Tuhan. Saya yakin sesulit apapun yang saya hadapi, itu adalah bonus untuk bisa naik level pada tingkat kehidupan selanjutnya. Hidup terus berlanjut dengan tingkat kesulitan yang terus meningkat, tapi jika kita pandai bersyukur. Maka semua itu akan dapat terlewati,” ungkap bungsu dari dua bersudara ini.
Tarakhir, Dara juga ingin berpesan kepada kaum muda untuk sadar budaya. Karena siapa lagi yang akan menjaga adat istiadat dan Budaya yang dimiliki jika bukan kita kaum muda. (Tiwi Kasavela)