EkonomiFeaturedInfokuPemerintahanRelationships

Dari Gang Tematik, Logam Mulia Hingga Bali

0

BANDUNG, BEREDUKASI.COM — PENGOLAHAN sampah bukan hanya sebatas membuang sampah pada tempatnya. Lebih dari itu, pengolahan sampah yang terintegrasi dengan Urban Farming. Telah mampu menciptakan keasrian dan keunikan tersendiri di RW.05 Dago, Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong, Kota Bandung.

Hal ini dijelaskan Ketua Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Dabaresih RW.05 Dago, Agus Sukaryat. Ia memaparkan, Pengolahan Sampah Organik di wilayahnya. Dilakukan setiap hari Sabtu pukul 08.00 WIB.

‘Kita jemput sampahnya dari rumah ke rumah. Setiap warga difasilitasi ember terpilah. Lalu kita jemput sampahnya dan dikumpulkan di satu titik sumber di Pos Dabaresih,’ ujar Agus.

Sampah Organik diolah dengan Bata Terawang, Drum Komposer, Loseda, dan Wadah Sisa Makanan (Wasima). Hasil olahannya menjadi Pupuk Padat, Eco Enzim, Mikro Organisme Lokal (MOL).

‘Hasilnya juga terintegrasi dengan Urban Farming. Ada Buruan Dabaresih juga. Kita libatkan warga untuk mengelolanya. Di sini kita buat penghijauan tematik tiap gang. Ada Gang Jahe, ada Gang Tanaman Hias. Media tanamnya dari Galon yang ada di Bank Sampah,’ paparnya

Selain Sampah Organik, warga juga membawa Sampah Anorganik untuk ditabung di Bank Sampah. Di sana, Agus dan Tim memilah ulang sampah-sampah yang masih bisa diolah.

‘Setelah dipilah, kami setorkan ke Bank Sampah Induk Kota Bandung. Sebulan dua kali Sampah Anorganik disetorkan ke Bank Sampah Induk. Kita juga menerima Sampah Minyak Jelantah,’ katanya

Sampah Anorganik yang tidak diterima Bank Bampah, diolah menjadi Kreasi Daur Ulang. Seperti saat acara 17 Agustus, warga membuat Kreasi Daur Ulang Sampah dalam bentuk Wcobricks.

‘Karena sampah Sachet itu belum bisa diterima atau ditampung Bank Sampah Induk. Sehingga kami olah saja jadi Kreasi Ecobricks. Bisa jadi Kursi dan Meja. Kami bikin Tikar juga,’ ungkapnya.

Bahkan, beberapa warga RW.05 sudah menukarkan sampah dengan logam mulia. Jika tabungan Nasabah sudah mencapai Rp.44.000,-. Bisa ditukarkan dengan Logam Mulia seberat 0,025 Gram.

‘Ada lima Nasabah yang sudah berhasil menukarkan tabungan sampahnya dengan Logam Mulia,’ tuturnya.

Ia beharap, semangat KSM Dabaresih bisa tetap konsisten. Dan berkelanjutan untuk terus mengedukasi, tentang pemilahan sampah dari sumber atau rumah tangga.

‘Kedepannya kita juga sudah ada rencana untuk bergabung dengan program Kementerian Lingkungan Hidup. Lalu menambah aksi Adaptasi Lingkungan selain Penghijauan. Seperti penampungan air hujan, penanganan air limbah dan penanganan banjir serta longsor,’ jelasnya.

Dalam waktu dekat ini, KSM Dabaresih juga akan kolaborasi dengan Get Plastic Learning Center. Salasatu Komunitas Non-Profit di Bali. Untuk memperluas jangkauan dan gerakan pengolahan sampah. (din).

admin

Lahan Kebun Binatang, Segera Diambil Alih Pemkot Bandung

Previous article

Wakil Ketua DPRD Kota Bandung Berharap, Mahasiswa Bisa Berpartisipasi Dan Berbagi Ilmu Pengetahuan

Next article

You may also like

More in Ekonomi